Kebohongan'
pertama
Orang-orang
kafir Babilonia memiliki hari besar yang mereka rayakan tiap tahun di alun-alun
kota. Ketika hari raya itu tiba, Nabi Ibrahim AS diajak oleh ayahnya untuk
menyaksikannya. Namun, ia tidak mau mengikutinya dengan alasan sakit, seperti
dalam firman Allah SWT pada Alquran surat Ash-Shaaffaat 88-89, “Lalu
dia memandang sekilas ke bintang-bintang, kemudian dia (Ibrahim) berkata,
‘Sesungguhnya aku sakit’.” Nabi Ibrahim AS
membuat alasan itu untuk melancarkan rencananya menghancurkan berhala-berhala
yang akan ditinggalkan saat semua orang menghadiri perayaan besar tersebut.
Nabi Ibrahim AS kemudian menghancurkan semua berhala dengan kapak, kecuali
berhala yang terbesar. Dia kemudian meletakkan kapak di tangan berhala terbesar
tersebut. Sebagaimana disebutkan dalam sejarah, ayah Nabi Ibrahim AS
merupakan pembuat berhala.
'Kebohongan' kedua
Setelah Nabi
Ibrahim AS menghancurkan semua berhala, kecuali yang terbesar, dan meletakkan
kapak di tangan kanan berhala terbesar itu, masyarakat yang baru kembali dari
perayaan kaget melihat sesembahan mereka hancur. “Mereka berkata,
‘Siapakah yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sungguh,
dia termasuk orang yang zhalim." (QS Al-Anbiyaa:59) Kemudian
di antara mereka ada yang berkata, “Kami mendengar ada seorang pemuda
yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim." (QS
Al-Anbiyaa:60) Menurut Ibnu Mas'ud, mereka yang menunjuk bahwa Nabi Ibrahim AS
pelakunya adalah mereka yang pernah mendengar Nabi Ibrahim berkata, “Dan
demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu
setelah kamu pergi meninggalkannya.” (QS Al-Anbiyaa:57). Nabi
Ibrahim AS kemudian dibawa dan “disidang”. Setelah berkumpul, “Mereka
bertanya, ‘Apakah engkau yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan
kami, wahai Ibrahim?’ Dia (Ibrahim) menjawab, ‘Sebenarnya patung besar itu yang
melakukannya." (QS Al-Anbiyaa:62-63) Nabi Ibrahim AS berkata
seperti itu agar mereka segera menjawab bahwa patung-patung itu tidak dapat
berbicara, hingga akhirnya mereka mengakui bahwa patung-patung itu hanyalah
benda mati yang tidak bisa berbuat apa-apa.
'Kebohongan' ketiga
Pada suatu hari
Nabi Ibrahim AS bersama istrinya, Sarah, datang ke suatu tempat yang dikuasai
seorang Firaun zhalim, untuk menetap sementara di sana. Firaun itu diberitahu
oleh ajudannya bahwa ada seorang lelaki yang tinggal bersama wanita yang sangat
cantik jelita. Firaun tersebut mengutus utusannya untuk menemui Ibrahim. Sang
utusan bertanya, “Siapakah wanita yang tinggal bersamamu?”. Nabi
Ibrahim AS menjawab, “Dia adalah adikku.”. Lalu Nabi Ibrahim AS
mendatangi Sarah dan berkata, “Wahai Sarah, di muka Bumi ini tidak ada
orang yang beriman kecuali aku dan kamu. Dan di depan sana ada seseorang yang
datang dan bertanya kepadaku tentang dirimu, maka aku katakan padanya bahwa
kamu adalah adikku. Oleh karena itu, janganlah kamu katakan yang lain selain
yang aku katakan.”
Maksud ucapan Nabi Ibrahim ‘AS yang mengatakan bahwa Sarah adalah adiknya adalah “saudara seagama” (ukhtun fid-diin). Sedangkan maksud “di muka Bumi ini tidak ada orang yang beriman kecuali aku dan kamu” adalah tidak ada pasangan mukmin lain selain aku dan kamu. Alasannya adalah, karena Nabi Luth AS pada saat itu juga beriman, sama seperti mereka. Nabi Luth AS adalah keponakan Nabi Ibrahim AS.Menurut sejarawan, Firaun dalam kisah tersebut merupakan saudara dari Adh-Dhahhak, Firaun yang sangat terkenal kezhalimannya. Firaun tersebut bernama Sinan bin Ulwan bin Ubaid bin Auj bin Imlaq bin Lawaz bin Sam bin Nuh. Sedangkan riwayat Ibnu Hisyam dalam kitab “At-Tijan” menyebutkan, firaun tersebut adalah Amru bin Umrul Qais bin Mailepon bin Saba.
Sumber: buku Qashash Al-Anbiyaa’, 2002, karya Ibnu Katsir
Maksud ucapan Nabi Ibrahim ‘AS yang mengatakan bahwa Sarah adalah adiknya adalah “saudara seagama” (ukhtun fid-diin). Sedangkan maksud “di muka Bumi ini tidak ada orang yang beriman kecuali aku dan kamu” adalah tidak ada pasangan mukmin lain selain aku dan kamu. Alasannya adalah, karena Nabi Luth AS pada saat itu juga beriman, sama seperti mereka. Nabi Luth AS adalah keponakan Nabi Ibrahim AS.Menurut sejarawan, Firaun dalam kisah tersebut merupakan saudara dari Adh-Dhahhak, Firaun yang sangat terkenal kezhalimannya. Firaun tersebut bernama Sinan bin Ulwan bin Ubaid bin Auj bin Imlaq bin Lawaz bin Sam bin Nuh. Sedangkan riwayat Ibnu Hisyam dalam kitab “At-Tijan” menyebutkan, firaun tersebut adalah Amru bin Umrul Qais bin Mailepon bin Saba.
Sumber: buku Qashash Al-Anbiyaa’, 2002, karya Ibnu Katsir
No comments:
Post a Comment