Monday, 26 October 2015

SUMPAH PEMUDA DAN CIKAL BAKAL JATI DIRI PATRIOTIK GLOBAL

Kata Kunci : #Sumpah_Pemuda #Budaya #Global
#SALAM_SATU_JIWA !!!, Membaca dan menganalisis atau lebih tepatnya “iqra’a” ((اقراء = “membaca fakta-fakta” dari task ikrar sumpah pemuda :“bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia; berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia; mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia;, jangan dibatasi oleh “dimensi” apapun sebab perlu adanya keselarasan terhadap perkembangan pemikiran, hajat hidup masyarakat maupun program suci INDONESIA yang lahir dari kebutuhan masyarakatnya secara universal. Momentum Sumpah Pemuda (28 Oktober) sebagai kajian humanisme untuk peradaban, baik dalam skala mikro maupun makro oleh Pemuda Indonesia maupun pemilik jiwa muda tanpa adanya noda yang bersifat cola-cala / ngayawara sebab hal-hal tersebut tidak untuk berhenti atau puncak tertingginya ceremonial saja.
#Mengingat kembali bahwa Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik yang mana pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun berada di bawah “ketiak” kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudia mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad melalui gerakan, strategi dan konsep demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya pada 17 tahun kemudian. Lebih tegasnya, sumpah pemuda sebagai sebuah kontrak politik Orang Indonesia Asli kepada dirinya untuk bersatu dan merdeka dengan membawa khasanah perbedaan yang melekat pada dirinya. Lalu bagai mana dengan sekarang ?.
#Zaman_globalisasi tentu berbeda dengan zaman kolonialis maupun zaman 1928 pada saat putusan kongres sumpah pemuda. Statmen yang cocok menurut penulis adalah “kacang tidak boleh lupa pada kulitnya”, maksudnya pada tatanan apapun kita / pemuda berada, tidak bisa meninggalkan kontrak politik kepada dirinya akan kemerdekaan yang harus dibuktikan, pencapaikan harkat dan martabat yang tinggi tentunya harus bisa mengindahkan kontrak politiknya untuk bersaing dalam era global. Tanah air Indonesia, Bangsa Indonesia dan Bahasa Indonesia, dengan segala khasanah yang menjadi ruh pemersatu bukan sekedar pengakuan lisan ataupun pencitraan bangsa dan dirinya saja sehingga berujung pada konsep yang bersifat ghoib. Dalam era globalisasi yang jembar ini, pemuda harus mampu dan memiliki kemauan untuk mensinergikan nilai-nilai yang terkandung dalam putusan konggres tersebut kedalam produk pemikiran dan budaya global sehingga kontrak politik terhadap diri dan bangsanya tidak usang dimakan zaman. Salah satu nilai yang paling keton mata adalah nilai yang ber sifat kebudayaan. Indonesia sebagai Negara yang secara fitroh memiliki kemerdekaan tidak bisa dipungkiri bahwa didalamnya memiliki unsur kebudayaan orisinil hasil imajinasi dan kebutuhan masyarakatnya. Bersaing untuk membangun kebudayaan positif pada panggung globalisasi yang jembar sebagai bentuk pengembangan semangat 28 Oktober 1928 dengan memperhatikan nilai Agama, hukum dan perkembangan kebutuhan manusia harus diekspresikan tanpa tedeng aling-aling. Kebudayaan bangsa Indonesia yang dari masa ke masa senantiasa diajarkan oleh tokoh Indonesia atau mulanya Nusantara kepada masyarakat bangsanya, salah satunya  adalah budaya menjadi sosok pemimpin dunia / wali / Khalifah Fil al-Ard melalui proses mengayomi, mangku dan menjawab kebutuhan kemerdekaan masyarakat dunia sehingga segala khasanah yang telah dikaruniakan kepada pemuda Indonesia sebagai aset Bangsa tidak hanya dibatasi oleh luasnya tempurung.
#Bersinergi dengan kebudayaan global merupakan satu prinsip tinggi yang harus tertanam dengan jiwa percaya diri sebagai sebuah bangsa yang memiliki peradaban unggul sehingga teori kepemimpinan, kebudayaan dan segala keanekaragaman masa lalu senantiasa hidup ditengah masyarakat global dan menjadi kiblat kebijakan-kebijakan pemimpin masyarakat universal. Indonesia dari peradaban Nusantara hingga peradaban Bangsa Mega Politan berlimpah warisan ide kepemimpinan yang dapat menjadi spirit untuk unjuk secara global melalui multi kreatifitas tanpa melepas nilai luhur dalam poetoesan congres pemoeda-pemoeda Indonesia, sehingga dalam produk global yang serba ada, pemuda Indonesia menjadi bagian yang dinanti bukan menanti kreatifitas yang akan muncul. 
#tunjukan_bahwa_kita_masih_memiliki_gigi_yang_kuat_dan_kita_juga_masih_memiliki_martabat