1. Hadist
Anas bin Malik tentang Membuat Mudah, Gembira dan Kompak
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا وَبَسِّرُواوَلاَتُنَفِّرُوا (اخرجه البخاري في كتاب
العلم(
Artinya:
Dari Anas bin Malik dari Nabi SAW ”mudahkanlah dan jangan kamu persulit.
Gembirakanlah dan jangan kamu membuat lari”. (HR. Abu Abdillah Muhammad bin
Ismail al-Bukhori al-Ju’fi)
Hadist di atas menjelaskan bahwa proses
pembelajaran harus dibuat dengan mudah sekaligus menyenangkan agar siswa tidak
tertekan secara psikologis dan tidak merasa bosan terhadap suasana di kelas,
serta apa yang diajarkan oleh gurunya. Dan suatu pembelajaran juga harus menggunakan
metode yang tepat disesuaikan dengan situasi dan kondisi, terutama dengan
mempertimbangkan keadaan orang yang akan belajar. Meskipun dalam Islam banyak
hal yang telah dimudahkan oleh Allah akan tetapi perlu diperhatikan bahwa
maksud kemudahan Islam bukan berarti kita boleh menyepelekan syari’at Islam
dalam hal pendidikan, mencari-cari ketergelinciran atau mencari pendapat lemah
sebagian ulama agar kita bisa seenaknya, namun kemudahan itu diberikan dengan
alasan agar kita selalu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
2.
Hadist
Aisyah tentang Menyampaikan Perkataan yang Jelas dan Terang
عَنْ
عَائِشَةَ رَحِمَهاَاللهُ قَالَتْ كَانَ كَلاَمُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلاَماً فَصْلاَيَفْهَمُهُ كُلُّ مَنْ سَمِعَهُ (اخرجه
ابوداود في كتاب الادب)
Artinya: Dari Aisyah rahimahallah berkata: ”Sesungguhnya
perkataan Rasulullah SAW adalah perkataan yang jelas memahamkan setiap orang
yang mendengarnya. (HR. Abu Daud Sulaiman ibn al-Asy’as
al-Sjastani al-Azdi)
Hadist tersebut untuk kita sebagai calon guru
agar dalam pengucapan suatu perkataan hendaklah dengan terang dan jelas, supaya
orang yang mendengarkan (peserta didik) dapat memahami maksud yang disampaikan.
Dan apabila dengan ucapan pertamanya belum menjelaskan kepada murid, ,maka guru
itu wajib mengulanginya agar murid tersebut bisa paham dalam pembelajaran yang
disampaikan oleh guru. Perkataan yang jelas dan terang akan menjadi salah satu
faktor keberhasilan suatu pendidikan, karena jika tidak demikian dikhawatirkan
nantinya akan terjadi salah pengertian, ketika terjadi salah pengertian bukan
tidak mungkin justru peserta didik akan melenceng dari yang diharapkan.
Diharapkan dengan adanya perkataan yang jelas dan terang tersebut anak didik
mampu mmenyerap dan memahami apa yang diharapkan oleh pendidik.
3.
Hadist Abu Hurairah tentang Metode Cerita
(Kisah)
عَنْ
اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِي الله عَنْه اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا رَجُلُ يَمْشِي فَاشْتَدَّ عَلَيْهِ العَطَشُ فَنَزَلَ
بِئْرًا فَشَرِبَ مِنْهَا ثُمَّ خَرَجَ فَاِذَا هُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَأْكُلُ
الثَّرَى مِنَ العَطَشِ فَقَالَ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلُ الَّذِي بَلَغَ بِي
فَمَلاَ خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيْهِ ثُمَّ رَقِيَ فَسَقَى الكَلْبَ
فَشَكَرَ اللهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ قَالُوا يَارَسُوْلَ اللهِ وَإِنَّ لَنَا فِي
البَهَا ئِمِ أَجْرًا قَالَ فِي كُلِّ كَبِدٍرَطْبَةٍ أَجْرٌ (اخرجه البخاري في
كتاب المشقات)
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda: ”Ketika seorang laki-laki sedang berjalan-jalan,
tiba-tiba ia merasakan sangat haus sekali. Kemudian ia menemukan sumur lalu ia
masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari sumur) kemudian datang
seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya ia menjilati tanah karena sangat
haus, lelaki itu berkata: anjing sangat haus sebagaimana aku, kemudian ia masuk
kedalam sumur lagi dan ia memenuhi sepatunya (dengan air) kemudian (ia naik
lagi) sambil menggigit sepatunya dan ia memberi minum anjing itu kemudian Allah
bersyukur kepadanya dan mengampuninya. Sahabat bertanya: ”Wahai Rasulullah,
adakah kita mendapat pahala karena menolong hewan?”, Nabi menjawab: ”Disetiap
yang mempunyai limpa hidup ada pahalanya.”(HR. Abu
Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhori al-Ju’fi)
Dari hadist di atas menerangkan bahwa apabila
kita berbuat baik kepada sesama makhluk Allah SWT walaupun perbuatan tersebut
hanya sebesar biji jagung, maka perbuatan kita akan mendapat pahala dan ridho
Allah SWT. Misalnya memberi minum hewan yang najis. Sehingga dapat dijelaskan
bahwa pendidikan metode kisah atau cerita ini dapat menimbulkan kesan mendalam
pada jiwa seorang anak didik, sehingga dapat membuka hati nuraninya dan
berupaya melakukan hal-hal yang baik dan menjauhkan dari perbuatan yang buruk sebagai
dampak dari kisah itu, apalagi penyampaikan kisah-kisah tersebut dilakukan
dengan cara menyentuh hati dan perasaan. Al-Qur’an mempergunakan meode cerita
untuk seluruh pendidikan dan bimbingan yang mencakup seluruh metodologi
pendidikannya, yaitu untuk pendidikan mental, akal dan jasmani serta menaruh
jaringan-jaringan yang berlawanan yang terdapat didalam jiwanya itu, pendidikan
melalui teladan dan pendidikan melalui nasehat. Oleh karena itu, cerita
merupakan kumpulan bimbingan yang snagat baik.
4. Hadist Abu
Hurairah tentang Metode Tanya Jawab
عَنْ
اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَجُلُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ
بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ؟ قَالَ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوْكَ
ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ (أخرجه مسلم في كتاب البروالصلة والاداب
Artinya: Dari Abi Hurairah, ia berkata: ada
seorang laki-laki datang pada Rasulullah SAW kemudian ia bertanya: ”Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku hormati?”. Beliau menjawab
Ibumu, ia berkata kemudian siapa?” Beliau menjawab kemudian ibumu, ia berkata
kemudian siapa? Beliau menjawab kemudian ibumu, ia berkata kemudian siapa?
Beliau menjawab kemudian Bapakmu dan saudara-saudara dekatmu.(HR. Muslim bin al-Hijaj Abu al-Husain
al-Qusyairi al-Naisaburi)
Hadist di atas menerangkan bahwa suatu ketika
ada seseorang laki-laki datang kepada Rasulullah, kemudian bertanya tentang
orang-orang yang paling berhak untuk dihormatinya. Kemudian terjadilah dialog
antara Rasulullah dan laki-laki tersebut dan Rasulullanpun mengajarinya tentang
akhlak terhadap orang tuanya terutama ibunya, maka terjadilah tanya jawab antar
keduanya. Metode tanya jawab merupakan metode yang paling tua digunakan
disamping metode yang lain, karena metode ini banyak sekali digunakan para Nabi
terdahulu. Dan dalam penggunaan metode ini, pengertian dan pemahaman akan
terasa lebih mantap. Sehingga segala bentuk kesalahpahaman dan kelemahan daya
tangkap terhadap pelajaran dapat dihindari semaksimal mungkin. Metode tanya
jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung
yang bersifat Two Wag Traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara
guru dengan siswa, dalam komunikasi ini terlihat adanya timbal balik secara
langsung antara guru dengan siswa. Metode ini bertujuan untuk mengetahui sampai
sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa, untuk merangsang
siswa berfikir, dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan maslah yang
belum paham.
5.
Hadist
Anas bin Malik tentang Metode Diskusi
عَنْ
أَنَسٍ رَضِي الله عَنْه قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًاأَوْ مَظْلُوْمًا قَالُوا يَارَسُوْلَ اللهِ
هَذَا نَنْصُرُهُ ظَالِمًا قَالَ تَأْخُذُفَوْقَ يَدَيْهِ (أخرجه البخاري في كتاب
الظالم والغضب(
Artinya: Dari Anas bin Malik ra, ia berkata:
Rasulullah telah bersabda: tolonglah saudaramu yang dzalim maupun yang
didhalimi. Mereka bertanya: wahai Rasulullah, bagaimana menolong orang dzalim?,
Rasulullah menjawab tahanlah (hentikan) dia dan kembalikan dari kedzaliman, karena
sesungguhnya itu merupakan pertolongan kepadanya.(HR. Abu Abdillah Muhammad bin Ismail
al-Bukhori al-Ju’fi)
Hadist ini menjelaskan bahwa Rasulullah SAW
menganjurkan kepada kita untuk menolong orang yang dzalim dan yang didzalimi.
Anas berkata ia telah menolong orang yang didzalimi, kemudian ia berkata kepada
Rasulullah bagaimana cara menolong orang yang dzalim? Rasul pun menjawab untuk
menghentikannya dan mengembalikannya dari kedzaliman. Diskusi terdapat pada
permasalahan bagaimana cara menghentikan orang dzalim tersebut dan
mengembalikan dia dari kedzalimannya. Diskusi pada dasarnya tukar menukar
informasi, pendapat dan unsur-unsur penaglaman, secara teratur dengan maksud
untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu,
atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. Oleh karena itu
diskusi bukan debat atau perang mulut. Dalam diskusi tiap orang diharapkan
memberikan smbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina
bersama.
6.
Hadist Abu Hurairah tentang Alat Peraga
عَنْ
اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَافِلُ اليَتِيْمِ لَهُ أَوْلِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي
الجَنَّةِوَأَشَارَمَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِوَالوُسْطَى (اخرجه مسلم في الزهدوالرقائق(
Artinya: ”Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah
SAW bersabda : ” Aku akan bersama orang-orang yang menyantuni anak yatim di
surga akan seperti ini (Rasulullah menunjukkan dua jari, jari telunjuk dan
tengah yang saling menempel)”.(HR.
Muslim bin al-Hijaj Abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisaburi)
Hadits ini memang tidak secara eksplisit
menerangkan tentang penggunaan alat peraga dalam metode pengajaran akan tetapi
secara implisit Nabi Muhammad SAW memberikan contoh tentang penggunaan alat
peraga dalam memberikan penjelasan dengan cara menunjukkan kedua jari Beliau
sebagai perumpamaan. Dari hadits ini kita mendapati bahwa dalam memahami konsep
yang abstrak, kita membutuhkan suatu media yang kongkrit agar pengetahuan
menjadi mudah dipahami. Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu
efektivitas belajar. Alat peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi
kongkrit dan realistik. Penyediaan alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan
kebutuhan belajar sesuai dengan tipe belajar siswa. Pembelajaran menggunakan
alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca indera siswa untuk
meningkatkan efektivitas belajar siswa dengan cara mendengar, melihat, meraba
dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis. Ada beragam jenis alat
peraga pembelajaran, mulai dari benda aslinya, tiruannya, yang sederhana sampai
yang canggih, diberikan di dalam kelas atau luar kelas. Bisa juga berupa bidang
dua dimensi (gambar), bidang tiga dimensi (ruang), animasi/flash (gerak), video
(rekaman atau simulasi). Teknologi telah mengubah harimau yang ganas yang tidak
mungkin dibawa dalam kelas bisa tampak di dalam kelas dalam habitat kehidupan
yang sesungguhnya.