Friday 8 May 2015

Penilaian Makalah

Struktur Makalah
Indikator
Nilai
Sangat sesuai = 4
Sesuai = 3
Cukup = 2
Kurang = 1
Daftar Halaman
Tatanan Rinci dan Sesuai
4
BAB I
Pendahuluan
Latar belakang
4
Rumusan masalah
4
Tujuan penulisan.
4
BAB II
Isi
Ketepatan pemilihan gambar
4
Orisinalitas makalah
4
Deskripsi
4
Struktur/logika penulisan disusun dengan jelas sesuai metode yang dipakai
4
Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan komunikatif
4
Daftar pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan (Ilmiah)
4
Menghindari sumber (akun) yang belum dikaji secara ilmiah
4
BAB III
Penutup
Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah
4
Saran relevan dengan kajian, dan berisi pesan untuk peningkatan kepedulian / moral
4
Rata-Rata = Jumlah Nilai / Jumlah Indikator
4
Nilai Akhir = (Jumlah / 4) X 100
100

Thursday 7 May 2015

PERJALANAN KURIKULUM PENDIDIKAN di INDONESIA

Kurikulum yang memiliki peran sentral dalam dunia pendidikan telah mengalami perubahan (khususnya di Indonesia), yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013 dan pasca 2013 Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat sebagai bentuk persiapan SDM untuk kebutuhan masa yang akan datang. 
Perjalanan Kurikulum Pendidikan di Indonesia dari era 1947 - saat ini (07 Mei 2015) yaitu :
1.      KURIKULUM RENCANA PELAJARAN (1947-1968)
             a.          Rencana pelajaran 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan yang artinya rencana pelajaran. Kurikulum ini lebih bersifat politis dimana terdapat perubahan orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950 karena Leer Plan 1947 baru mulai digunakan pada tahun 1950.
Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 memberikan  keutamaan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

             b.          Rencana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran dengan merinci silabus setiap mata pelajaran.

              c.          Kurikulum Rentjana Pendidikan 1964
Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.

             d.          Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Kurikulum ini merupakan kurikulum terintegrasi pertama. Beberapa mata pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial. Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPS) atau yang sekarang sering disebut Sains
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rentjana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.

2.      KURIKULUM BERORIENTASI PENCAPAIAN TUJUAN (1975-1994)
             a.          Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Pada Kurikulum 1975 guru dibuat sibuk dengan berbagai catatan kegiatan belajar mengajar.

             b.          Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).

3.      KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN KTSP (2004/2006)
             a.          Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi yang harus dicapai siswa. Kurikulum ini cenderung Sentralisme Pendidikan, Kurikulum disusun oleh Tim Pusat secara rinci; Daerah/Sekolah hanya melaksanakan. Kurikulum yang tidak disahkan oleh keputusan/Peraturan Mentri Pendidikan ini mengalami banyak perubahan dibandingkan Kurikulum sebelumnya baik dari orientasi, teori-teori pembelajaran pendukungnya bahkan jumlah jam pelajaran dan durasi tiap jam pelajarannya.
Berdasarkan hal tersebut pemerintah baru menguji cobakan KBK di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa saja. Hasilnya kurang memuaskan. Maka sebagian pakar pendidikan menganggap bahwa pada tahun 2004 tidak terjadi perubahan kurikulum, yang ada adalah Uji Coba Kurikulum di sebagian sekolah yang disebut dengan KBK untuk kemudian disempurnakan pada tahu 2006.

             b.          Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol pada Kurikulum ini adalah lebih konstruktif sehingga guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.

4.      KURIKULUM 2013
Seperti kita ketahui bersama, menginjak tahun ajaran 2013-2014, Kurikulum tahun 2013 telah disahkan dan sudah dilaksanakan bagi seluruh jenjang pendidikan di Indonesia. Kurikulum baru ini sejak diwacanakan sampai dengan disahkan banyak mendapat kritik dari masyarakat, terutama yang terlibat langsung dengan dunia pendidikan seperti para pakar pendidikan, dosen, guru maupun pengamat pendidikan. Kurikulum sendiri memiliki pengertian seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU nomor 20 tahun 2003; PP nomor 19 tahun 2005).
Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Dr. M. Nuh, menyampaikan bahwa Tujuan Kurikulm tahun 2013 lebih mengutamakan pada pembentukan karakter dibandingkan dengan kompetensi peserta didik, ini berbeda sekali dengan KTSP yang tujuan akhirnya lebih mengutamakan pada kompetensi peserta didik. Didalam Kurikulum 2013, pembentukan kepribadian peserta didik menjadi perhatian penuh, semua termaksud dalam kompetensi inti (KI) yang dirumuskan menjadi 4 bagian yaitu: (1) kompetensi inti sikap spiritual, (2) kompetensi inti sikap sosial, (3) kompetensi inti pengetahuan, (4) kompetensi inti keterampilan.
Kurikulum 2013 ini

5.