PENA MIMBAR
[“And remember Our slaves, Ibrahim (Abraham), Ishaque (Isaac), and Ya’qub (Jacob), (All) owners of strength (in worshipping Us) and (also) of religious understanding”.]
Wednesday, 23 December 2015
Corak Pemikiran Imam Al-Ghazali Tentang Pendidikan
Imam
Al Ghazali, sebuah nama yang tidak asing di telinga kaum muslimin. Nama lengkap Imam al-Ghazali adalah Abu Hamid
Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, dilahirkan di kota Thusia, salah satu kota di
negeri Khurosan, Persia, pada tahun 450 Hijriyah, bertepatan dengan tahun
1058 Masehi.
Tokoh terkemuka dalam kancah filsafat dan
tasawuf. Memiliki pengaruh dan pemikiran yang telah menyebar ke seantero dunia
Islam. Ironisnya sejarah dan perjalanan hidupnya masih terasa asing. Kebanyakan
kaum muslimin belum mengerti. Berikut adalah sebagian sisi kehidupannya.
Sehingga setiap kaum muslimin yang mengikutinya, hendaknya mengambil hikmah
dari sejarah hidup beliau.
Sebagai makluk agung ciptaan Allah swt.,
manusia telah dikaruniai kemampuan-kemampuan dasar yang bersifat rohaniyah dan
jasmaniyah. Agar dengannya, mereka mampu mempertahankan hidup serta memajukan
kesejahteraannya. Kemampuan dasar tersebut dalam sejarah pertumbuhannya
merupakan modal dasar untuk mengembangkan kehidupannya di segala bidang.
Sarana
utama yang dibutuhkan untuk mengembangkan kehidupan manusia tidak lain adalah
pendidikan, Oleh karena antara manusia dengan tuntutan hidupnya yang saling
berpacu, maka pendidikan menjadi semakin penting. Bahkan boleh dikatakan,
pendidikan merupakan kunci dari segala bentuk kemajuan hidup sepanjang sejarah.
Diantara
pakar yang menaruh perhatian yang besar akan penyebarluasan ilmu dan pendidikan
adalah Imam al-Ghazali,
beliau dikenal sebagai ahli fiqih, kalam, seorang filosof dan seorang yang
membawa pembaharu terhadap tafsiran ajaran-ajaran Islam, dan yang berkenaan
dengan kemasyarakatan, bahkan juga sebagai tokoh pendidik akhlak bersandar
Islam, kemudian mendapat gelar “Hujjatul Islam” karena banyak melakukan
pembelaan terhadap Islam.
pendidikan
adalah sebagai sarana untuk menyebarluaskan keutamaan, membersihkan jiwa dan
sebagai media untuk mendekatkan manusia kepada Allah swt. Dengan itulah,
pendidikan menurut al-Ghazali adalah suatu ibadah dan sarana kemashlahatan
untuk membina umat. Disamping meningkatkan karirnya sebagai filosof dan ahli
agama, Imam al-Ghazali juga sebagai reformer masyarakat. Demikianlah,
al-Ghazali berdiri dalam satu barisan bersama para filosof dan reformer
mayarakat (Sosiolog) sejajarnya yang dikenal sejarah, seperti Plato, J.J
Rousseau dan Pestalozzi yang juga berkeyakinan bahwa perbaikan masyarakat itu
hanya dapat dijangkau melalui pendidikan.
Sisi
pendidikan yang menarik perhatian dalam studi al-Ghazali adalah sikapnya yang
sangat mengutamakan ilmu dan pengajaran, kekuatan pendiriannya dalam
mempertahankan pengajaran yang benar sebagai jalan untuk mendekatkan diri
kepada Allah swt. dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan ini beliau
telah mengangkat status guru dan menumpukkan kepercayaannya pada guru yang
dinilainya sebagai pemberi petunjuk (mursyid) dan pembina rohani yang baik.
Mengenai keutamaan mencari ilmu, beliau berkata dalam kitab “Fatihatul Ulum”,
sebagai berikut : “………..Kesempurnaan umat manusia dalam mendekatkan diri kepada
Allah swt. hanya dapat dihampiri oleh ilmu pengetahuannya. Oleh karena itu,
selama ilmunya banyak lagi sempurna, maka dia dekat dengan Allah swt. dan dia
lebih mirip seperti malaikat-malaikatNya”
Al-Ghazali
termasuk ke dalam kelompok sufistik yang banyak menaruh perhatiannya yang besar
terhadap pendidikan, karena pendidikanlah yang banyak menentukan corak
kehidupan suatu bangsa dan pemikirannya. Menurut H.M. Arifin (Guru besar dalam
dalam bidang pendidikan), mengatakan bila dipandang dari segi filosofis,
al-Ghazali adalah penganut faham idealisme yang konsekuen terhadap agama
sebagai dasar pandangannya. Dalam masalah pendidikan, al-Ghazali lebih
cenderung berpaham empirisme.
Hal
ini antara lain disebabkan karena ia sangat menekankan pengaruh pendidikan
terhadap peserta didik. Menurutnya, seorang anak tergantung kepada orang tua
dan siapa yang mendidiknya. Hati seorang anak itu bersih, murni laksana permata
yang amat berharga, sederhana dan bersih dari gambaran apapun. Al-Ghazali
mengatakan, jika anak menerima ajaran dan kebiasaan hidup yang baik, maka anak
itu menjadi baik. Sebaliknya, jika anak itu dibiasakan kepada hal-hal yang
jahat, maka anak itu akan berakhlak jelek.
Sisi
teoritis dari pemikiran ini terfokus pada konsep pengetahuan, yang mana
al-Ghazali menawarkan ide-ide yang cukup mendetail tentang bagaimana manusia
memperoleh pengetahuan, nilai ilmu pengetahuan dan kemudian menawarkan
klasifikasi ilmu pengetahuan. Dalam sisi ini, al-Ghazali melihat ilmu
pengetahuan dari berbagai sudut; nilai intrinsiknya, nilai etisnya dan nilai
sosialnya.
Segi
praktis dari pemikiran ini terpusat pada pola hubungan guru dengan murid.
Diskusinya tentang guru dan murid mencakup berbagai kewajiban bagi kedua belah
pihak, yang menurut al-Ghazali akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan
Islam. Bagi al-Ghazali, tujuan akhir pendidikan adalah hari akhirat,
sebagaimana halnya hari akhirat juga merupakan tujuan akhir dari kehidupan umat
manusia. Konsekuensinya adalah bahwa keseluruhan proses pendidikan harus menuju
tercapainya tujuan akhir.
Insan
purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah swt., bukan untuk mencari
kedudukan, kemegahan dan kegagahan atau mendapatkan kedudukan yang menghasilkan
uang. Karena jika tujuan pendidikan diarahkan bukan pada mendekatkan diri
kepada Allah, akan dapat menimbulkan kedengkian, kebencian dan permusuhan. Hal
ini mencerminkan sikap zuhud Al-Ghazali terhadap dunia, merasa Qana`ah (merasa
cukup dengan yang ada) dan banyak memikirkan kehidupan akhirat dari pada
kehidupan dunia.
Sarana yang bertujuan mendapatkan
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Dalam hal ini, al-Ghazali memandang bahwa
dunia ini bukan merupakan hal pokok, tidak abadi dan akan rusak, sedangkan maut
dapat memutuskan kenikmatan setiap saat. Tujuan pendidikan al-Ghazali tidak
sama sekali menistakan dunia, melainkan dunia ini hanya sebagai alat .
Akhir kehidupan beliau dihabiskan
dengan kembali mempelajari hadits dan berkumpul dengan ahlinya. Berkata Imam
Adz Dzahabi, “Pada akhir kehidupannya, beliau tekun menuntut ilmu hadits dan
berkumpul dengan ahlinya serta menelaah shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim).
Seandainya beliau berumur panjang, niscaya dapat menguasai semuanya dalam waktu
singkat. Beliau belum sempat meriwayatkan hadits dan tidak memiliki keturunan
kecuali beberapa orang putri.”
Abul Faraj Ibnul Jauzi menyampaikan
kisah meninggalnya beliau dalam kitab Ats Tsabat Indal Mamat, menukil cerita
Ahmad (saudaranya); Pada subuh hari Senin, saudaraku Abu Hamid berwudhu dan
shalat, lalu berkata, “Bawa kemari kain kafan saya.” Lalu beliau mengambil dan
menciumnya serta meletakkannya di kedua matanya, dan berkata, “Saya patuh dan
taat untuk menemui Malaikat Maut.” Kemudian beliau meluruskan kakinya dan
menghadap kiblat. Beliau meninggal sebelum langit menguning (menjelang pagi
hari). (Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 6/34). Beliau wafat
di kota Thusi, pada hari Senin tanggal 14 Jumada Akhir tahun 505 H dan
dikuburkan di pekuburan Ath Thabaran (Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/201).
Ibrahim AS (tiga kebohongan yang mulia)
Kebohongan'
pertama
Orang-orang
kafir Babilonia memiliki hari besar yang mereka rayakan tiap tahun di alun-alun
kota. Ketika hari raya itu tiba, Nabi Ibrahim AS diajak oleh ayahnya untuk
menyaksikannya. Namun, ia tidak mau mengikutinya dengan alasan sakit, seperti
dalam firman Allah SWT pada Alquran surat Ash-Shaaffaat 88-89, “Lalu
dia memandang sekilas ke bintang-bintang, kemudian dia (Ibrahim) berkata,
‘Sesungguhnya aku sakit’.” Nabi Ibrahim AS
membuat alasan itu untuk melancarkan rencananya menghancurkan berhala-berhala
yang akan ditinggalkan saat semua orang menghadiri perayaan besar tersebut.
Nabi Ibrahim AS kemudian menghancurkan semua berhala dengan kapak, kecuali
berhala yang terbesar. Dia kemudian meletakkan kapak di tangan berhala terbesar
tersebut. Sebagaimana disebutkan dalam sejarah, ayah Nabi Ibrahim AS
merupakan pembuat berhala.
'Kebohongan' kedua
Setelah Nabi
Ibrahim AS menghancurkan semua berhala, kecuali yang terbesar, dan meletakkan
kapak di tangan kanan berhala terbesar itu, masyarakat yang baru kembali dari
perayaan kaget melihat sesembahan mereka hancur. “Mereka berkata,
‘Siapakah yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sungguh,
dia termasuk orang yang zhalim." (QS Al-Anbiyaa:59) Kemudian
di antara mereka ada yang berkata, “Kami mendengar ada seorang pemuda
yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim." (QS
Al-Anbiyaa:60) Menurut Ibnu Mas'ud, mereka yang menunjuk bahwa Nabi Ibrahim AS
pelakunya adalah mereka yang pernah mendengar Nabi Ibrahim berkata, “Dan
demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu
setelah kamu pergi meninggalkannya.” (QS Al-Anbiyaa:57). Nabi
Ibrahim AS kemudian dibawa dan “disidang”. Setelah berkumpul, “Mereka
bertanya, ‘Apakah engkau yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan
kami, wahai Ibrahim?’ Dia (Ibrahim) menjawab, ‘Sebenarnya patung besar itu yang
melakukannya." (QS Al-Anbiyaa:62-63) Nabi Ibrahim AS berkata
seperti itu agar mereka segera menjawab bahwa patung-patung itu tidak dapat
berbicara, hingga akhirnya mereka mengakui bahwa patung-patung itu hanyalah
benda mati yang tidak bisa berbuat apa-apa.
'Kebohongan' ketiga
Pada suatu hari
Nabi Ibrahim AS bersama istrinya, Sarah, datang ke suatu tempat yang dikuasai
seorang Firaun zhalim, untuk menetap sementara di sana. Firaun itu diberitahu
oleh ajudannya bahwa ada seorang lelaki yang tinggal bersama wanita yang sangat
cantik jelita. Firaun tersebut mengutus utusannya untuk menemui Ibrahim. Sang
utusan bertanya, “Siapakah wanita yang tinggal bersamamu?”. Nabi
Ibrahim AS menjawab, “Dia adalah adikku.”. Lalu Nabi Ibrahim AS
mendatangi Sarah dan berkata, “Wahai Sarah, di muka Bumi ini tidak ada
orang yang beriman kecuali aku dan kamu. Dan di depan sana ada seseorang yang
datang dan bertanya kepadaku tentang dirimu, maka aku katakan padanya bahwa
kamu adalah adikku. Oleh karena itu, janganlah kamu katakan yang lain selain
yang aku katakan.”
Maksud ucapan Nabi Ibrahim ‘AS yang mengatakan bahwa Sarah adalah adiknya adalah “saudara seagama” (ukhtun fid-diin). Sedangkan maksud “di muka Bumi ini tidak ada orang yang beriman kecuali aku dan kamu” adalah tidak ada pasangan mukmin lain selain aku dan kamu. Alasannya adalah, karena Nabi Luth AS pada saat itu juga beriman, sama seperti mereka. Nabi Luth AS adalah keponakan Nabi Ibrahim AS.Menurut sejarawan, Firaun dalam kisah tersebut merupakan saudara dari Adh-Dhahhak, Firaun yang sangat terkenal kezhalimannya. Firaun tersebut bernama Sinan bin Ulwan bin Ubaid bin Auj bin Imlaq bin Lawaz bin Sam bin Nuh. Sedangkan riwayat Ibnu Hisyam dalam kitab “At-Tijan” menyebutkan, firaun tersebut adalah Amru bin Umrul Qais bin Mailepon bin Saba.
Sumber: buku Qashash Al-Anbiyaa’, 2002, karya Ibnu Katsir
Maksud ucapan Nabi Ibrahim ‘AS yang mengatakan bahwa Sarah adalah adiknya adalah “saudara seagama” (ukhtun fid-diin). Sedangkan maksud “di muka Bumi ini tidak ada orang yang beriman kecuali aku dan kamu” adalah tidak ada pasangan mukmin lain selain aku dan kamu. Alasannya adalah, karena Nabi Luth AS pada saat itu juga beriman, sama seperti mereka. Nabi Luth AS adalah keponakan Nabi Ibrahim AS.Menurut sejarawan, Firaun dalam kisah tersebut merupakan saudara dari Adh-Dhahhak, Firaun yang sangat terkenal kezhalimannya. Firaun tersebut bernama Sinan bin Ulwan bin Ubaid bin Auj bin Imlaq bin Lawaz bin Sam bin Nuh. Sedangkan riwayat Ibnu Hisyam dalam kitab “At-Tijan” menyebutkan, firaun tersebut adalah Amru bin Umrul Qais bin Mailepon bin Saba.
Sumber: buku Qashash Al-Anbiyaa’, 2002, karya Ibnu Katsir
Lafadz Takbir Idhul Fitri dan Idhul Adha
الله اكبر- الله اكبر-
الله اكبر
لااله الاالله والله اكبر
الله اكبر ولله الحمد
الله اكبر كبيرا والحمد
لله كثيرا
وسبحان الله بكرة واصيلا
لااله الا الله وحده, صدق
وعده, ونصر عبده,
وأعزجنده وهزم الاحزاب
واحده,
لااله الاالله ولانعبد
الاإياه,
مخلصين له الد ين ولو كره
الكا فرون,
ولو كره المنافقون, ولوكره
المشركون.
لااله
الاالله والله اكبر, الله اكبر ولله الحمد
Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar.....
Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd.
Allaahu akbaru kabiiraa walhamdulillaahi
katsiiraa, wasubhaanallaahi bukrataw - wa ashillaa. Laa - ilaaha -
illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, - wa - a'azza - jundah,
wahazamal - ahzaaba wahdah. Laa - ilaaha illallallahu walaa na'budu illaa
iyyaahu mukhlishiina lahuddiina walau karihal - kaafiruun, walau karihal
munafiqun, walau karihal musyrikun. Laa - ilaaha illallaahu wallaahu
akbar.Allaahu akbar walillaahil - hamd
Artinya :
Allah maha
besar (3X)
Tiada Tuhan
selain Allah
Allah maha
besar
Allah maha
besar dan segala puji bagi Allah.
Artinya :
Allah maha
besar dengan segala kebesaran,
Segala puji
bagi Allah sebanyak-banyaknya,
Dan maha suci
Allah sepanjang pagi dan sore.
Tiada Tuhan
selain Allah dengan ke Esaan-Nya. Dia menepati janji, menolong hamba dan
memuliakan bala tentara-Nya serta melarikan musuh dengan ke Esaan-Nya.
Tiada Tuhan
selain Allah dan kami ttidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan
agama Islam meskipun orang kafir, munafiq dan musyrik membencinya.
Tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar. Allah maha besar dan segala puji bagi Allah
Tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar. Allah maha besar dan segala puji bagi Allah
Tuesday, 22 December 2015
Satuan Acara Perkuliahan Pembelajaran Aqidah Akhlak MI
Satuan Acara Perkuliahan/Rencana Pembelajaran Semester
Berdasarkan Permen No. 49 tahun 2014 SNPT
Pasal 12
Program Studi
|
:
|
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
|
Revisi ke
|
:
|
.......................................................
|
Kode / Nama Mata Kuliah
|
:
|
PGMI.018 / Pemblj Aqidah Akhlak MI
|
Tgl revisi
|
:
|
.......................................................
|
Satuan Kredit Semester
|
:
|
2 SKS
|
Tgl mulai berlaku
|
:
|
.......................................................
|
Jml Jam kuliah dalam seminggu
|
:
|
100 Menit tatap muka
0 Menit pekerjaan di luar kelas
|
Dosen penyusun
|
:
|
Ahmad Mukhlasin, S.Pd.I., M.Pd.I
|
Jml Jam kegiatan laboratorium
|
:
|
0 Menit
|
Penanggungjawab Keilmuan
|
:
|
Nani Kurniasih, S.T., M.Si
|
Standar Kompetensi
|
:
|
Mahasiswa mampu memahami Pembelajaran dan
materi ajar Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah hingga pada penerapan dalam
keseharian untuk dilakukan oleh peserta didik.
|
|||
Proses Integrasi-interkoneksi
di level filosofis:
|
|||||
a.
Pembelajaran Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah mendorong mahasiswa untuk selalu bertindak
objektif, berpikir logis dan mampu menentukan
kebijakan yang bersumber dari al-Qur’an, al-Hadits dan Norma lingkungan atau
budaya masyarakat.
b.
Proses Integrasi-interkoneksi di level strategi
: kuliah Pembelajaran Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah dilakukan dengan berbagai strategi pembelajaran
aktif dari analisis nilai-nilai Aqidah dan Akhlak yang mendorong terjadinya kerjasama dan proses
inquiry supaya pemahaman pembelajaran dan materi ajar tidak
sebatas fiktif, sehingga dengan diintegrasikan berdasar Al-Qur’an,
hadits, Norma lingkungan atau budaya masyarakat, diharapkan mahasiswa dapat menentukan sikap / kebijakan pada kehidupan dan keilmuan sehari - hari di lingkungan sosial maupun
akademik.
|
|||||
Matakuliah pendukung
Integrasi-Interkoneksi:
|
|||||
a.
Al Qur’an
b.
Al Hadits
c.
Sejarah Islam
|
d.
Ilmu Sosial Budaya
e.
Kewarganegaraan
f.
Tauhid
|
||||
Level integrasi-interkoneks :
|
|||||
a.
Ajaran Islam
b.
Sejarah
c.
Filosofi
|
d.
Strategi
e.
Sosial dan Budaya
|
||||
Deskripsi Umum
Mata kuliah:
|
|||||
a. Mata kuliah ini
memberikan bekal kemampuan mahasiswa dari penguasaan Pembelajaran dan Materi Ajar materi Aqidah Akhlak Madrasah
Ibtidaiyah yang nantinya akan
diajarkan di Sekolah / Madrasah, lingkup
masyarakat dan pembelajarannya
sebagai bekal untuk menjadi pendidik (guru) yang profesional maupun pendamping ahli dalam bimbingan Nilai Aqidah
maupun Akhlak dilingkungan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut selain melalui ekspositori dan diskusi,
mahasiswa diberikan tugas individu terkait
Materi pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah dan pengembangan pengetahuan
seputar keteladanan yang sudah di-nash / di-tamsil- kan dalam
al-Qur’an.
b. Selain itu diberikan
beberapa konsep dan persiapan untuk
proses kegiatan Pembelajaran Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah.
c. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif
berbasis inquiry: inquiri sosial, penemuan ide pembelajaran, simulasi, dsb.
|
Pert
ke :
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
Pokok bahasan/ Materi
|
Aktifitas Pembelajaran
|
Referensi/
Sumber Belajar
|
1
|
Kontrak Belajar, Definisi dan Nilai -Nilai Aqidah
Akhlak, materi Pembahasan Aqidah Akhlak MI.
|
- Memahami kontrak belajar
- Memahami Definisi dan Nilai-Nilai Aqidah Akhlak
- Menguasai materi Pembahasan Aqidah Akhlak MI
|
1. Pengenalan materi
2. Pemetaan Nilai Aqidah
3. Pemetaan Nilai Akhlak
|
1. Kuliah dibuka dengan
Basmalah
2. Dosen menggali
pengamatan mahasiswa terhadap materi Ajar
Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah.
3. Diskusi tentang Definisi, Nilai
dan Manfaat Aqidah Akhlak
4. Penentuan kelompok diskusi
|
[2], [8], [9], [10], [11]
|
2
|
Memahami
ciptaan Allah S.W.T, Rukun Iman, perilaku jujur,
membiasakan
perilaku bertanggung jawab, hidup
bersih, Membiasakan perilaku disiplin
|
Mahasiswa
dapat memaparkan materi tentang :
-
Menunjukkan ciptaan Allah S.W.T,
-
Menyebutkan enam Rukun Iman,
-
Menghafal enam rukun Iman,
-
Membiasakan perilaku jujur,
-
membiasakan perilaku bertanggung jawab,
-
Membiasakan hidup bersih,
-
Membiasakan perilaku disiplin
|
1. Mengenal rukun Iman
2. Membiasakan perilaku terpuji
|
1. Kuliah dibuka dengan basmalah
2. Diskusi Materi Ajar tentang
:
- ciptaan Allah S.W.T,
- Rukun Iman,
- Perilaku jujur,
- Membiasakan perilaku bertanggung jawab,
- hidup bersih,
- Membiasakan perilaku disiplin
3. Penentuan Desain, metoode,
strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
|
[6], [8], [10], [11]
[15]
|
3
|
memahami
materi tentang syahadat tauhid dan syahadat rosul, Menampilkan perilaku rajin,
menampilkan perilaku tolong menolong, Menampilkan perilaku hormat terhadap
orang tua,
Menanpilkan
adab makan dan minum, Menampilkan adab
belajar
|
Mahasiswa
dapat menyampaikan pembelajaran tentang :
-
Melafadzkan syahadat tauhid dan syahadat rosul,
-
Menghafalkan dua kalimat syahadat,
-
Mengartikan dua kalimat syahadat,
-
Menampilkan perilaku rajin, menampilkan perilaku tolong menolong,
-
Menampilkan perilaku hormat terhadap orang tua,
-
Menanpilkan adab makan dan minum, Menampilkan
adab belajar
|
1. Mengenal dua kalimat syahadat
2. Membiasakan perilaku terpuji
|
1. Kuliah dibuka dengan
basmalah
2. Diskusi Materi Ajar tentang:
- Syahadat tauhid dan syahadat rosul,
- Perilaku rajin,
- Tolong
menolong,
- Hormat terhadap
orang tua,
- Adab makan
dan minum, Menampilkan adab belajar
3. Penentuan Desain, metoode,
strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
|
[1], [8], [10], [11], [15]
|
4
|
Memahami
dan merancang
pembelajaran Asmaul Khusna dan perilaku
terpuji
|
Mahasiswa dapat
melakukan kegiatan pembelajaran tentang :
-
menyebutkan lima dari asmaul husna
-
menyebutkan lima dari asmaul husna
-
menampilkan perilaku rendah hati
-
menampilkan adab buang air besar dan kecil
|
1. Mengenal Asmaul khusna
2. Mencontoh perilaku terpuji
|
1. Kuliah dibuka dengan
basmalah
2. Diskusi Materi Ajar tentang:
- Asmaul Husna
- Perilaku rendah hati
- Adab buang air besar
dan kecil
3. Penentuan Desain, metoode, strategi dan media pembelajaran
terkait materi Ajar
|
[8], [10], [11]
|
5
|
Memahami
bentuk pembelajaran tentang Asmaul Khusna, Mengartikan Lima dari Asmaul
Khusna, Mencontohkan perilaku hormat dan santun kepada guru, Menampilkan
perilaku sopan santun kepada tetangga.
|
Mahasiswa
dapat melakukan kegiatan pembelajaran tentang :
-
Menyebutkan lima dari Asmaul Khusna
-
Mengartikan Lima dari Asmaul Khusna
-
Mencontohkan perilaku hormat dan santun kepada guru
-
Menampilkan perilaku sopan santun kepada
tetangga.
|
1. Mengenal Asmaul khusna
2. Membiasakan perilaku terpuji
|
1. Kuliah dibuka dengan
basmalah
2. Diskusi Materi Ajar
tentang:
- Asmaul Khusna dan
ma’nanya
- perilaku hormat dan
santun kepada guru
- perilaku sopan santun
kepada tetangga.
3. Penentuan Desain, metoode,
strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
|
[10], [11], [15]
|
6
|
Memahami bentuk
pembelajaran tentang : lima sifat wajib Allah S.W.T, Mengartikan lima sifat
wajib Allah S.W.T, Menampilkan perilaku percaya diri, Menampilkan perilaku
Tekun, Menampilkan perilaku Hemat
|
Mahasiswa dapat
melakukan kegiatan pembelajaran tentang :
-
Menyebutkan lima sifat wajib Allah S.W.T
-
Mengartikan lima sifat wajib Allah S.W.T
-
Menampilkan perilaku percaya diri
-
Menampilkan perilaku Tekun
-
Menampilkan perilaku Hemat
|
1. Mengenal sifat wajib Allah S.W.T
2. Membiasakan perilaku terpuji
|
1. Kuliah dibuka dengan
basmalah
2. Diskusi Materi Ajar tentang:
-
Sifat wajib Allah S.W.T dan ma’nanya
-
Perilaku percaya diri
-
Perilaku Tekun
-
Perilaku Hemat
3. Penentuan Desain, metoode,
strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
|
[8], [10], [11]
|
7
|
Memahami bentuk
pembelajaran tentang : Sifat mustahil Allah S.W.T besrta Artinya, perilaku
setia kawan, perilaku kerja keras, menampilkan perilaku penyayang terhadap
hewan
menampilkan perilaku
penyayang lingkungan
|
Mahasiswa dapat
melakukan kegiatan pembelajaran tentang :
-
Sifat
mustahil Allah S.W.T besrta Artinya
-
menampilkan perilaku setia kawan
-
menampilkan perilaku kerja keras
-
menampilkan perilaku penyayang terhadap hewan
-
menampilkan perilaku penyayang lingkungan
|
1. Mengenal sifat mustahil Allah S.W.T
2. Membiasakan perilaku terpuji
|
1. Kuliah dibuka dengan basmalah
2. Diskusi Materi Ajar tentang:
-
Sifat mustahil Allah S.W.T besrta Artinya
-
Perilaku setia kawan
-
Perilaku kerja keras
-
Perilaku penyayang terhadap hewan
-
Perilaku penyayang lingkungan
3. Penentuan Desain, metoode,
strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
|
[8], [10], [11]
|
U J I A N T E N G A H S E M E S T E R
|
|||||
8
|
Menguasai
penyampaian materi dan cara pembelajaran tentang : sifat jaiz Allah S.W.T dan ma’nanya,
Meneladani perilaku taubatnya Nabi
Adam AS, Meneladani perilaku masa
kanak-kanak Nabi Muhammad S.A.W.
|
-
Menyebutkan sifat jaiz Allah S.W.T
-
Mengartikan sifat jaiz Allah S.W.T
-
Meneladani perilaku taubatnya Nabi Adam AS
-
Meneladani perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad S.A.W
|
1. Mengenal sifat jaiz Allah S.W.T
2. Membiasakan perilaku terpuji
|
1. Kuliah dibuka dengan basmalah
2. Diskusi Materi Ajar tentang:
-
Menyebutkan sifat jaiz Allah S.W.T
-
Mengartikan sifat jaiz Allah S.W.T
-
Meneladani perilaku taubatnya Nabi Adam AS
-
Meneladani perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad S.A.W
3. Penentuan Desain, metoode,
strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
|
[7], [8], [10], [11]
|
9
|
Menguasai
penyampaian materi dan cara pembelajaran tentang : Menjelaskan
pengertian malaikat, Menyebutkan
nama-nama malaikat, Menyebutkan
tugas malaikat,
Meneladani
perilaku Nabi Ibrahim AS
Meneladani
Nabi Ismail AS
|
Mahasiswa
mampu menerangkan Materi:
-
Pengertian
malaikat,
-
Nama-nama
malaikat,
-
Tugas
malaikat,
-
Meneladani
perilaku Nabi Ibrahim AS
-
Meneladani
Nabi Ismail AS
|
1.
Mengenal
malaikat dan tugasnya dan
2.
Membiasakan
sifat terpuji
|
1. Kuliah dibuka dengan basmalah
2. Diskusi Materi Ajar tentang:
-
Pengertian malaikat,
-
Nama-nama malaikat,
-
Tugas malaikat,
-
Meneladani perilaku Nabi Ibrahim AS
-
Meneladani Nabi Ismail AS
3. Penentuan Desain, metoode,
strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
|
[1], [3], [7], [10]
|
10
|
Menguasai
penyampaian materi dan cara pembelajaran tentang : Menyebutkan nama
Kitab-kitab Allah S.W.T, Nama-nama Rasul penerima Kitab Allah S.W.T, Menjelaskan
Al-Quran sebagai kitab suci terakhir,
Meneladani
perilaku Nabi Ayyub AS, Meneladani
perilaku Nabi Musa AS, Meneladani
perilaku Nabi Isa AS
|
Mahasiswa
mampu menerangkan Materi:
-
Kitab-kitab
Allah S.W.T S.W.T,
-
Nama-nama
Rasul penerima Kitab Allah S.W.T,
-
Al-Quran
sebagai kitab suci terakhir,
-
Meneladani
perilaku Nabi Ayyub AS,
-
Meneladani perilaku Nabi Musa AS,
-
Meneladani
perilaku Nabi Isa AS
|
1. Mengenal kitab-kitab Allah S.W.T S.W.T
2. Membiasakan perilaku terpuji.
|
1. Kuliah dibuka dengan basmalah
2. Diskusi Materi Ajar tentang:
-
Kitab-kitab Allah S.W.T,
-
Nama-nama Rasul penerima Kitab Allah S.W.T,
-
Al-Quran sebagai kitab suci terakhir,
-
Meneladani perilaku Nabi Ayyub AS,
-
Meneladani perilaku Nabi Musa AS,
-
Meneladani perilaku Nabi Isa AS
3. Penentuan Desain, metoode,
strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
|
[1], [7], [10]
|
11
|
Menguasai
penyampaian materi dan cara pembelajaran tentang : Nama -nama Rosullulah, Menyebutkan
nama Rosul Ulul Azmi, Membedakan Nabi dan Rosul, Meneladani khalifah Abu
Bakar, Meneladani perilaku Umar Bin Khattab, Meneladani perilaku Utsman Bin
Affan, Meneladani perilaku Utsman Bin Affan
|
Mahasiswa
mampu menerangkan Materi:
-
Nama
-nama Rosullulah
-
Rosul
Ulul Azmi
-
Membedakan
Nabi dan Rosul
-
Meneladani
khalifah Abu Bakar
-
Meneladani
perilaku Umar Bin Khattab
-
Meneladani
perilaku Utsman Bin Affan
-
Meneladani
perilaku Ali
Bin Abi Thalib
|
1. Mengenal rasol-rosul Allah S.W.T
2. membiasakan perilaku terpuji
|
1. Kuliah dibuka dengan basmalah
2. Diskusi Materi Ajar tentang:
-
Nama -nama Rosullulah
-
Rosul Ulul Azmi
-
Membedakan Nabi dan Rosul
-
Meneladani khalifah Abu Bakar
-
Meneladani perilaku Umar Bin Khattab
-
Meneladani perilaku Utsman Bin Affan
-
Meneladani perilaku Ali Bin Abi Thalib
3. Penentuan Desain, metoode,
strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
|
[7], [10], [13], [14]
|
12
|
Menguasai
penyampaian materi dan cara pembelajaran tentang : Nama hari akhir, tanda-tanda hari Akhir, Menghindari
perilaku dengki dalam kisah abu lahab dan Musailamah al-Kadzab
|
Mahasiswa
mampu menerangkan Materi:
-
Nama hari akhir,
-
tanda-tanda hari Akhir,
-
Menghindari perilaku dengki dalam kisah abu lahab
-
Menghindari perilaku kebohongan Musailamah al-Kadzab
|
1. Meyakini adanya hari Akhir
2. menghindari akhlak tercela
|
1. Kuliah dibuka dengan basmalah
2. Diskusi Materi Ajar tentang:
-
Nama hari akhir,
-
Tanda-tanda hari Akhir,
-
Perilaku dengki dalam kisah abu lahab
-
Kebohongan Musailamah al-Kadzab
3. Penentuan Desain, metoode, strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
|
[10], [11], [14]
|
13
|
Menguasai
penyampaian materi dan cara pembelajaran tentang : Qodha dan Qodar,
Meneladani perilaku silaturrahmi Nabi Ibrahim AS, Meneladani Ketaatan
Nabi Isa AS
|
Mahasiswa
mampu menerangkan Materi:
-
Meyakini adanya Qodha dan Qodar
-
Menunjukkan keyakinan adanya Qodha dan Qodar
-
Meneladani perilaku silaturrahmi Nabi Ibrahim AS
-
Meneladani Ketaatan Nabi Isa AS
|
1. Meyakini adanya Qodha dan Qodar
2. Membiasakan perilaku terpuji
|
1. Kuliah dibuka dengan basmalah
2. Diskusi Materi Ajar tentang:
- Meyakini adanya Qodha dan Qodar
- Menunjukkan keyakinan adanya Qodha
dan Qodar
- Meneladani perilaku silaturrahmi
Nabi Ibrahim AS
- Meneladani Ketaatan Nabi Isa AS
3. Penentuan Desain, metoode, strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
|
[1], [3], [4], [7], [10],
|
14
|
Menganalisisi tentang : Kisah anak dan orang tua dalam
Al-Qur’an
|
Mahasiswa
merevew dan menganalisis Kisah Teladan anak dan
orang tua dalam Al-Qur’an meliputui :
-
Kisah Nabi Adam AS dan Anak-anaknya
-
Kisah Nabi Nuh AS dan dan Anak-anaknya
-
Kisah Nabi Ibrahim AS dan dan Anak-anaknya
-
Kisah Nabi Luth AS dan Anak Perempuannya
-
Kisah Nabi Musa AS dan Ibunya
-
Kisah Syaikh Madyan dengan Anak Putrinya
-
Kisah Nabi Daud AS dan Nabi Sulaiman AS
-
Kisah Luqman Hakim dan Anaknya
-
Kisah Nabi Zakaria AS dan Nabi Yahya AS
-
Kisah Nabi Isa AS dan Ibunya
|
Kisah
Teladan anak dan orang tua dalam Al-Qur’an
|
1. Kuliah dibuka dengan basmalah
2. Diskusi tentang kisah anak
dan orang tua dalam Al-Qur’an
3. Pemaparan Resume dan Analisis
mengenai materi Kisah Teladan anak dan orang tua
dalam Al-Qur’an
|
[1], [10]
|
Daftar Referensi
ü
Wajib :
1. Abdul Hayyie al-Katani dan Fithriyah (Terj), Kisah
Bapak dan Anak dalam Al-Qur'an, Jakarta : Gema Insani Press, 2007
2. Farid Ma’ruf, Etika Islam, Jakarta : PT Bulan
Bintang, 1993
3. Humaidi Syuhud (Terj), Nabi Ibrahim, Yogyakarta :
Mitra Pustaka, 2012
4. Humaidi Syuhud (Terj), Nabi Ismail, Yogyakarta :
Mitra Pustaka, 2012
5. Kementerian Agama,
Akidah Akhlak : Buku Guru Kelas
IV / Kementerian Agama Republik Indonesia. Jakarta : Kementerian
Agama Republik Indonesia, 2014
6. Kementerian Agama,
Akidah Akhlak : Buku Guru Kelas I / Kementerian Agama Republik
Indonesia. Jakarta : Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014
7. Moh. Rifa’i, Riwayat 25 Nabi dan Rasul, Semarang :
PT Karya Toha Putra, 2012
8. Muslim Nurdin, dkk, Moral dan Kognisi Islam,
Bandung : Alfabeta 1995
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor : 22, 23, 24, Tahun 2006 Tentang Standar Isi, Standar Kopetensi Lulusan,
Lampiran I Tentang “Standar Kompetensi dan Kompetensi Tingkat Dasar dan SDLB”.
10. Soenarjo, al Quran dan terjemahnya, Semarang
: CV ALWAAH, 1993
11. Teungku Muhammad Hasbi Ash Siddieqy, Sejarah dan
Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam, Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 1987
ü Disarankan :
12. Budiman Rosady, SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) 4, Jakarta
: Intimedia Cipta Nusantara, 2007
13. Maftuh Ahnan Asy, Kumpulan Hadits-hadits Pilihan Sohih
Bukhori, Surabaya : Terbit Terang, 2003
SUMBER BELAJAR:
1. Buku
2. web
3. Alat Peraga / simulasi dll
PERSENTASE PENILAIAN
N. hadir + N. Tugas + N. Proses + N. UTS + N.UAS
|
=
|
Nilai Akhir
|
5
|
Disusun oleh :
|
Diperiksa oleh :
|
Disahkan oleh :
|
|
Ahmad
Mukhlasin, S.Pd.I., M.Pd.I
|
Penanggungjawab Keilmuan
Nani
Kurniasih, S.T., M.Si
|
Ketua Jurusan/
Program Studi
Nani Kurniasih, S.T., M.Si
|
Dekan
Lumaur Ridho, S.Psi., M.Pd
|
Subscribe to:
Posts (Atom)