Thursday 27 September 2012

PROBLEMATIKA ALUMNI SMP DALAM MEMPELAJARI BAHASA ARAB DI KELAS X MAN SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS (Skripsi Ahmad Mukhlasin)

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii


1
7
8
9
9
11
18


20
20
21

 
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................
HALAMAN   NOTA PEMBIMBING ..................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................
HALAMAN MOTTO .............................................................................................
DAFTAR TABEL ...................................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah ……………………………………………..
B.     Rumusan Masalah  ……………………………………………………
C.    Definisi Oprasional  ……………………………………………..........
D.    Tujuan dan Manfaat Penelitian  ……………………………………..
E.     Tinjauan Pustaka  …………………………………………………….
F.     Metode Penelitian  ……………………………………………............
G.    Sistematika Pembahasan  …………………………………………….

BAB II PROBLEMATIKA BELAJAR BAHASA ARAB
A.    Belajar Bahasa Arab di Madrasah Aliyah .........................................
1.      Definisi Belajar Bahasa Arab.........................................................
2.      Tujuan Belajar Bahasa Arab. ........................................................
3.     
23
27

28
28
28
33
39




41
42
48
50
52




54

54
















 
Aspek Kemahiran Berbahasa Arab di Madrasah Aliyah. ..........
B.     Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah.......
1.      Bentuk-bentuk Kesulitan Belajar Bahasa Arab di Madrasah Aliyah. ..............................................................................................
2.      Faktor-faktor Kesulitan Belajar Bahasa Arab..............................
a.      Faktor Internal ..........................................................................
b.      Faktor Eksternal........................................................................
3.      Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Bahasa Arab......................

BAB III GAMBARAN UMUM MADRASAH ALIYAH NEGERI SUMPIUH.
A.    Letak Geografis MAN Sumpiuh…………………………………... 
B.     Kondisi Objektif MAN Sumpiuh………………………………......
C.    Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa MAN Sumpiuh...................
D.    Struktur Organisasi………………………………………………...
E.     Sarana dan Prasarana……………………………………………...

BAB IV GAMBARAN OBJEKTIF PROBLEMATIKA ALUMNI SMP DALAM MEMPELAJARI BAHASA ARAB DI KELAS X MAN SUMPIUH.
A.    Kegiatan Belajar Bahasa Arab.......................................................
1.      Kegiatan belajar Bahasa Arab siswa kelas X MAN Sumpiuh......................................................................................
2.     

54
55
56

56
57
58
59


74
75
76

 
Kurikulum dan Materi bahasa Arab Di Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh..........................................................................
3.      Metode pengajaran bahasa Arab.............................................
4.      Evaluasi………………………………………………………...
B.    Gambaran Objektif Problematika Alumni SMP dalam Mempelajari Bahasa Arab di Kelas X MAN Sumpiuh................
1.      Problem Dalam  kemahiran bahasa………………………….
2.      Faktor Internal...........................................................................
3.      Faktor Eksternal........................................................................

BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan………………………………………………………...
B.     Saran-saran………………………………………………………...
C.    Penutup ………………………………………………………........


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia dengan melalui proses pembelajaran baik di lembaga formal maupun non formal. Dengan bersendikan pandangan bahwa pendidikan pada dasarnya adalah pengalihan budaya (cultural transmission) dari satu angkatan ke angkatan yang lain dan pengembangan manusia (human development) maka selain memperhatikan manusia sebagai objek dan subjek, pendidikan juga perlu memperhatikan masukan-masukan eksternal (eksternal input) yang sangat luas cakupannya, antara lain yang selama ini disebut kebudayaan.[1]
Salah satu proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pembelajaran bahasa Arab. Di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam sangat lazim jika bahasa Arab lebih banyak dipelajari dan digunakan. Akan tetapi dalam buku bahasa Arab dan  metode pengajarannya dijelaskan bahwa: Bahasa Arab bukanlah bahasa khusus orang-orang Muslim dan agama Islam, melainkan juga bahasa kaum non-muslim dan agama bukan Islam.[2]
Tidak perlu penjelasan lagi bahwa Bahasa Arab mutlak diperlukan dalam mempelajari dan mendalami ilmu pengetahuan Agama Islam. Karena sebagaimana kita maklum, bahwa buku-buku pengetahuan agama Islam terutama yang lebih luas dan lengkap pada umumnya masih ditulis dalam bahasa Arab, Al-Qur’anul Karim dan Hadits Nabawi semuanya memekai bahasa Arab. Kitab-kitab para Ulama  Islam mengenai berbagai cabang ilmu pengetahuan Agama Islam masih banyak yang ditulis dalam bahasa tersebut.[3] 
Umat Islam dengan bahasa Arab seolah tidak bisa terlepas sebab Allah SWT menurunkan sumber hukum Islam atau Al-Qur’an dengan bahasa Arab sebagai mana dijelaskan dalam QS. Yusuf/12: 2
šcqè=É)÷ès? öNä3¯=yè©9  $wŠÎ/ttã$ºRºuäöè% çm»oYø9tRr&  $¯RÎ)
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”. (Qs 12 : 2).[4]

Hal tersebut lebih merupakan soal teknis penyampaian pesan dari pada soal nilai itu ditunjang oleh keterangan Al-Qur’an surat Fushshilat ayat 44 yang berbunyi :
öqs9ur çm»oYù=yèy_ $ºR#uäöè% $|ÏJygõƒr& (#qä9$s)©9 Ÿwöqs9 ôMn=Å_Áèù ÿ¼çmçG»tƒ#uä ( @ÏJygõƒ­#uä @Î1ttãur 3 ö@è% uqèd šúïÏ%©#Ï9 (#qãZtB#uä Wèd Öä!$xÿÏ©ur ( šúïÏ%©!$#ur Ÿw šcqãYÏB÷sムþÎû öNÎgÏR#sŒ#uä ֍ø%ur uqèdur óOÎgøŠn=tæ ¸Jtã 4 šÍ´¯»s9'ré& šc÷ryŠ$uZム`ÏB ¥b%s3¨B 7Ïèt/

“Dan sekiranya Al-Qur’an Kami jadikan sebagai bacaan dalam selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, “mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya ?” Apakah patut (Al-Qur’an) dalam bahasa selain bahasa Arab sedang (rasul), orang Arab ? Katakanlah, “Al-Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Al-Qur’an) itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh”. (Qs 41 : 44).[5]
Dengan demikian Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab karena Nabi Muhammad SAW adalah seorang Arab. Bahasa Arab juga sering disebut mempunyai kepustakaan besar dan juga bahasa Arab bersifat universal, bukan milik individu atau golongan budaya maupun agama melainkan milik umum yang berlaku disembarang waktu, tempat dan sah untuk sembarang kelompok manusia.
Dengan mengamati penjelasan di atas, mempelajari  bahasa Arab tidak terikat oleh waktu, tempat, dan sah untuk sembarang kelompok manusia. Kemudian sejak tahun 1973 bahasa Arab telah dijadikan bahasa resmi dalam lingkungan Perserikatan Bangsa-bangsa. [6]
Di Indonesia pengajaran bahasa Arab dilakukan di lembaga pendidikan formal seperti MI (Madrasah Ibtidaiyah), MTs (Madrasah Tsanawiyah), MA (Madrasah Aliyah), PTAI (Perguruan Tinggi Agama Islam) maupun lembaga pendidikan non-formal seperti pondok pesantren dan lembaga pengajaran bahasa asing.
Begitu juga pada Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh, pelajaran bahasa Arab diajarkan kepada seluruh siswanya sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan menggunakan pendekatan-pendekatan yang dapat mentransfer ke seluruh siswa. Mengingat MAN Sumpiuh adalah lembaga pendidikan formal setara dengan SMA maka alokasi waktu pembelajaran tidak seluruhnya mempelajari bahasa Arab atau teks pembelajaran yang menggunakan bahasa Arab hanya pada pelajaran bahasa Arab saja, berbeda dengan pondok pesantren yang awal mulanya didirikan sebagai tempat pendidikan dan pengkajian nilai-nilai Islam tidak heran jika sebagaian besar pelajaran menggunakan buku yang bertuliskan Arab setidaknya santri sudah akrab dengan bahasa tersebut.
Sama halnya anak didik pada MAN juga memiliki latar belakang yang berbeda-beda terutama pada pengenalan terhadap bahasa Arab. Hal ini sangat mempengaruhi proses kegiatan belajar bahasa Arab terutama bagi siswa yang baru sedikit mengenal tentang bahasa Arab berbeda dengan siswa alumni MTs (Madrasah Tsanawiyah) karena sebelum mereka masuk pada MAN sudah mengenal pelajaran bahasa Arab walau sedikit lebih mudah dibanding pada MAN.
Bagi siswa alumni SMP untuk mempelajari bahasa Arab belumlah tertinggal jauh dibanding dengan siswa lain yang alumni MTs sebab dalam buku Ilmu Nahwu dan Sharaf 2 (tata bahasa Arab) praktis dan aplikatif, Ah. Akrom Fahmi mengatakan bahwa ada empat aspek kemampuan menyangkut bahasa Arab, atau kemampuan berbahasa Arab, yaitu:
a.       Kemampuan membaca dengan benar dan memahami  dengan tepat kitab-kitab, terutama Al-Qur’an dan Hadits, dan buku-buku yang berbahasa Arab.
b.      Kemampuan menulis atau mengarang dengan bahasa Arab.
c.       Kemampuan berbicara dengan bahasa Arab.
d.      Kemampuan memahami pembicaraan orang lain yang berbicara dengan bahasa Arab. Mutlak diperlukan penguasaan ilmu Nahwu dan Sharaf. [7]
Hal itulah yang perlu dibangun, Belajar bahasa Arab sebaiknya tidak menjadikan tata bahasa Arab sebagai tujuan akhir pelajaran, tetapi menjadikannya suatu proses antara yang harus dilalui secara sistematis, efektif dan efisien. Pelajaran bahasa Arab adalah pelajaran baru bagi mereka alumni SMP yang duduk di kelas X MAN Sumpiuh berbeda dengan siswa lain yang sudah mengenal sejak masuk MTs dan tidak perlu adaptasi lagi dengan pelajaran tersebut.
Siswa  atau alumni SMP yang duduk pada Madrasah Aliyah tidak bisa beralasan sulit mempelajari bahasa Arab karena baru mengenal terhadap pelajaran tersebut dibanding dengan siswa lain yang sudah mengenal pelajaran bahasa Arab sejak MTs. Dalam buku metodologi pengajaran bahasa Arab tertulis bahwa:  Para ahli psikologi pembelajaran sepakat bahwa dalam proses belajar mengajar terdapat unsur-unsur (1) internal, yaitu bakat, minat, kemauan dan pengalaman terdahulu terhadap pembelajar; (2) eksternal, yaitu lingkungan, Guru, buku teks, dsb.[8]
Dalam kegiatan belajar, faktor lain yang dapat mempengaruhi kepahaman siswa dalam belajar bukan sekedar asal sekolah. Guru dalam kegiatan belajar siswa dalam kelas sangat berperan penting walaupun hanya sekedar mengenalkan isi dan pembahasan. Namun cara seperti ini dalam kegiatan belajar bahasa akan mengakibatkan kegagalan sebab tidak bisa teratasi secara tuntas. Dalam buku Analisis Pengajaran Bahasa dijelaskan bahwa : pengajaran bahasa (PB) yang berfokus pada kegiatan guru dalam mengajar telah lama dikritik banyak orang. Setiap ada kegagalan dalam belajar anak faktor penyebabnya selalu dicari pada guru dan pengatasannyapun selalu dilakukan dari sisi guru. Akibat cara berpikir seperti itu, kegagalan belajar bahasa anak selalu terjadi sepanjang zaman dan tidak pernah teratasi secara tuntas.[9]
Begitu juga faktor pembawaan dan lingkungan, kedua Faktor ini juga berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada buku “Psikologi Pendidikan” dijelaskan bahwa :  Setiap individu yang lahir kedunia dengan suatu hereditas tertentu. Ini berarti, bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan/pemindahan dari cairan-cairan “germinal”  dari pihak orang tuanya. Disamping itu, individu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya, baik lingkungan fisis, psikologis, maupun  lingkungan sosial. [10]
Dari uraian latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik untuk menelitinya yang berlokasi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sumpiuh dengan mengambil judul “Problematika Alumni SMP Dalam Mempelajari Bahasa Arab di Kelas X MAN Sumpiuh”.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut di atas, untuk membatasi pembahasan dan mempermudah penelitian, peneliti memberikan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana bentuk problem siswa alumni SMP dalam mempelajari Bahasa Arab pada kelas X MAN Sumpiuh?.
Dari rumusan masalah di atas, kemudian peneliti menjabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagaimana berikut:
1.      Bagaimana bentuk problem menyimak siswa alumni SMP dalam mempelajari bahasa arab pada kelas X MAN Sumpiuh?.
2.      Bagaimana bentuk problem berbicara siswa alumni SMP dalam mempelajari bahasa arab pada kelas X MAN Sumpiuh?.
3.      Bagaimana bentuk problem membaca siswa alumni SMP dalam mempelajari bahasa arab pada kelas X MAN Sumpiuh?.
4.      Bagaimana bentuk problem menulis siswa alumni SMP dalam mempelajari bahasa arab pada kelas X MAN Sumpiuh?.

C.    Definisi Oprasional
Untuk menghindari kesalah pahaman tentang judul ini, maka penulis akan uraikan terlebih dahulu penegasan-penegasan istilah yang ada dalam judul, sebagai  berikut:
            1.      Problematika
Problematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti hal yang menimbulkan masalah; hal yang belum dapat dipecahkan. Permasalahan.[11]
Sedangkan yang dimaksud oleh penulis adalah segala sesuatu yang masih menjadi permasalahan.
            2.      Alumni SMP.
Alumni adalah bekas pelajar suatu sekolah atau bekas pelajar, mahasiswa; lulusan suatu sekolah.[12]
SMP adalah Sekolah Menengah Pertama. Sekolah ini adalah sebagai salah satu jenjang sekolah sebelum masuk SMA atau Aliyah.
Sedangkan yang penulis maksud dalam pembahasan ini adalah lulusan SMP yang melanjutkan pendidikan pada MAN Sumpiuh.
            3.      Mempelajari bahasa Arab.
Mempelajari bahasa Arab adalah suatu proses kegiatan belajar seorang siswa yang terfokus pada bahasa Arab.
            4.      Kelas X  MAN Sumpiuh.
Kelas X  MAN Sumpiuh adalah salah satu kelas yang berada pada lembaga pendidikan tingkat menengah atas setingkat dengan SMA dan SMK yang bercirikan atau berlatar belakang agama Islam dan berada dibawah naungan Departemen Agama (Depag) yang letaknya berada di Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas.
                                    
D.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
            1.      Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui problematika alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di kelas X MAN Sumpiuh.
            2.      Manfaat Penelitian
a.       Untuk memberikan informasi tentang problematika alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di kelas X MAN Sumpiuh.
b.      Sebagai sumbang pemikiran dalam memecahkan problematika alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di kelas X MAN Sumpiuh.
c.       Menambah bahan Pustaka bagi STAIN Purwokerto berupa hasil penelitian dibidang pendidikan terutama dalam hal pembelajaran bahasa Arab bagi siswa.

E.     Tinjauan Pustaka
Problem alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab pada Madrasah Aliyah sangat berat jika dibanding dengan siswa alumni Madrasah Tsanawiyah sebab kontak terhadap bahasa Arab yang dialami siswa alumni SMP sangat minim meskipun proses pengajaran atau belajar bahasa Arab tidak hanya dapat ditemui dalam pendidikan formal saja.
Penelitian yang membahas tentang problematika pembelajaran bahasa Arab tampaknya bukan lagi penelitian baru. Sedikitnya penulis telah menemukan beberapa literatur yang terkait dengan hal itu, yang diantaranya adalah:
1.      Pengaruh Asal Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Bahasa Arab Pada Siswa Kelas I Catur Wulan 2 MTs Maarif Jatilawang Kabupaten Banyumas, Skripsi  yang ditulis oleh Ahmad Muttaqin seorang mahasiswa STAIN Purwokerto .
Dalam Sekripsi ini disimpulkan bahwa:
a.       Ada pengaruh asal sekolah yang signifikan terhadap prestasi,
b.      Faktor sekolah sangat berpengaruh
c.       Rendahnya minat belajar terhadap bahasa Arab.
2.      Pelaksanaan metode langsung dalam pembelajaran bahasa Arab di MI Darul Hikmah Bantarsoka Purwokerto, Skripsi  yang ditulis oleh Masngud  seorang mahasiswa STAIN Purwokerto. Dalam Skripsi tersebut disimpulkan bahwa “Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan bahasa Arab, guru belum dapat menghindari bahasa Indonesia dan kurangnya bimbingan guru dalam pembiasan bahasa Arab.
3.      Problematika Pembelajaran bahasa Arab kelas VIII MTs Negeri Wonosobo,  skripsi yang ditulis  oleh Anisatul Khasanah Mahasiswi STAIN Purwokerto disebutkan “dalam pembelajaran guru tidak menggunakan alat Bantu dalam proses belajar serta buku paket sekolah yang minim.
4.      Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, karya Azhar Arsyad.
Dalam buku ini disebutkan bahwa siswa-siswi SMP-SMA, Tsanawiyah-Aliyah kini gagal dalam studi bahasa aring; bahasa Arab dan bahasa Inggris karena
a.       Mereka tidak produktif.
b.      Sikapnya terlalu defensif.
c.       Tidak integratif.
d.      Tidak ada komunikasi humanistik antara orang-orang yang ada di dalam kelas
e.       Perhatian tidak terfokus, tidak terlibat secara utuh.
f.       “Menghafal” dianggap tidak relevan lagi dengan masa kini.

F.     Metode Penelitian
Dalam proses penelitian terdapat beberapa motode ilmiah yang digunakan oleh seorang peneliti. Diantaranya yang terkait dengan metode itu ialah :
            1.      Jenis penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (penelitian kancah), bukan penelitian literatur (literature research) dimana penulis langsung pada lokasinya yaitu MAN Sumpiuh.


            2.      Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan bertempat di MAN Sumpiuh, dengan pertimbangan bahwa MAN Sumpiuh
a.       Sebagai sekolah atau madrasah yang mengajarkan mata pelajaran bahasa Arab.
b.      Tidak ada jam pelajaran tambahan yang mendukung proses belajar bahasa Arab
c.       Jumlah siswa Alumni SMP lebih banyak dari pada Alumni MTs yang duduk di kelas X tahun ajaran 2009-2010 dengan jumlah 129 siswa alumni SMP dan 95 siswa Alumni MTs. [13]
            3.      Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk variable penelitian melekat dan yang dipermasalahkan.[14]
a.       Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.[15] Adapun populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)      Kepala Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh
Kepala Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh merupakan orang yang bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan belajar mengajar pada Madrasah tersebut. Dari subjek ini penulis bisa mendapatkan data tentang keberadaan sekolah dengan segala aktivitasnya termasuk dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa.
2)      Guru Mata Pelajaran Bahasa Arab.
Guru mata pelajaran bahasa Arab merupakan orang yang mengajarkan mata pelajaran bahasa Arab dengan berbagai metode yang diterapkannya. Guru mata pelajaran bahasa Arab dalam hal ini adalah Bapak Ahmad Ridho, S.Sos. M.Pd.I selaku guru bahasa Arab kelas X.
3)      Siswa (Alumni SMP yang berada  di Kelas X).
Alumni SMP yang berada  di kelas X MAN Sumpiuh dalam hal ini penulis tentukan sebagai subjek utama atau primer karena mereka akan dimintai berbagai tanggapan mengenai proses belajar mengajar bahasa Arab yang diterapkan di Madrasah.

Penelitian yang penulis lakukan ini bersifat penelitian populasi karena melibatkan seluruh objek penelitian, yaitu  seorang kepala Madrasah, seorang guru mata pelajaran bahasa Arab dan seluruh siswa kelas X MAN Sumpiuh yang memiliki latar belakang pendidikan dari SMP.
Populasi ini penulis ambil dari jumlah siswa alumni SMP sebanyak 129 siswa dengan tingkat kesalahan 1%, maka jumlah sampelnya sebanyak 109 siswa . Hal ini beracuan pada pendapat Sugiyono  sebagai berikut:
Penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%, 10%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah


λ² dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
P = Q = 0,5. d = 0,05. s = jumlah sampel.[16] 

            4.      Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.[17]  Pada penelitian yang berjudul “Problematika Alumni SMP Dalam Mempelajari Bahasa Arab Di Kelas X MAN Sumpiuh Kabupaten Banyumas” ini terdapat variabel penelitian yaitu: “Problematika Alumni SMP Dalam Mempelajari Bahasa Arab”.
            5.      Metode Pengumpulan Data.
Dalam penelitian kuantitatif, pengumpulan data didasarkan pada instrumen yang sudah ditetapkan sebelum penelitian, datanya berujud bilanggan, dan instrumen diberikan kepada sejumlah besar individu. Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian yang bersifat objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Maksud dari proses ini adalah untuk menegaskan keabsahan atau untuk menggeneralisasikan informasi dari subjek yang diteliti (sampel) kepada jumlah subjek yang lebih banyak (populasi).[18]
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini digunakan beberapa metode, antara lain:
a.       Metode Observasi
Metode observasi bisa diartikan cara penghimpunan data yang dilaksanakan dengan mengamati dan mencatat gejala-gejala baik langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan alat tertentu.[19]
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data objektif tentang problematika alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di kelas X MAN Sumpiuh.
b.      Metode Interview (wawancara)
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.[20]
Interview (wawancara) yaitu teknik atau cara pengumpulan data mengenai tanya jawab yang dilakukan secara lisan dari seorang responden, dengan cara bercakap-cakap dengan orang itu.[21]
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang problematika alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di kelas X MAN Sumpiuh. Selain itu metode ini juga  digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya MAN Sumpiuh, keadaan guru, karyawan dan siswa MAN Sumpiuh, serta mencari tahu tentang strategi pembelajaran yang digunakan, faktor-faktor pendukung dan penghambat pembelajaran.
c.       Metode Dokumentasi.
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memeriksa dokumen-dokumen yang ada yang mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian.[22]
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan administrasi MAN Sumpiuh seperti data tentang keadaan siswa, guru, karyawan MAN Sumpiuh, dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang bisa digunakan sebagai pelengkap untuk menganalisis hasil penelitian.
d.      Metode Angket
Metode Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.[23]  

            6.      Metode Analisis Data
Analisis Data adalah suatu usaha mengumpulkan dan mencatat data yang diperoleh dari hasil observasi deskriptif di lapangan, atau melalui wawancara dan dokumentasi.[24] Dalam hal ini ada dua cara:
a.       Analisa Kualitatif
Dalam mengolah data yang bukan berujud angka penulis menggunakan analisis kualitatif dengan menggunakan metode berfikir deduktif dan metode berfikir induktif. Metode deduktif Yaitu cara berpikir untuk mengambil kesimpulan dengan berangkat dari peristiwa umum menuju ke hal-hal yang bersifat khusus.[25]
Sedangkan metode induktif yaitu suatu proses berfikir untuk menemukan pengetahuan yang bersifat umum atau kesimpulan dengan berdasarkan atas pengetahuan yang bersifat khusus.[26]

b.      Analisis Kuantitatif.
Setelah data terkumpul semua, data yang bersifat angka (kuantitatif) dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan cara statistik yang bertingkat pekerjaannya mencakup cara-cara menghimpun, menyusun, mengolah, menyajikan dan menganalisa data angka agar mendapat gambaran yang teratur, ringkas dan jelas mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan sehingga dapat ditarik keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu..[27]   
 Sedangkan penulis gunakan secara statistik, dalam rangka untuk menganalisa data tentang problem alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di MAN Sumpiuh penulis menggunakan rumus:
.
Dimana: P = Prosentase
F = Frekwensi yang dicari prosentasinya,
N = Number of cases.

G.    Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan pada skripsi ini, dapat disebut sebagai permasalahan pertama yang harus dipecahkan dalam penelitian dari awal hingga akhir.
Sistematika pembahasan sebelum masuk pada bab pertama akan dilengkapi dengan bagian yang meliputi halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata, pengantar, daftar isi dan daftar tabel. Penulisan dalam skripsi ini merupakan rangkaian bab per bab yang secara runtut dengan pembahasan sebagai berikut:
BAB I       Pendahuluan terdiri atas: Latar belakang Masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II      Pada bab ini berisi tentang problematika siswa alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di kelas X MAN Sumpiuh yang meliputi dua sub bab 
BAB III    Berisi tentang Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sumpiuh terkait dengan letak geografis, sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, serta sarana dan prasarana.
BAB IV    Disajikan gambaran objektif problem tentang alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di kelas X MAN Sumpiuh baik pengaruh dari faktor internal maupun eksternal.
BAB V      Penutup. Dalam penutup skripsi ini meliputi: kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup, serta berisi tentang bagian akhir yaitu daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup.





BAB II
PROBLEMATIKA BELAJAR BAHASA ARAB

C.     Belajar Bahasa Arab di Madrasah Aliyah
           1.             Definisi Belajar Bahasa Arab.
Pada setiap kegiatan belajar tidak akan terlepas dari adanya proses pembelajaran. Pengertian belajar secara luas dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju keperkembangan pribadi seutuhnya. Sedangkan dalam artian sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.[28]
Dalam proses belajar terdapat ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Perubahan yang terjadi secara sadar.
b.      Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.
c.       Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
d.      Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
e.       Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
f.       Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.[29]

Jadi belajar Bahasa Arab adalah suatu usaha penguasaan materi ilmu bahasa Arab yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya sesuai dengan ciri-ciri belajar.
Bila ditelusuri secara mendalam pada proses belajar mengajar ini  merupakan inti dari pendidikan formal di sekolah di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran yang dikelompokan kedalam tiga kategori utama:
a.       Guru,
b.      Isi atau materi pelajaran,
c.       Siswa.[30]
Dalam proses pembelajaran ketiga komponen tersebut diatas bersifat fungsional dan saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Jadi yang dimaksud pembelajaran disini adalah suatu kegiatan belajar yang melibatkan berbagai ciri dan komponen pembelajaran guna terciptanya suasana dan aktifitas belajar bahasa Arab yang kondusif bagi para siswanya.

            2.      Tujuan Belajar Bahasa Arab.
Dalam belajar disamping memiliki ciri-ciri dan beberapa penyusunan yang terkait juga memiliki tujuan agar dapat tercapai tujuan belajar sesuai harapan dengan melalui proses yang melibatkan berbagai komponen-komponen dalam pembelajaran. Usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal inilah yang nantinya sangat berpengaruh pada hasil belajar.
Belajar secara luas dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju keperkembangan pribadi seutuhnya sedangkan dalam artian sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.[31] 
Tujuan belajar yang utama ialah bahwa apa yang dipelajari itu berguna dikemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah atau sebagai transfer belajar.[32]
Ada dua tujuan dalam pembelajaran bahasa arab yaitu tujuan jangka panjang (tujuan umum) dan tujuan jangka pendek (tujuan khusus). Secara umum, pembelajaran bahasa Arab khususnya di Indonesia adalah untuk memahami Al-Quran, Al-Hadits, kitab-kitab kuning yang ditulis oleh ulama klasik, disamping bertujuan agar para siswa dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab.[33]
Tujuan khusus merupakan tujuan yang ingin dicapai dari mata pelajaran saat itu. Tujuan khusus inilah yang dicantumkan dalam buku persiapan. Mempelajari bahasa Arab di Madrasah Aliyah kelas X memiliki tujuan yang sesuai dengan standar kopetensi yaitu: Menyimak, Berbicara, Membaca, Menulis.[34]
Apabila kita melihat tujuan umum dan khusus tersebut maka seorang siswa Madrasah Aliyah Negri Sumpiuh sangat diharapkan bisa dengan mahir menyimak, berbicara, membaca, menulis sesuatu dengan bahasa Arab guna mencapai tujuan pembelajaran bahasa Arab yang bukan hanya sekedar angan-angan.

3.      Aspek Kemahiran Berbahasa Arab di Madrasah Aliyah.
Seperti dalam belajar maupun pembelajaran bahasa arab pada umumnya, kegiatan belajar bahasa Arab di Madrasah Aliyah juga mencakup aspek-aspek yang harus di kuasai. Aspek tersebut bertujuan agar hasil belajar mencapai kemahiran dalam berbahasa.
Adapun aspek kemahiran tersebut mencakup empat macam yaitu:
a.       Menyimak
Menyimak dalam konteks ini adalah bukan hanya mendengarkan secara pasif, akan tetapi lebih produktif sehingga seorang yang sedang menyimak pembicaraan lawan harus mampu mengkorelasikan simbol dan argumentasi yang diekspresikan oleh si pembaca serta analisis kebenaran dan kevaliditasan argument yang dikemukakan.[35]
Menyimak dalam pembelajaran bahasa Arab di Aliyah khususnya Madrasah Aliyah Negri Sumpiuh masih terkait dalam kurikulum sebagai standar kompetensi bertujuan agar siswa memahami informasi lisan berbentuk paparan atau dialog tentang hobi dan pekerjaan.[36]
Pada kemahiran ini, tahap yang pertama bertujuan agar siswa dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa Arab secara tepat. Hal ini sangat penting sebab sistem bahasa Arab banyak berbeda dengan bahasa Indonesia maupun bahasa daerah yang digunakan oleh siswa.[37]
Interpensi menyimak disini adalah seorang siswa memusatkan pikirannya untuk memperhatikan lawan bicara dengan tendensi memahami isi kandungan pembicaraannya disamping mengadakan analisis dan bahkan bila perlu mengemukakan kritikan.
Disamping itu kemahiran menyimak dapat tercapai melalui nuansa latihan mendengarkan perbedaan-perbedaan unsur kata (fonem) dengan unsure kata lainnya berdasarkan makhraj huruf yang benar.
b.      Berbicara
Berbicara merupakan ekspresi lisan yang sangat erat sekali hubungannya dengan ekspresi menulis. Metode ini sangat menitik beratkan pada latihan-latihan lisan atau penuturan-penuturan dengan mulut untuk bisa lancar berbicara (fluently), keserasian dan spontanitas.
Pengajaran bahasa mula-mula harus melalui cara memperdengarkan bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk kata atau kalimat kemudian mengucapkannya sebelum pelajaran membaca dan menulis. Oleh karena itu pelajaran bahasa harus diisi dengan kegiatan berbahasa bukan kegiatan mempelajari kaidah-kaidah bahasa.[38]
Kemahiran berbicara ini dapat dicapai melalui nuansa latihan (praktik) dari apa yang didengar secara pasif  dalam latihan menyimak. Tanpa latihan latihan lisan secara intensif, maka sangat sulit bagi siswa untuk mencapai penguasaan bahasa arab secara sempurna.[39]
Jadi berbicara yang dimaksud dalam pembahasa ini adalah kegiatan belajar  bahasa Arab yang menitik beratkan pada kegiatan lisan dengan tujuan agar siswa lancar mengucapkan kata maupun kalimat bahasa Arab.
c.       Membaca
Metode membaca dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa pengajaran bahasa tidak bisa bersifat multi-tujuan, dan bahwa kemampuan membaca adalah tujuan yang paling realistis ditinjau dari kebutuhan pembelajaran bahasa asing.
Membaca merupakan suatu proses yang dilakuakn serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis.[40]
Tujuan membaca secara umum adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi memahami makna bacaan, yang tentunya ditinjau dari aspek tujuan membaca itu sendiri secara spesifik, lebih populer dinamakan tujuan khusus. Sebab ada tujuan membaca untuk merangkum, mendapatkan informasi, ujian, rileks serta membaca untuk ibadah.[41]
Aspek terpenting dalam kegiatan membaca yaitu:
1)      Ketrampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup: pengenalan bentuk huruf, pengenalan unsur linguistik, pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan bunyi.
2)      Ketrampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order).[42]  
d.      Menulis
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.[43]
Seperti halnya membaca, kemahiran menulis memiliki dua aspek, tetapi dalam hubungan yang berbeda. Pertama, kemahiran membentuk huruf dan menguasai ejaan; kedua kemahiran melahirkan perasaan dengan tulisan.
Menulis yang dilakukan atau diterapkan pada pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Negri Sumpiuh pada kelas X baru sekedar menyalin pada buku materi pelajaran dan imla’ dari guru belum sampai pada menulis yang bersifat mencurahkan gagasan atau pikiran untuk disampaikan kepada orang lain.[44]
Dari keempat aspek ini saling erat hubungannya sebagai proses yang mendasari dalam kemahiran bahasa secara umun sebagai alat komunikasi. Guru harus bisa mengarahkan secara runtut kepada anak didik mulai dari cara menyimak, berbicara, membaca hingga pada tingkatan menulis yang bersifat memunculkan gagasan atau pikiran.

D.    Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah.
Dalam setiap kegiatan belajar yang masih dianggap baru atau asing pastinya akan memunculkan sebuah problem bagi pelakunya karena belum bisa memahami apa yang disampaikan dari yang ia pelajari.
Demikian juga dalam mempelajari bahasa, siapapun yang belajar bahasa asing termasuk didalamnya bahasa Arab akan mengalami problematika yang tercermin dalam bentuk kesalahan-kesalahan, baik dalam sistem bunyi, penggunaan kosa kata atau setruktur kalimat.[45] 
Pengajaran bahasa Arab pada Madrasah Aliyah Negri Sumpiuh juga mengalami hal semacam itu yang tiada lain disebabkan bahasa tersebut bukanlah bahasa ibu. Selain itu faktor internal dan eksternal juga berpengaruh pada siswa itu sendiri.
            1.            Bentuk-bentuk Kesulitan Belajar Bahasa Arab di Madrasah Aliyah.
Sebagai mana dijelaskan pada pembahasan diatas, bentuk kesulitan belajar bahasa Arab pada Madrasah Aliyah secara umum sama dengan kesulitan belajar bahasa asing yang memang bukan bahasa ibu dan pada akhirnya dijadikan sebagai problem baik oleh guru maupun anak didik.
Problem yang dialami oleh salah satu dari keduanya ini mengakibatkan kurang lancarnya dalam proses pembelajaran. Guru selaku orang dewasa bagi anak didiknya, harus bisa mengolah materi sehingga bisa terkesan mudah dan tidak menjadi permasalahan besar bagi anak didik.
            2.            Faktor-faktor Kesulitan Belajar Bahasa Arab
Faktor yang menjadi problem dalam mempelajari bahasa terutama bahasa Arab dalam sekripsi ini secara garis besar dapat terlihat dalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun yang dimaksud adalah:

a.       Faktor Internal
Faktor internal merupakan motivasi idealis yang membantu seseoarang dalam belajar. Seseorang yang memiliki motif internal akan lebih kuat dalam proses belajarnya dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan di sekitarnya. Motif internal lahir dari perenungan tentang konsep diri (filosofis) yang mempertanyakan manfaat belajar itu sendiri.
Jadi, yang dimaksud faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa itu sendiri. Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian.[46]   
Faktor Internal yang terdapat pada siswa meliputi:    
1)      Bakat
Setiap Individu atau setiap anak memiliki bakat yang berbeda-beda. Bakat biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud. Bakat merupakan kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum (misalnya, bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus).[47]
Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik. Untuk  mendidik anak supaya tidak membebani anak tersebut, bakat sangat penting bahkan untuk menentukan dimana dia cocok untuk disekolahkan.
2)      Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang tanpa adanya batasan waktu.[48] 
Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.
Dalam hal ini siswa harus memiliki minat dalam belajar, sedangkan guru berperan untuk mengarahkan minat anak didiknya melalui metode yang dianggap cocok untuk siswa maupun metode yang sedang digemari siswanya sehingga tidak mudah menemui kejenuhan dalam belajar.
Minat yang tinggi untuk menimbulkan rasa ingin tahu terhadab bahasa Arab harus bisa diterapkan oleh anak didik itu sendiri supaya pemahaman terhadap materi yang akan atau sedang disampaikan mudah diterima.
Supaya minat dapat tercapai dengan hasil yang baik, maka harus didukung dengan tiga aspek yaitu:
a)      Aspek Kognitif
Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.
b)      Aspek Afektif
Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
c)      Aspek Psikomotor
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.[49]
3)      Kemauan
Faktor paling dasar untuk memperoleh dan berhasil terhadap segala sesuatu yang diinginkan oleh seseorang adalah kemauan. Keamauan ini muncul pada diri seseorang tanpa adanya paksaan dari luar diri seseorang.
Kemauan seorang anak didik dalam mempelajari bahasa Arab dapat merubah atau menentukan prestasinya. Intelektualitas tinggi tanpa didukung adanya kemauan tidak bisa mendapatkan hasil yang memuaskan, akan tetapi intelektualitas yang pas-pasan jika memiliki rasa kemauan cukup tinggi dapat menentukan hasil yang lebih.
4)      Pengalaman terdahulu terhadap pembelajar
Mengenai permasalahan pengalaman terdahulu seorang anak didik terhadap pembelajaran hanya pada lembaga formal saja akan tetapi pendidikan non-formal juga berpengaruh dalam membangun pengalaman anak didik.
Pada sekolah atau lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab, pendidikan formal dalam hal ini Madrasah sebelum anak didik mempelajari bahasa Arab pada sekolah / lembaga pendidikan yang sedang ia jalani, sudah pasti ada pengenalan terhadap bahasa Arab.
Sama halnya pada pendidikan non-formal seperti pesantren maupun tempat pendidikan lingkungan masyarakat seperti dalam pengajian (ngaji) pada masjid maupun mushola pastinya sudah dikenalkan walaupun sekedar pada tingkatan membaca, akan tetapi pengenalan semacam ini bisa menjadikan modal bagi anak didik dalam menempuh pendidikan yang sedang dialami.
Faktor internal dalam diri anak didik jika cocok dengan pendidikan yang sedang ia alami pada saat ini sangat perpengaruh positif dalam meraih prestasi belajar, sebab anak didik bisa dengan mudah beradaptasi melalui kepribadian yang ada dalam dirinya.
      
b.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah seluruh faktor yang mendukung proses belajar di luar motif idealis. Dalam faktor ini penulis akan membahas tiga macam yaitu:
                                  1).      Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan pendidikan sosial anak didik yang meliputi:
a)      Keluarga
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga biasanya terdiri dari suami, istri, dan juga anak-anak yang selalu menjaga rasa aman dan ketentraman ketika menghadapi segala suka duka hidup dalam eratnya arti ikatan luhur hidup bersama.[50]
Secara umum, bagi seorang anak didik, keluarga merupakan tempat awal dan paling utama guna mendapatkan pendidikan luar sekolah. Di dalam keluarga inilah seorang anak didik mulai mengenal hidupnya. Hal ini harus disadari dan diinsyafi oleh tiap-tiap keluarga, bahwa anak berada dalam keluararga dengan segala proses hingga dapat melepaskan diri dari ikatan keluarga.
Keluarga sebagai tempat pencetak pengalaman paling awal bagi anak maka keluarga jangan sampai meninggalkan dasar-dasar pendidikan yang baik, sebab kemajuan perkembangan anak didik lebih menguntungkan  bagi yang hidup dalam keluarga serta lingkungan yang baik.
Dalam pendidikan atau belajar bahasa Arab, keluarga di Indonesia yang pada umumnya beragama Islam tidak berkomunikasi menggunakan bahasa Arab. Dari sisi ini keluarga belum bisa efektif dalam memahami bahasa arab akan tetapi sudah bisa sedikit mengenalkan tentang bahasa Arab melalui bahasa ibadah yang yang diajarkan orang tua kepada anak.
b)      Masyarakat
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.[51]
Marsyarakat merupakan sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadar akan kesatuannya dan dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya.[52]
Dalam dunia pendidikan, masyarakat berperan membangun karakteristik seorang siswa atau mempengaruhi pendidikan dengan cita-citanya. Tugas masyarakat di dalam pendidikan ialah membiayai sekolah/pendidikan. Masyarakat memiliki tujuan tertentu: ialah agar anak didik yang muda- muda kelak dapat membantu kepada masyarakat dan mengabdi kepada negara.
Anak didik suatu Madrasah atau yang sedang mempelajari bahasa Arab sangat beruntung ketika hidup dalam lingkungan masyarakat yang peradaban islamnya tinggi, sebab sudah secara langsung ia belajar atau memiliki bekal ilmu dari lingkungan masyarakat. Bahasa Arab memang tidak dipakai sebagai bahasa komunikasi pada lingkungan tersebut akan tetapi ada pengenalan melalui bacaan do’a maupun pengajian yang isi bahasannya bersumber dari bahasa Arab.
c)      Sekolah
Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan, semakin maju suatu masyarakat, semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk kedalam proses pembangunan masyarakat itu.
Dalam runtutan pendidikan, sekolah sebagai tempat pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga selain itu juga anak didik perlu menganggap sekolah sebagai keluarga kedua. Maka sebagian dari kehidupan sekolah adalah ekstensi dari kehidupan keluarga, sehingga sekolah perlu mencerminkan hal tersebut pada masyarakat dengan harapan kehidupan keluarga bisa sejalan dengan masyarakat patembayan (gemeinschaft).[53]  

                                  2).      Guru
Guru sangat menentukan karakteristik siswa atau anak didik sekaligus sebagai seorang yang berjasa besar terhadap masyarakat dan negara. Secara garis besar, guru merupakan orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik.
Guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.[54]
Dilihat daru faktor eksternal siswa, secara langsung guru sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memahami suatu pembelajara. Maka dari itu guru harus betul-betul dapat memberi solusi  dalam belajar siswa. Profesi guru sangat memerlukan suatu keahlian khusus dan tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan.
Agar dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, guru perlu mengetahui beberapa prinsip mengajar yaitu:
-          Dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang disampaikan dan dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
-          Mampu membangkitkan minat peseta didik untuk aktif dalam berfikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
-          Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan memberikannya sesuai kemampuan peserta didik.
-          Guru mampu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah diketahui oleh peserta didik (kegiatan apersepsi).
-          Mampu menjelaskan unit pelajaran berulang-ulang sehingga tanggapan peserta didik semakin jelas.
-          Guru wajib memikirkan dan memperhatikan korelasi untuk kehidupan sehari-hari.
-          Guru harus tetap menjaga konsentrasi peserta didik dengan cara memberi kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengtamati atau meneliti dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatkannya.
-          Mampu mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun luar kelas.
-          Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.[55]  
Dalam kegiatan belajar, guru diharapkan peka terhadap situasi yang sedang dihadapi, baik dipengaruhi oleh faktor guru sendiri, siswa, kurikulum, maupun lingkungan. Sebelum masuk pada materi pelajaran guru harus menguasai bahan ajar yang akan disampaikan.
Bila guru sudah betul-betul menguasai dan mentest kebenaran pelajaran, dan sudah memlih bahan yang sesuai dengan tingkat kecerdasan murid, maka hendaklah guru menyusun dan membaginya (mengelompokannya) dengan pembagian yang seksama sesuai dengan tempatnya.[56]
                                  3).      Buku teks
Buku teks merupakan bahan/media cetak (printed materialis). Media cetak bagian dari faktor eksternal sebagai media pengajaran bukan hanya buku teks saja, bisa jadi terbitan berkala maupun lembaran lepas.
Buku dalam proses kegiatan belajar memang bukan faktor utama akan tetapi buku sangat mendukung lancarnya proses belajar baik bagi siswa maupun guru. Fungsi buku bagi siswa dalam pembelajaran hanya sebagai media untuk mempermudah tugas guru, bukan guru karena buku tida bisa berperan sebagai guru.
Seorang siswa supaya lebih mengenal terhadap materi yang baru dan lisan hendaklah datang dari guru, sedangkan buku teks untuk dijadikan pelengkap.[57]

            3.      Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Bahasa Arab
Pada beberapa pembahasan diatas, problem dalam pembelajaran bahasa Arab pastinya ada cara menangani atau solusi agar permasalahan anak didik segera bisa dipecahkan. Dalam pembahasan diatas faktor kesulitan belajar bahasa Arab secara garis besar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Untuk mengatasi kesulitan belajar bahasa arab pada faktor internal, dalam menentukan maupun menjalani kegiatan belajar, anak didik harus menyeimbangkan dengan potensi diri yang dimiliki dan bisa beradaptasi dengan pendidikan yang sedang dilakukan.
Sedangkan upaya untuk mengatasi kesulitan belajar bahasa Arab dari faktor eksternal, maka yang terlibat dalam faktor ini harus bisa menunjukan atau mendukung proses belajar anak didik dan anak didik pun dapat menerima sehingga ada timbal balik yang saling mengnuntungkan (mutualisme).


 BAB III
GAMBARAN UMUM MADRASAH ALIYAH NEGERI SUMPIUH

A.    Letak Geografis MAN Sumpiuh
Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh terletak di Kebokura, Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah. Nama Kebokura adalah nama sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Sumpiuh, yang berada di wilayah Kabupaten Banyumas Propinsi Jawa Tengah. Tepatnya beralamat di Jalan Lapangan Kebokura, Sumpiuh, Telp. (0282) 497611, Kabupaten Banyumas, kode pos 53195.
Secara geografi, letak Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh berada di wilayah yang setrategis, nyaman untuk belajar karena tidak berada pada pusat keramaian sekaligus mudah untuk bermasyarakat dengan warga sekitar. Hal ini dapat dilihat dari keadaan geografis Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh adalah sebagai berikut.
-   Sebelah barat berbatasan dengan jalan desa
-  Sebelah utara berbatasan dengan SDN 2-3 Kebokura dan tidak jauh dari    tempat tersebut adalah jalan propinsi.
-  Sebelah timur berbatasan dengan pemukiman warga
-  Sebelah selatan berbatasan dengan tanah dan rumah ibu Mughiroh (Kepala TU MAN Sumpiuh). 
Dilihat secara geografis, Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh mudah dijangkau, nyaman untuk belajar dan ada pengawasan dari masyarakat.
B.     Kondisi Objektif MAN Sumpiuh
1.      Sejarah Singkat.
Berdirinya Madrasah ini merupakan suatu rangkaian peristiwa masyarakat Sumpiuh, terutama masyarakat yang berkecimpung dalam Yayasan Pendidikan Ma’arif NU Sumpiuh pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pada tahun 1968 Yayasan Ma’arif NU sumpiuh dengan ketua KH. Munawar Soleh dengan anggota pengurus : KH Amanudin Aziz, KH. Ahyadi, dan lain-lain, mendirikan Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 tahun Sumpiuh dengan kepala madrasah  Muhamad Baedah, BSc, beliau menjabat kepala madrasah sampai tahun 1972, yang berlokasi didepan Masjid kauman Sumpiuh.
Selanjutnya pada tahun 1972 PGA 4 tahun berubah menjadi PGA 6 tahun, dengan kepala Sekolah Drs Romelan. Pada tahun 1980 PGA 6 tahun Ma’arif 6 tahun Sumpiuh berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Islamiyah Sumpiuh. Memasuki tahun ajaran baru 1982/1983, lokasi Madrasah Tsanawiyah pindah ke desa Kradenan Sumpiuh.
Pada tahun 1980 Madrasah Aliyah Islamiyah yang dipimpin Drs. Ramelan, mempunyai siswa sebanyak kurang lebih : kelas 1 = 30 anak, kelas 2 = 27 anak dan kelas 3 = 22 anak. Kemudian pada tahun 1982 pimpinan Madrasah Aliyah Islamiyah dijabat oleh Idrus, dengan jumlah siswa menurun, kurang lebih kelas 1 = 17 anak, kelas 2 = 19 anak, dan kelas 3 = 20 anak.
Pada awal tahun pelajaran 1982/1983 pengurus MA Islamiyah mengadakan rapat dengan pengurus NU dan Ma’arif NU yang  memutuskan bahwa Madrasah Aliyah Islamiyah diserahkan kepada pemerintah untuk dijadikan MAN dengan status “MAN Purwokerto Filial di Sumpiuh” dengan kepala R. Sugeng BA yang ditujuk oleh kepala MAN induk Drs. Maksum. Sedangkan kelas 2 dan kelas 3 Madrasah Aliyah Islamiyah yang berstatus swasta untuk menghabiskan kelas dengan kepala Drs. Saikun S.
Pada tahun 1985 kepala MAN induk di Purwokwerto diganti oleh  Sudiman Boedi R. BA, dan pada bulan Agustus 1985 kepala MAN Filial di Sumpiuh diganti oleh Drs. Saikun , yang masih berlokasi di kompleks Kauman Sumpiuh dengan ruang belajar tiga kelas dan siswa enam kelas, maka proses belajar mengajar pagi dan sore hari.
Pada awal tahun 1986 Drs. Saikun S. membeli tanah secara pribadi kemudian diserahkan (dibeli) oleh BP.3 MAN Filial Sumpiuh dengan dibayar secara berangsur sesuai dengan kemampuan madrasah. Tanah tersebut berlokasi di Kelurahan Kebokura sebelah selatan lapangan (lokasi sekarang) dengan luas 2.800 meter persegi dengan harga Rp. 8.000.000,-.
Pada awal tahun 1987 mulai dibangun sebanyak empat lokal dengan biaya dari BP3 dan pinjaman kepala madrasah secara pribadi dengan biaya Rp. 15.000.000,-. Maka pada akhir tahun 1987 gedung tersebut mulai ditempati sebagai ruang belajar, sehingga empat kelas berada di Kelurahan Kebokura dan dua kelas di lokasi komplek Masjid Kauman milik pengurus.
Pada akhir tahun 1987 membangun tiga lokal lagi dengan biaya dari pinjaman sebagian guru, kepala madrasah dan BP3 dengan biaya Rp. 12.500.000,-. Pada awal tahun 1988 semua siswa MAN Purwokerto Filial di Sumpiuh sudah dapat pindah semua ke lokasi wilayah Kelurahan Kebokura Sumpiuh sampai sekarang, dengan SK Dirjen Binbaga Islam Nomor: Kep/E/PP.03.02/336/1984, tanggal 23 Oktober 1984.
Pada tahun 1994 MAN Purwokerto Filial di Sumpiuh dinegerikan penuh (mandiri/tidal filial lagi). Tepatnya tanggal 3 Januari 1994, bertepatan dengan Hari Amal Bakti Departemen Agama (Depag) dan diresmikan tanggal 19 Januari 1994 oleh Kakanwil Depag Pripinsi Jawa Tengah Drs. Ali Muachor dan Bupati Kabupaten Banyumas Djoko Sudantoko, dengan KMA Nomor 224 tahun 1993, tertanggal 25 Oktober 1993. Ketika itu jumlah guru 21 orang, terdiri dari guru tetap 12 orang dan guru tidak tetap 9 orang, sedangkan karyawan 5 orang, terdiri dari karyawan tetap 3 orang dan karyawan tidak tetap 2 orang.
Pada tahun 1996 membuat dua unit gedung, satu gedung terdiri dari tiga ruangan untuk kelas dan satu gedung lagi terdiri dari satu ruangan kantor untuk ruang kepala dan ruang tata usaha, dari dana proyek pemerintah. Kemudian tahun 1998 dibangun satu ruang kelas digunakan untuk ruang guru, biaya dari anggaran pemerintah (ASFI). Berikutnya tahun 1999 dibangun lagi satu gedung terdiri dari dua ruang kelas dari anggaran pemerintah (ASFI tahap kedua) dan kekurangannya sumbangan dari BP3.
Pada tahun 2001 pihak madrasah membeli tanah sebagai perluasan perkembangan seluas 390 meter persegi, yang langsung dialokasikan untuk bangunan satu unit gedung yang terdiri dari empat ruang belajar, dengan dana dari anggaran pemerintah (proyek). Tahun 2002 dibangun lagi satu ruang laboratorium yang digandeng dengan ruang guru yang dibangun tahun 1998, sehingga menjadi satu unit gedung yang biayanya berasal dari anggaran pemerintah (ASFI).
Pada tahun 2008 (ketika penelitian ini dilakukan) sedang dibangun pagar batas keliling dan pintu gerbang yang menghadap kearah Barat dan juga sarana olah raga berupa lapangan basket/bulu tangkis/volley ball di depan masjid Madrasah.
Ketika Madrasah ini masih berstatus Filial dari tahun 1985 sampai mandiri (penegerian penuh) tahun 1994, kepala madrasah dijabat Drs. Saikun S. dan pensiun tanggal 31 Oktober 2004, MAN Sumpiuh selanjutnya dipimpin oleh Pelaksana Tugas Kepala Drs. H. Daliman, M.Pd, yang merupakan Kepala MAN Purwokerto 1 sampai tanggal 30 Juni 2005. sejak tanggal 1 Juli Sampai September 2007 Kepala MAN Sumpiuh dijabat oleh Drs Mohamad Alwi, M.PdI, yang dilantik sebagai kepala MAN Sumpiuh pada tanggal 27 Mei 2005 kemudian digantikan oleh Drs. H. Mahmurroji, M.Pd. yang dilantik pada tanggal 19 September 2007 dan mulai tanggal 25 januari 2010 dijabat oleh Drs.Muslimin Winoto, M.PdI.[58]
Saat ini MAN Sumpiuh mempunyai 15 Ruang kelas yang terdiri dari kelas X berjumlah 6 Ruang, kelas XI ada 5 ruang yaitu Program IPA berjumlah 2 kelas, Program IPS berjumlah 3 ruang. Sedangkan untuk kelas XII ada 4 ruang kelas, yaitu kelas IPA berjumlah 1 ruang dan Program IPS 3 ruang. Sedang kan pembangunan yang masih dalam tahap penyelesaian yaitu 1 aula untuk keperluan pertemuan dan organisasi dan 2 ruang kelas.[59]
Dalam perkembangannya MAN Sumpiuh tersebut mengalami proses yang sangat panjang, yang tidak jauh berbeda dengan madrasah-madrasah yang lain. Perkembangan MAN Sumpiuh termasuk lancar terus mengalami kemajuan meskipun perlahan-lahan terutama dalam bidang sarana pendidikan.[60] 
2.      Profil MAN Sumpiuh
a.       Nama Lembaga
Madrasan Aliyah Negeri (MAN) Sumpiuh adalah lembaga pendidikan milik pemerintah di bawah naungan Kementrian Agama Republik Indonesia.


b.      Alamat
Alamat MAN Sumpiuh adalah Jl. Lapangan Kebokura Sumpiuh, Telp. (0282) 497611, Kabupaten Banyumas
c.       Visi Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh :
Terbentuknya insan beriman dan bertakwa yang mengamalkan ilmunya untuk kesejahteraan umat.
d.      Misi Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh
1.      Menciptakan insan yang berilmu dan berwawasan melalui pembelajaran yang efektif.
2.      Menciptakan lingkungan madrasah yang relegius
3.      Menciptakan kepribadian siswa yang mandiri dan bertanggungjawab.
e.       Tujuan Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh
1.      Mempersiapkan siswa yang taat dan berdisiplin dalam menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari
2.      Mempersiapkan siswa untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
3.      Mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan ke perguruan tinggi
4.      Mempersiapkan siswa agar mampu memilih karir yang tepat dan mampu berkompetisi dalam era globalisasi.


C.    Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa MAN Sumpiuh
Keadaan guru dan karyawan MAN Sumpiuh tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 50 orang dengan rincian guru PNS sejumlah 32, guru tidak tetap (GTT) 6 orang. Sedangkan karyawan sejumlah 12 orang dengan rincian karyawan berstatus sebagai PNS dan 5 pegawai tidak tetap (PTT) masing masing sebagai pegawai tata usaha, perpustakaan dan penjaga. Dari 50 guru tersebut, ada 3 orang guru yang mengajar Bahasa Arab.[61]
Dari keterangan diatas, dapatlah  diketahui bahwa MAN Sumpiuh bila tinjauan dari Akademis sudah memenuhi persyaratan sebagai institusi pendidikan, demikian juga dari segi pelayanan birokrasi karena didukung oleh sejumlah pegawai/karyawan yang mempunyai dedikasi dan loyalitas yang tinggi. Kualitas guru demikian juga, saat ini ada 10 guru yang sudah menyelesaikan Program Pasca Sarjana.
Tetapi ada juga guru yang belum berkualifikasi Sarjana, padahal di dalam Undang-undang guru dan Dosen  No 14 tahun 2005, seorang guru minimal harus lulus sarjana. Oleh karena itu agar memenuhi standar, 2 orang guru oleh kepala madrasah diperintahkan untuk melanjutkan studinya lebih lanjut. Saat ini guru tersebut melanjutkan di STAINU Kebumen dan UMP Purwokerto.
Ditinjau dari jumlah siswa, MAN Sumpiuh tahun pelajaran 2009/2010  memiliki jumlah keseluruhan siswa 390 yang terdiri dari kelas X = 197 siswa, kelas XI = 168 siswa, kelas XII = 113 siswa, total keseluruhan siswa MAN sumpiuh 478 dengan jumlah laki = 75 dan perempuan = 403. Selanjutnya untuk lebih rinci dapat dikelompokkan berdasarkan rombongan belajar dan jenis kelamin sebagaimana  dalam tabel berikut:
Tabel 1
Daftar Rombongan Belajar MAN Sumpiuh Tahun Pelajaran 2009/2010
No
Kelas
L
P
Jumlah
1
X – 1
10
22
32
2
X – 2
0
32
32
3
X – 3
0
34
34
4
X – 4
0
32
32
5
X – 5
9
24
33
6
X – 6
0
34
34
Jumlah
19
178
197
7
XI – IPA.1
2
26
28
8
XI – IPA.2
5
25
30
9
XI – IPS.1
6
31
37
10
XI – IPS.2
6
31
37
11
XI – IPS.3
6
36
37
Jumlah
25
143
168
12
XII – IPA
1
29
30
13
XII – IPS .1
13
15
28
14
XII – IPS. 2
10
18
28
15
XII – IPS. 3
7
20
27
Jumlah
31
82
113
Jumlah Keseluruhan
75
403
478
(Sumber, data dokumentasi MAN Sumpiuh)
Akan tetapi dalam penelitian yang kami lakukan hanya pada kelas X Madrasah Aliyah negeri Sumpiuh Khusunya yang alumni non MTs  dengan jumlah 129 anak.
Proses seleksi siswa baru MAN Sumpiuh selama ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan jumlah tingkat kebutuhan atau daya tampung siswa. Artinya jika pendaftar telah melebihi kapasitas, maka dilaksanakan seleksi kualitas, yaitu dengan menyeleksi nilai rata-rata ujian akhir Nasional, selain itu juga memperhatikan moral atau budi pekerti melalui tes wawancara. Informasi dari masyarakat juga menjadi pertimbangan, bahkan terus menerus secara berkelanjutan sampai siswa tersebut sudah duduk di bangku madrasah. Artinya apabila ada siswa yang mempunyai moral tingkah laku yang tidak baik setelah diadakan bimbingan secara periodik oleh guru BP, tidak dapat diperbaiki dan tetap melanggar peraturan dan tata tertib madrasah, maka siswa tersebut dikeluarkan, baik dengan cara terhormat maupun dengan cara tidak hormat sesuai dengan tingkat pelanggarannya.[62]

D.    Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh yaitu seperti tergambar pada bagan pada halaman Lampiran tentang gambar bagan struktur organisasi MAN Sumpiuh.



Table 2

STRUKTUR ORGANISASI MAN SUMPIUH
                        KAMAD : Drs.Muslimin Winoto, M.PdI


Komite
KH. Abu Wijaya, H. Solichuddin Z., Sumarno                     

Ka. Tata Usaha

Hj Mughiroh, S.Pd

Staf TU

Taufik S,Pd
Patiman

 Darum
Tri Astuti, S.Pd     

Sutrisno
Sidik W.

Sarno
Muji Eri S.

Dwi Yuliani
Siti Hajar

Agus Uswanto

Waka

Ur. Kurikulum
Amin Yuhdi, S.Pd, M.PdI

Ur. Kesiswaan
M. Siswanto, S.Ag, M. Pdi    

Ur. Sar.pras    
Sariman, S.Pd.I

Ur. Humas
Sodikun, S.Ag, M.Pd.I







Dewan Guru

 
 



Slamet, S.Ag
Ambyah, S.Pd
Drs. Sarijo
Drs. Sumarno
Sariman, BA
Slamet riyadi, S.Ag
Surasno, S.Ag,S.Pd
Lasmono P,
Erry Rosilowati, S.Pd
Dra. Anung Mumpuni
Siti Amaroh Jamhari, S.Pd
Sodikun, S.Ag,  M.Pd.I
Asih Suyatni, S.Pd
Ah. Suyuti Latif, S.Pd
Muh. Siswanto, S.Ag, M.Pdi
Amin Yuhdi, S.Pd, M.Pdi
Ahmad Ridlo, SS
Sunar Purwoko, S.Pd
Khasan rosyidi, S.Pd
M. Asror Sa'bani, S.Pd
Sujarwo Eko Wibowo, S.Pd
Sulis Marsudi, S.Pd
Masruri Budi Subhan, S.Ag
Ari Widiyanto, S.Pd
Asmiyah, S.Pd
Sri Budiman, S.Pd
Bambang Agus Iriyanto, Sm.Kar
Eni Sugiyarti, S.Pd
Galih Ika Apriliana, S.Pd
Arika Noviantiwi, S.Pd
Dewi Wigunani S.Pd
Anton Sugeng Prayitno





(Sumber, data dokumentasi MAN Sumpiuh)

E.     Sarana dan Prasarana
Sarana       dan prasarana dimaksudkan di sini adalah semua jenis sarana prasarana pendidikan yang dimiliki oleh MAN Sumpiuh yang digunakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kualitas proses pendidikan.
Adapun sarana fisiknya yang berupa  bangunan ada 9 unit gedung yang terdiri dari 12 ruang teori/kelas, serta masing-masing 1 ruang, kepala madrasah,  ruang Tata Usaha, ruang  waka, ruang guru, ruang laboratorium IPA, ruang laboratorium Komputer, perpustakaan, dan masjid yang dilengkapi 7 ruang sanitasi (kamar mandi dan WC baik untuk guru/karyawan dan siswa). Ada juga ruang musik, ruang ketrampilan, ruang kantor OSIS, Pramuka, PMR/UKS. Luas masing–masing tanah MAN Sumpiuh adalah ; luas  tanah seluruh 7.257,8 m2, luas tanah bangunan seluruhnya 1.997 m2, luas halaman 4.451,8 m2, kebun madrasah 809 m2. Semuanya milik Negara dan sudah bersertifikat dari Badan Pertanahan Nasional.
Selanjutnya sarana fisik meubelernya terdiri dari 50 setel meja kursi guru karyawan, 12 setel meja kursi guru di kelas, 840 setel kursi siswa, dan meja 420 meja, 3 unit meja kursi tamu, 17 papan tulis ( 15 di kelas dan 2 di laboratorium IPA/Komputer) dan 12 papan absensi siswa, papan data monografi dan grafik, serta 25 buah almari dan  10 buah rak buku.
Adapun sarana fisik lainya yang menunjang pendidikan adalah 20 komputer untuk laboratorium, 4 untuk guru/karyawan, 1 laptop dan  LCD,1 proyektor film, 2 buah sepeda motor infentaris, 2 buah televisi, sound system, seperangkat alat musik qosidah, band, dangdut dan karawitan, sarana praktek menjahit 20 buah, ada juga peralatan Olah raga, Pramuka, PMR/UKS dan alat peraga serta pendukung praktek laboratorium IPA/IPS.
Dilihat dari sarana fisik yang dimiliki MAN Sumpiuh sebenarnya sudah cukup memadai. Hanya beberapa kekurangan yang belum dimiliki adalah auditorium yang representatif, gedung olah raga in door. Adapun lapangan basket/bulu tangkis/bola voley sampai saat ini pembangunannya belum selesai. Sarana lain ruang audio visual, praktek kerja automotif, pertukangan juga belum dimiliki. Semua ini diperlukan untuk menambah ketrampilan siswa dalam rangka meningkatkan daya saing madrasah.
Ruang perpustakaan yang memadai dengan koleksi buku yang cukup banyak  sekitar 8500 buku dapat juga mendukung proses kegiatan Pendidikan, namun koleksi buku-buku agama kurang mencukupi hanya memiliki kurang lebih 75  judul buku, yang berjumlah 450 eksemplar. Kitab-kitab kuning juga belum memadai padahal sangat berguna bagi kajian ilmu agama secara mendalam sedangkan kamus bahasa arab hanya 1 judul dengan jumlah 7 eksemplar. Rata-rata peminjam setiap harinya 50 siswa. Sistem peminjaman yang diterapkan oleh perpustakaan adalah Claus  System dan Open System.[63]







BAB IV
Gambaran Objektif Problematika Alumni SMP
dalam Mempelajari Bahasa Arab di Kelas X MAN Sumpiuh.

C.    Kegiatan Belajar Bahasa Arab.
1.      Kegiatan belajar Bahasa Arab siswa kelas X MAN Sumpiuh
Dalam kegiatan belajar bahasa Arab siswa Kelas X MAN Sumpiuh semuanya menggunakan kurikulum yang diterapkan pada MAN Sumpiuh. Bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa berupa bahan pelajaran yang bersifat fakta, prinsip, konsep ataupun ketrampilan sesuai tuntutan bidang setudi yang diajarkan.
Materi yang disampaikan pada kelas X tidak dibedakan dengan kelas X yang lain baik guru maupun kurikulumnya, akan tetapi  kelompok belajar (kelas) dibedakan antara alumni MTs dan SMP dengan artian tidak dicampur.

2.      Kurikulum dan Materi bahasa Arab Di Madrasah Aliyah Negri Sumpiuh
a.       Kurikulum Bahasa Arab Di Madrasah Aliyah Negri Sumpiuh
Kurikulum yang digunakan di Madrasah Aliyah Negri Sumpiuh mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sesuai surat edaran Ditjen Pendidikan Islam No: DJ.II/PP.00/ED/681/2006 tentang pelaksanaan Kurikulum 2006 yaitu KTSP.
Kurikulum ini dimaksudkan agar pengembangannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi MAN Sumpiuh serta aspirasi dari masyarakat melalui Komite Madrasah, sehingga diharapkan dapat menjadi madrasah yang efektif dengan menghasilkan tamatan yang dapat diandalkan yaitu pencapaian nilai yang lebih tinggi dan mantap dibandingkan dengan Madrasah lain.[64]
b.      Materi Bahasa Arab Di Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh
Selain kurikulum, materi juga sangat penting dalam suatu proses belajar maupun mengajar. Dengan materi maka apa yang dipelajari maupun diajarkan mudah dilakukan. Adapun materi pelajaran bahasa arab di MAN Sumpiuh yang diajarkan meliputi :
1)      Unsur Bahasa
-       Bentuk kata
-       Struktur kalimat
-       Mufrodat
2)      Kemahiran berbahasa
-       Menyimak
-       Berbicara
-       Membaca
-       Menulis/mengarang.[65]

  1. Metode Pengajaran Bahasa Arab
Untuk memperlancar proses belajar, dalam mempelajari apapun perlu diterapkannya metode. Begitu pula dalam kegiatan belajar bahasa Arab. Tanpa adanya metode maka materi yang dipelajari akan sulit untuk bisa diterima.
Dalam kegiatan belajar bahasa Arab di Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh metode yang sering digunakan adalah demonstrasi, ceramah, tanya jawab. Akan tetapi metode diskusi dan metode focus on the learner (metode yang memfokuskan siswa untuk belajar sendiri guru hanya sebagai pendamping) lebih cepat ditangkap oleh siswa.

  1. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.[66]  Begitu pula yang diterapkan di Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar anak didik. 
Evaluasi pelajaran bahasa Arab yang diterapkan di Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh dengan menggunakan Tes lisan maupun Tes tertulis sesuai dengan kebutuhan penilaian.[67] 

D.    Gambaran Objektif Problematika Alumni SMP dalam Mempelajari Bahasa Arab di Kelas X MAN Sumpiuh.
Pada penelitian yang penulis lakukan dan berdasarkan data dari hasil angket, diperoleh penjelasan bahwa siswa alumni SMP yang belajar bahasa Arab banyak mengalami problem baik dari faktor internal maupun eksternal.
Problem dalam sekripsi ini, menyangkut masalah kemahiran bahasa yang terdiri dari :
-          Kemahiran Menyimak
-          Kemahiran Berbicara
-          Kemahiran Membaca
-          Kemahiran Menulis
Dari keempat hal tersebut penulis analisa dengan menggunakan analisa statistik, yaitu: .
Dimana: P = Prosentase
F = Frekwensi yang dicari prosentasinya,
N = Number of cases.
Sedangkan tekhnik analisa yang penulis pakai dengan menggunakan tabel kerja.
1.      Problem Dalam  kemahiran bahasa
Untuk mengetahui problem alumni SMP yang berada di kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh dalam kemahiran berbahasa, berikut data yang diperoleh berdasarkan angket.
Sesuai data yang penulis dapatkan, problem siswa Alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh pada kemahiran menyimak dapat dilihat dalam tabel 3.



Tabel 3
Probem siswa tentang kemahiran menyimak
dalam belajar bahasa Arab
Soal no
Alternatif Jawaban
F
P
1
a.       Lafadz asing didengar
9
8,3 %
b.      Banyak perbedaan unsur kata
17
15,6 %
c.       Sulit memahami isi kandungan yang disimak
65
59,6 %
d.      Sulitnya mengemukakan kritikan kepada pembaca
18
16,5 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data : Angket Siswa No. 1, Rabu 9 Juni 2010 )
Dari tabel tersebut diatas, dapat diketahui bahwa Alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh pada kemahiran menyimak sebanyak 65 (59,6 %)  responden  menyatakan bahwa kesulitan terdapat dalam memahami isi kandungan yang disimak, 18 (16,5 %) Sulit dalam mengemukakan kritikan kepada pembaca, 17 (15,6 %) karena banyak perbedaan unsur kata dan 9 (8,3 %) menyatakan bahwa Lafadz asing didengar.
Dalam kemahiran berbicara, responden menyatakan sebagai berikut:


Tabel 4
Tanggapan Siswa Tentang Kesulitan Berbicara dalam Belajar
bahasa Arab
Soal no
Alternatif Jawaban
F
P
2
a.       Bunyi-bunyi bahasa asing didengar
14
12,8 %
b.      Bahasa jarang dipakai
45
41,3 %
c.       Bahasa sulit diucapkan
20
18,3 %
d.      Penguasaan kosa kata sedikit
30
27,6 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 2, Rabu 9 Juni 2010 )
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 45 (41,3 %) responden menyatakan bahwa bahasa jarang dipakai, 30 (27,6 %) menyatakan bahwa sedikitnya penguasaan kosa kata, 20 (18,3 %) menyatakan karena bahasa sulit diucapkan dan 14 (12,8 %) menyatakan karena bunyi-bunyi bahasa masih asing didengar.
Dalam kemahiran membaca, problem siswa dapat diketahui pada tabel berikut :
Tabel 5
Tanggapan Siswa Tentang Kesulitan Membaca dalam Belajar
bahasa Arab
Soal no
Alternatif Jawaban
F
P
3
a.       Huruf masih asing
11
10,1 %
b.      Tata bahasa sulit dikenali
34
31,2 %
c.       Pola ejaan bunyi terkesan asing
45
41,3 %
d.      Pola kalimat (bacaan) sulit dipahami
19
17,4 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 3, Rabu 9 Juni 2010 )
Dari tabel tersebut diatas, dapat diketahui bahwa 45 (41,3%) responden menyatakan bahwa pola ejaan bunyi terkesan asing, 34 (31,2%) tata bahasa sulit dikenal, 19 (17,8 %) karena pola kalimat (bacaan) sulit dipahami dan 11 (10,1%) karena Huruf masih asing.
Sedangkan dalam kemahiran berbahasa yang keempat, dapat kita ketahui sebagai berikut:
Tabel 6
Tanggapan Siswa Tentang Kesulitan Menulis dalam Belajar
bahasa Arab
Soal no
Alternatif Jawaban
F
P
4
a.       Huruf sulit dibentuk
4
3,7 %
b.      Ejaan hijaiyah sulit dikuasai
7
6,4 %
c.       Sulit mengungkapkan bahasa dengan tulisan
68
62,4 %
d.      Pola kalimat sulit dipahami
30
27,5 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 4, Rabu 9 Juni 2010 )
Dalam kemahiran menulis, diketahui bahwa 68 (62,4 %) responden sulit mengungkapkan bahasa denngan tulisan, 30 (27,5 %) dalam pemahaman pola kalimat,  7 (6,4 %) ejaan hijaiyah sulit dikuasai dan 4 (3,7 %) huruf sulit dibentuk.
2.      Penilaian siswa tentang bahasa Arab Secara Umum.
Merujuk pada angket no 5, tentang bahasa Arab secara umum rensponden menyatakan sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 7           
Tanggapan Siswa Tentang bahasa Arab Secara Umum
Soal no
Alternatif Jawaban
F
P
5
a.    Sangat sulit
22
20,2 %
b.   Sulit
68
62,4 %
c.    Sangat mudah
9
8,2 %
d.   Mudah
10
9,2 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 5, Rabu 9 Juni 2010 )
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 68 (62,4 %) responden menyatakan sulit, 22 (20,2 %) menyatakan sangat sulit, 10 (9,2 %) menyatakan mudah dan sangat mudah hanya 9 (8,2 %).
Jadi secara umum Alumni SMP di kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh masih mengalami problem dalam mempelajari bahasa Arab. Terbukti bahwa dari data diatas yang mengaku sulit maupun sangat sulit lebih banyak dari pada yang mengaku mudah maupun sangat mudah.
3.      Faktor Internal.
Untuk mengetahui problem yang dialami oleh siswa dari faktor internal meliputi: Bakat, minat, kemauan dan pengalaman terdahulu terhadap pembelajaran khususnya belajar bahasa Arab penulis peroleh hasil sebagai berikut:
Dilihat dari segi bakat, penulis memberikan pertanyaan sebagai mana dalam angket siswa no 6 yaitu ketika ada kesulitan dalam pelajaran bahasa Arab apakah mudah penyelesaiannya?. Dari angket tersebut diperoleh hasil bahwa:
Tabel 8           
Bakat Siswa Tentang Pelajaran bahasa Arab.
Soal No
Alternatif Jawaban
F
P
6
a.       Sangat mudah
25
22,9 %
b.      Mudah
45
41,3 %
c.       Sangat sulit
12
11 %
d.      Sulit
27
24,8 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 6, Rabu 9 Juni 2010 )
Dari data diatas dapat diketahui bahwa 45 (41,3 %) siswa menyatakan bahwa ketika ada kesulitan dalam pelajaran bahasa Arab mudah penyelesaiannya, 25 (22,9 %) menyatakan sangat mudah, 27 (24,8 %) menyatakan sulit dan 12 (11 %) menyatakan sangat sulit.  Jadi mayoritas siswa sudah memiliki bakat sebah yang menyatakan mudah atau sangat mudah 70 (64,2 %) sedangkan yang menyatakan sulit atau sangat sulit hanya  39 (35,8%).
Sedangkan untuk mengetahui tentang minat, penulis peroleh data dari sebuah pertanyaan  Apakah anda suka belajar bahasa Arab ?.
Tabel 9           
Minat Siswa Tentang Pelajaran bahasa Arab.
Soal no
Alternatif Jawaban
F
P
7
a.       Sangat suka
7
6,4 %
b.      Suka
40
36,7 %
c.       Tidak sama sekali
0
0 %
d.      Kurang suka
62
56,9 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 7, Rabu 9 Juni 2010 )
Dari data tersebut diatas, dapat diketahui bahwa 62 (56,9 %) siswa kurang suka terhadapap pelajaran bahasa Arab, 40 (36,7 %) suka, 7 (6,4 %) sangat suka dan 0 (0 %) tidak suka sama sekali terhadap pelajaran bahasa arab. Dari data tersebut berarti minat siswa terhadap pelajaran bahasa Arab sangat sedikit sebab lebih dari 50 % siswa menyatakan kurang suka.
Sedangkan untuk mengtahui kemauan siswa terhadap pelajaran bahasa Arab, dapat dilihat dalam tabel berikut yang diambil dengan menggunakan pertanyaan ”Ketika ada tugas bahasa Arab apakah anda mengerjakannya ?”.


Tabel 10         
Kemauan Siswa Tentang Pelajaran bahasa Arab.
Soal no
Alternatif Jawaban
F
P
8
a.       Selalu
7
6,4 %
b.      Kadang kadang
19
17,4 %
c.       Jika tugas khusus
66
60,6 %
d.      Jika bersifat kelompok / diskusi
17
15,6 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 8, Rabu 9 Juni 2010)
Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa 66 (60,6 %) siswa mau mengerjakan tugas bahasa Arab jika tugas khusus, 19 (17,4 %) kadang-kadang mengerjakan, 17 (15,6 %) jika bersifat kelompok dan 7 (6,4 %) selalu mengerjakan tugas. Dari hasil data tersebut dapat diartikan bahwa siswa mau mengerjakan tugas jika ada tekanan.
Kemudian dari tabel no 9 diperkuat dengan pernyataan siswa yang penulis peroleh menggunakan pertanyaan ”Pada pilihan anda No 8, apakah bisa meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab ?”.
Tabel 11
Tanggapan siswa tentang pilihan no 8,
Apakah bisa meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab
Soal no
Alternatif jawaban
F
P
9
a.       Sangat mendukung
17
15,6 %
b.      Mendukung
69
63,3 %
c.       Kurang Mendukung
12
11 %
d.      Tidak sama sekali
11
10,1 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 9, Rabu 9 Juni 2010)
Dari tabel tersebut yang mana sebagai penegas dari pertanyaan no 8 tentang kemauan siswa, diperoleh hasil bahwa 69 (63,3 %) menyatakan mendukung, 17 (15,6 %) menyatakan sangat mendukung, 12 (11 %) menyatakan kurang mendukung dan 11 (10,1 %) tidak sama sekali, ini berarti bahwa tugas khusus  menurut sebagian besar siswa, mendukung terhadap prestasi belajar bahasa Arab.
Kemudian faktor internal yang terahir dalam skripsi ini yaitu tentang pengalaman terdahulu terhadap pembelajaran pada khususnya pembelajaran bahasa Arab. Penulis memperoleh data ini dari pertanyaan “Sebelum di MAN Sumpiuh, dimana anda mempelajari bahasa Arab ?”.
Dari hasil pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12
Belajar bahasa Arab sebelum di MAN Sumpiuh.
Soal no
Alternatif jawaban
F
P
10
a.       Tidak Pernah
23
21,1 %
b.      TPQ
63
57,8 %
c.       Les Privat
15
13,8 %
d.      Pesantren
8
7,3 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 10, Rabu 9 Juni 2010)
Dari tabel tersebut diatas diketahui bahwa 63 (57,8 %) siswa pernah belajar bahasa Arab di TPQ, 23 (21,1 %) Tidak pernah belajar bahasa Arab sebelum di MAN Sumpiuh, 15 (13,8 %) belajar melalui les privat, 8 (7,3 %) belajar bahasa Arab di pesantren.
Kemudian dari hasil pernyataan siswa tersebut, dipertegas dengan pernyataan yang diperoleh dari soal no 11 yaitu “Pada jawaban no. 9,  apakah pembelajaran bahasa Arab ditempat tersebut dapat membantu pembelajaran bahasa Arab pada saat sekarang !”.
Tabel 13
Pernyataan siswa terhadap pengalaman pembelajaran bahasa Arab sebelum di MAN Sumpiuh
Soal no
Alternatif Jawaban
F
P
11
a.  Sangat Membatu
36
33 %
b.  Cukup Membantu
27
24,8 %
c.  Kurang membantu
22
20,2 %
d. Tidak sama sekali
24
22 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 11, Rabu 9 Juni 2010)
Dari tabel diatas yang merupakan sebagai penguat dari pernyataan siswa pada pertanyaan angket siswa no 10, diketahui bahwa 36 (33 %) menyatakan sangat membantu, 27 (24,8 %) menyatakan cukup membantu, 24 (22 %) menyatakan tidak sama sekali dan 22 (20,2 %) menyatakan kurang membantu dalam pembelajaran bahasa Arab pada saat sekarang.
4.      Faktor Eksternal
Pada faktor eksternal ini, data yang diperoleh untuk mengetahui bagai mana peranan faktor luar (eksternal) dalam mempengaruhi siswa alumni SMP yang berada di kelas X MAN Sumpiuh saat belajar bahasa Arab di MAN Sumpiuh. Faktor eksternal ini terdiri atas: lingkungan yang terdiri dari keluarga, masyarakat dan sekolah, kemuudian dari faktor guru dan buku teks.
Untuk faktor lingkungan dalam hal ini lingkungan keluarga, penulis memperoleh data dengan pertanyaan “Di rumah anda, pada saat apa anda bisa menggunakan bahasa arab ?”.
Dari pertanyaan tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 14
Penggunaan bahasa Arab di Rumah      
Soal no
Alternatif Jawaban
F
P
12
a.    Tadarus Al-qur’an
31
28 %
b.    Sholat
66
61 %
c.    Komunikasi dengan saudara
0
0 %
d.   Membaca majalah berbahasa Arab
12
11 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 12, Rabu 9 Juni 2010)
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa 66 (61 %) siswa mengunakan bahasa arab pada saat sholat, 31 (28 %) pada saat tadarus al-Qur’an, 12 (11 %) dalam membaca majalah berbahasa Arab dan untuk komunikasi dengan saudara tidak ada yang menggunakan bahasa Arab. Dengan melihat data tersebut maka daspat diartikan bahwa penggunaan bahasa Arab dalam lingkungan keluarga hanya sekedar tekstual.
Sedangkan dalam lingkungan masyarakat, juga diperoleh data yang diambil dari pertanyaan angket siswa no 13 yaitu “Di lingkungan masyarakat anda, apakah ada pembelajaran yang menggunakan materi bahasa Arab ?”.
Hasil dari pertanyaan tersebut dapat diketahui pada tabel berikut:
Tabel 15
Tentang pembelajaran yang menggunakan materi bahasa Arab di lingkungan Masyarakat
Soal no
Alternatif jawaban
F
P
13
a.       Ada
16
14,7 %
b.      Pernah ada
7
6,4 %
c.       Ada tapi hanya sebagian materi
86
78,9 %
d.      Tidak ada
0
0 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 13, Rabu 9 Juni 2010)
Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa 86 (78,9 %) di lingkungan masyarakat siswa ada pembelajaran yang menggunakan bahasa Arab tapi hanya sebagian materi, 16 (14,7 %) menyatakan ada, 7 (6,4 %) menyatakan pernah ada dan yang menyatakan  tidak ada 0 (0 %).
Dari masalah lingkungan masyarakat tersebut, kemudian diperoleh data tenntang peran serta siswa terhadap keberadaan masyarakatnya dengan sebuah pertanyaan “Pada No 13 jika anda memilih a, b atau c, apakah anda pernah mengikutinya ?”. dan dari pertanyaan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 16
Tentang siswa dengan pembelajaran
bahasa Arab dilingkungannya
Soal no
Alternatif jawaban
F
P
14
a.       Sering
20
18,3 %
b.      Kadang kadang
80
73,4 %
c.       Tidak pernah
4
3,7 %
d.      Belum pernah
5
4,6 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 14, Rabu 9 Juni 2010)
Dari tabel ini dapat diketahui bahwa 80 (73,4 %) siswa menyatakan kadang-kadang mengikuti, 20 (18,3 %) sering mengikuti, 5 (4,6 %) menyatakan belum pernah dan 4 (3,7 %) menyatakan tidak pernah.
Kemudian dari yang memilih a atau b yaitu 100 siswa,   penulis memberikan pertanyaan lagi untuk mempertegas dampak atau pengaruh dari peran serta siswa dalam kegiatan yang ada di masyarakatnya terhadap pembelajaran bahasa Arab di MAN Sumpiuh dengan pertanyaan “Pada No. 14 jika anda memilih a atau b, apakah pembelajaran tersebut membantu dalam pembelajaran di MAN Sumpiuh ?”. 
 Dari pertanyaan tersebut dapat diketahui pada tabel berikut:
Tabel 17
Tentang Adanya Pembelajaran
bahasa Arab dilingkungannya bagi Siswa
Soal no
Alternatif Jawaban
F
P
15
a.       Sangat membantu
45
45 %
b.      Membantu
35
35 %
c.       Kurang membantu
11
11 %
d.      Tidak membantu
9
9 %
Jumlah
100
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 15, Rabu 9 Juni 2010)
Dari tabel tersebut, 45 (45%) siswa menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Arab dilingkunganya sangat membantu dalam belajar bahasa Arab di MAN Sumpiuh, 35 (35 %) Kurang membantu, 11 (11 %) tidak membatu dan 9 (9 %) sangat tidak membantu.    
Kemudian dari faktor guru, sesuai dengan pertanyaan no 16 yaitu “Dari penjelasan guru dalam pembelajaran bahasa Arab, apakah sudah bisa dipahami ?”. siswa menyatakan sebagai mana dalam tabel berikut:



Tabel 18
Tentang penjelasan guru dalam pembelajaran bahasa Arab
Soal no
Alternatif Jawaban
F
P
16
a.       Dapat dipahami
68
62,4 %
b.      Kurang dipahami
18
16,6 %
c.       Sangat bisa dipahami
20
18,3 %
d.      Sulit dipahami
3
2,7 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 16, Rabu 9 Juni 2010)
Dari tabel diatas tentang penjelasan guru dalam pembelajaran bahasa Arab, 68 (62,4 %) siswa menyatakan dapat dipahami, 20 (18,3 %) menyatakan sangat bisa dipahami, 18 (16,6 %) menyatakan kurang dipahami, 3 (2,7 %) menyatakan sulit dipahami.
Kemudian dari pernyataan siswa tersebut diatas, penulis menanyakan kepada siswa dengan pertanyaan “Dari pilihan No 16, bagai mana dampaknya dalam prestasi belajar Bahasa Arab?”. Dengan pertanyaan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 19
Tentang Penjelasan Guru dalam Pembelajaran bahasa Arab
Soal no
Alternatif Jawaban
F
P
17
a.       Sangat mendukung
67
61,5 %
b.      Kurang mendukung
21
19,3 %
c.       Tidak mendukung
10
9,2 %
d.      Biasa-biasa saja
11
10 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 17, Rabu 9 Juni 2010)
Dari tabel tersebut diatas tentang penjelasan guru dalam pembelajaran bahasa Arab, 67 (61,5 %) siswa menyatakan bahwa Penjelasan Guru dalam Pembelajaran bahasa Arab sangat mendukung dalam prestasi belajar bahasa arab, 21 (19,3 %) kurang mendukung, 11 (10 %) biasa-biasa saja dan 10 (9,2 %) menyatakan tidak mendukung.
Kemudian untuk mengetahui tentang fasilitas belajar yang dianggap dapat meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab, siswa menyatakan sesuai dengan pertanyaan “Fasilitas belajar seperti apa yang menurut anda dapat meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab ?”, dari hasil pertanyaan tersebut diketahui hasilnya pada table berikut:    
Tabel 20
Tanggapan Siswa Tentang
Fasilitas Pendukung Prestasi Belajar
Soal no
Alternatif Jawaban
F
P
18
a.       Buku
75
68,8 %
b.      Video
22
20,2 %
c.       Tape Recorder
7
6,4 %
d.      Laboratorium bahasa
5
4,6 %
Jumlah
109
100 %
(Sumber data: Angket Siswa No. 18, Rabu 9 Juni 2010)
Dari tabel diatas, 75 (68,8 %) siswa menyatakan bahwa buku sebagai fasilitas pendukung prestasi belajar bahasa Arab, 22 (20,2 %) meyatakan video, 7 (6,4 %) menyatakan tape recorder dan 5 (4,6 %) menyakan laboratorium.
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa sebagaian besar siswa menganggap buku sebagai fasilitas belajar yang dapat meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab.       




BAB V
PENUTUP

D.    Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan penelitian dan menagnalisis data melalui angket, observasi, wawancara maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Faktor Internal
Dari faktor internal ini, sebagaian besar siswa sudah memiliki bakat dan minat yang dapat mendukung dalam belajar bahasa Arab akan tetapi ketika ada tugas sebagaian besar siswa mau mengerjakannya jika  bersifat tugas khusus. Padahal tidak semua tugas yang diberikan oleh guru bersifat tugas khusus walaupun dianggap dapat meningkatkan prestasi belajar
Mengenai pengalaman belajar terdahulu, yang mana 86 (78,9 %) siswa pernah mengikuti akan tetapi dari jumlah tersebut yang menyatakan sangat membantu hanya 36 (33 %) dan yang menyatakan cukup membantu sejumlah 27 (24,8 %), ini berarti ada yang menganggap kurang membantu dan bahkan tidak sama sekali. Dari hasil tersebut dikemungkinkan karena sudah terlalu lama atau materi yang disampaikan tidak sesuai kebutuhan di sekolah sekarang. 
2.      Faktor Eksternal.
Dari faktor eksternal siswa dalam keluarga, penggunaan bahasa Arab hanya bersifat tekstual dan sebagai keperluan religi saja yang pada akhirnya kurang bisa dalam mengembangkannya. Sedangkan dilingkungan masyarakat pembelajaran yang menggunakan materi bahasa Arab semua siswa diakuinya ada bahkan mengikutinya. Sedangkan pengaruhnya dalam belajar bahasa Arab di MAN Sumpiuh bisa diartikan berpengaruh positif dalam kegiatan bahasa Arab di sekolah.
Dalam penjelasan guru di sekolah sebagaian besar siswa dapat memahami dan ini juga dianggap ada dampaknya dalam prestasi belajar bahasa Arab. Tentang penjelasan guru pada saat pelajaran berlangsung sudah tidak ada kendala.
Faktor eksternal siswa dalam hal ini fasilitas belajar, yang dianggap sebagai pendukung prestasi belajar adalah buku. Maka dari itu fasilitas berupa buku harus diperbanyak dan fasilitas yang lainnya harus diperkenalan kepada siswa supaya tidak menganggap asing.

E.     Saran-saran
1.      Kapada pihak Madrasah
Untuk menyiasati kelemahan dari faktor internal maupun eksternal, supaya siswa tidak terlalu mengalami kesulitan dalam menyimak, berbicara, membaca dan menulis berbahasa Arab. Maka pihak madrasah bisa memberikan fasilitas pendukung belajar bukan guru sebab penjelasan guru sudah bisa diterima oleh siswa.  
2.      Kepada guru bahasa Arab
Walaupun menurut pernyataan siswa bahwa penjelasan guru bisa diterima. Akan tetapi untuk meningkatkan semangat belajar siswa, guru diusahakan sering memberi tugas khusus dan tugas khusus ini harus menyesuaikan kemampuan siswa supaya tidak terlalu terbebani.  

F.     Penutup
Teriring ucapan syukur alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas ridlo-Nya penullis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Dan tak lupa pula penulis ucapkan trimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada bapak dosen pembimbing yang telah banyak membantu  penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun demikian penulis tetap menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, kelemahan dan masih jauh dari kriteria sempurna, akan tetapi penulis berharap skripsi ini bermanfaat. Amiin...       










DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA


Abdul Wahab Rosyidin & Umi Machmudah, 2008, Active learning dalam pembelajaran bahasa arab, cet 1, Malang: UIN Malang Press.

Abubakar Muhammad, 1981, Methode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, Surabaya: Usaha Nasional.

Ah. Akrom Fahmi,2002, Ilmu Nahwu dan Sharaf 2 (TATA BAHASA ARAB) PRAKTIS DAN APLIKATIF, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Ahmad Fuad Effendy, 2005, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, cet 3, Malang: Misykat.

Ahmad Rohani HM, 2004, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Alex Sobur, 2003, Psikologi Umum,  Bandung: Pustaka Setia.
Anas Sudijono, 2006, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Anisatul Khasanah, 2007, Problematika Pembelajaran bahasa Arab kelas VIII MTs Negeri Wonosobo,  Skripsi Mahasiswa STAIN Purwokerto.
Azhar Arsyad, 2003, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chotibul Umam, 1980, Aspek-aspek Fundamental dalam Mempelajari bahasa Arab, Bandung: PT Alma’arif.
Departemen Agama, 1989, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: CV. ALWAAH.
Depdikbud, 1993, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Forum Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, TT, Modul Berbahasa Arab Kelas X Semester Genap, Sragen: Akik Pustaka.

H.A. Idhom Anas, 2007,Ilmu Shorof Lengkap, Pekalongan: Al-Asri.

Imam Barnadib, 2002, Filsafat Pendidikan, Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa.

_____________,1988, Pendidikan Perbandingan Cet I, Yogyakarta: Andi Offset

Juwariyah Dahlan, 2003, Paradigma Baru Pembelajaran Bahasa Arab (kajian praktis dan teoritis), Yogyakarta: Sumbangsih.

Koentjaraningrat, 1994, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
M. Dalyono, 2005, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Masngud, 2007, Pelaksanaan metode langsung dalam pembelajaran bahasa Arab di MI Darul Hikmah Bantarsoka Purwokerto, Skripsi Mahasiswa STAIN Purwokerto
Moh Saifulloh Al Aziz Senali, 2005, Motode Pembelajaran Ilmu Nahwu Sistem 24 Jam, Surabaya: Terbit Terang.
Mukhtar, 2007,  Bimbingan Skripsi,Tesis, dan Artikel Ilmiah: Panduan Berbasis Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan, Cipayung Ciputat: Gaung Persada Press

Muhammad Ali, 2007, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Pranowo, 1996, Analisis Pengajaran Bahasa, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
S. Nasution, 1995, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: BUMI AKSARA.

Sardiman A.M., 2001, Interaksai dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D,  Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

________________, 2005, Manajemen Penelitian, Edisi Revisi V, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sutrisno Hadi, 2001, Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset

Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Cet IV, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sutari Imam Barnadib, 1989, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis,  cet 13, Yogyakarta: ANDI OFFSET


Syaiful Bahri Djamarah, 2002, Psikologi Belajar, cet 1, Jakarta: PT RINEKA CIPTA

W.J.S Purwadarminto, 1993, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka









STAINKEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
Alamat: Jl. A. Yani No. 40A Telp. 0281-635624 Fax. 636553  Purwokerto 53126

Hal      : Permohonan Munaqosyah Skripsi                                        Purwokerto, 01 Oktober 2010
Kepada Yth :
Ketua STAIN Purwokerto
Di.
Purwokerto
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama                           : Ahmad Mukhlasin
NIM                            : 052632002
Semester/ Prodi           : XI/ PBA
Angkatan Tahun         : 2005
Judul Skripsi               : PROBLEMATIKA ALUMNI SMP DALAM MEMPELAJARI BAHASA ARAB
 DI KELAS X MAN SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS
Dengan ini mengajukan permohonan untuk Munaqosyah Skripsi dan bersama ini saya lampirkan syarat-syarat munaqosyah sebagai berikut:
1.      Foto copy Kartu Tanda Mahasiswa semester Genap/ Gasal TA. 2010/2011
2.      Foto copy kuitansi SPP semester Genap/ Gasal TA. 2010/2011
3.      Rekomendasi Munaqosyah Skripsi
4.      Surat keterangan telah wakaf buku untuk perpustakaan
5.      Surat keterangan telah menyerahkan Biodata dan pas photo hitam putih ukuran 3 x 4 cm sebanyak 8 (delapan) lembar
6.      Skripsi yang akan dimunaqosyahkan sebanyak 5 (lima) eksemplar
7.      Foto copy Sertifikat KKN
8.      Foto copy ijazah SLTA/sederajat (yang telah dilegalisir)
9.      Surat Keterangan Lulus Seminar
10.  Kartu Bimbingan Skripsi
11.  Transkip Nilai (data prestasi studi terakhir)
12.  Surat Keterangan Lulus Ujian Komprenshif
13.   Surat Keterangan Lulus Ujian BTA dan PPI
14.  Nomor urut 1-13 dimasukkan ke dalam stopmap warna hijau.
Demikian surat permohonan ini saya buat untuk menjadikan periksaan dan mendapatkan penyelesaian sebagaimana mestinya. Atas perhatian dan perkenan Bapak, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Mengetahui,
Ketua Jurusan Tarbiyah


Drs. Munjin, M.Pd.I
NIP. 19610305 199203 1 003



Saya tersebut di atas,


Ahmad Mukhlasin
NIM. 052632002




PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur sedalam-dalamnya dan ucapan trimakakasih yang sebesar-besarnya
Tulisan ini penulis persembahkan untuk:
-          Bapak dan ibu
-          Mbah Putri yang menyayangiku
-          Adik dan saudara-saudaraku
-          Almamater tercinta STAIN Purwoketo
-          Abuya Muhammad Thoha Alawy beserta keluarga
-          Ustadz Maddin Eth-Tho
-          Teman-teman PBA ‘05




[1]  Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta : Adicipta Karya Nusa, 2002), hal. 1

[2] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hal. xiii
[3] Chotibul Umam, Aspek-aspek Fundamental dalam Mempelajari bahasa Arab, (Bandung: PT Alma’arif), hal. 5.
[4] Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. ALWAAH), hal. 348.
[5]  Qs  Fushshilat  Ayat  44
[6] Chotibul Umam, Aspek-aspek Fundamental dalam Mempelajari bahasa Arab, (Bandung: PT Alma’arif), hal. 15.
 
 [7] Ah. Akrom Fahmi, Ilmu Nahwu dan Sharaf 2 (TATA BAHASA ARAB) PRAKTIS DAN APLIKATIF, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada), hal X-XI.
[8] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, cet 3, (Malang, Misykat), hal. 10.
[9] Pranowo, Analisis Pengajaran Bahasa, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press), hal. 1.
[10]  M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta), hal. 120.
[11] W.J.S Purwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka, 1976), hal. 701.
[12]  Ibid, hal. 33.
[13] Daftar Nominasi Siswa Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh Tahun Pelajaran 2009/2010
[14] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Edisi Revisi 7, (Jakarta: PT Rineka Cipta), hal 88.
[15] Suharsimi Arikunto, 1993: 102
[16] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D,  (Bandung: Alfabeta), hal. 126.
[17] Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, cet ke 12 (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000), hal. 72.
[18] Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif Serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi, (Yogyakarta, 2004), hal. 16.
[19]  Sutrisno Hadi, 1991: 136)
[20] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Teori dan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta), hal. 145
[21] Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), hal. 129.
[22]  Suharsimi Arikunto, 1993 : 131)
[23] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Cet 7 (Jakarta : PT Rineka Cipta), hal 102-103.
[24] Mukhtar, Bimbingan Skripsi,Tesis, dan Artikel Ilmiah: Panduan Berbasis Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan, (Cipayung Ciputat : Gaung Persada Press, 2007), hal. 113.
[25]  (Sutrisno Hadi, 2004: 41).
[26]  Imam Barnadib, Pendidikan Perbandingan Cet I, (Yogyakarta: Andi Offset), hal.127.
[27]  Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada), hal. 4-5.
[28] Sardiman A.M., Interaksai dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), hal. 20-21.
[29] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, cet 1, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA), hal. 15-16.
[30] Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo), hal. 4.
[31] Sardiman A.M, Interaksai dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), hal. 20-21.
[32] S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: : BUMI AKSARA), hal. 3.
[33] Juwariyah Dahlan, Paradigma Baru Pembelajaran Bahasa Arab (kajian praktis dan teoritis), (Yogyakarta: Sumbangsih), hal. 8.
[34] Forum Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, Modul Berbahasa Arab Kelas X Semester Genap, (Sragen: Akik Pustaka), hal. 2.
[35] Juwariyah Dahlan, Paradigma Baru Pembelajaran Bahasa Arab (kajian teoritis dan praktis), (Yogyakarta: Sumbangsih), hal. 11.
[36] Wawancara dengan Ahmad Ridlo (guru bahasa Arab kelas X MAN Sumpiuh) pada tanggal 10 Mei 2010.
[37] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, cet 3, (Malang, 2005), hal. 103.
[38] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, cet 3, (Malang, 2005), hal. 47.
[39] Juwariyah Dahlan, Paradigma Baru Pembelajaran Bahasa Arab (kajian teoritis dan praktis), (Yogyakarta: Sumbangsih), hal. 12.
[40] Heri Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa,   (Bandung, Angkasa). hal. 7
[41] Juwariyah Dahlan, Paradigma Baru Pembelajaran Bahasa Arab (kajian teoritis  dan praktis), (Yogyakarta: Sumbangsih), hal. 79.
[42] Heri Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa), hal. 11.
[43] Heri Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa), hal. 21.
[44] Wawancara dengan Ahmad Ridlo (guru bahasa Arab kelas X MAN Sumpiuh) pada tanggal 10 Mei 2010.
[45] Juwariyah Dahlan, Paradigma Baru Pembelajaran Bahasa Arab (teoritis dan kajian praktis), (Yogyakarta: Sumbangsih), hal. 115.
[46] Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo), hal. 5.
[47] Alex Sobur, Psikologi Umum,  (Bandung : Pustaka Setia: 2003), hal. 181.
[48] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Cet IV, (Jakarta: PT Rineka Cipta), hal. 57.
[52] Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, cet 13, (Yogyakarta:  ANDI OFFSET),  hal. 133
[53] Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa, 2002), hal.. 60.
[54] Abdul Wahab Rosyidin & Umi Machmudah, Active learning dalam pembelajaran bahasa Arab, cet 1 (Malang : UIN Malang Press), hal. 9.
[55] Alex Sobur, Psikologi Umum,  (Bandung: Pustaka Setia: 2003), hal. 181.
[56] Abubakar Muhammad, Methode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hal. 7-8.
[57] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal.. 70

[58] Dokumentasi MAN Sumpiuh
[59] Wawancara dengan Drs.Muslimin Winoto, M.PdI. selaku Kepala MAN Sumpiuh pada tanggal 1 Juni 2010.
[60] Wawancara dengan Sariman, S.Pd.I. selaku Wakamad urusan sarana dan prasarana pada tanggal 1 Juni 2010.

[61] Wawancara dengan Mughiroh, S.Pd selaku Kepala TU pada tanggal 1 Juni 2010.
[62] Wawancara dengan Muhamad Siswanto, S.Ag, M.PdI pada tanggal  5 Juni 2010 .
[63] wawancara dengan Tri Astuti, S.Pd selaku petugas perpustakaan pada tanggal 11 Juni 2010.
[64] Wawancara dengan Amin Yuhdi, S.Pd, M.Pd.I selaku Wakamad Urusan Kurikulum,  tanggal 11 Juni 2010.
[65] Wawancara dengan Ahmad Ridlo S.Sos. M.Pd.I selaku Guru bahasa Arab Kelas X,  tanggal 18 Mei 2010.
[66] Anas Sudijono, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hal. 1.
[67] Wawancara dengan Ahmad Ridlo S.Sos. M.Pd.I selaku Guru bahasa Arab Kelas X,  tanggal 22 Mei 2010.

No comments: