Wednesday, 23 December 2015

PENA MIMBAR

PENA MIMBAR

Corak Pemikiran Imam Al-Ghazali Tentang Pendidikan



Imam Al Ghazali, sebuah nama yang tidak asing di telinga kaum muslimin. Nama lengkap Imam al-Ghazali adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, dilahirkan di kota Thusia, salah satu kota di negeri Khurosan,  Persia, pada tahun 450 Hijriyah, bertepatan dengan tahun 1058 Masehi.
 Tokoh terkemuka dalam kancah filsafat dan tasawuf. Memiliki pengaruh dan pemikiran yang telah menyebar ke seantero dunia Islam. Ironisnya sejarah dan perjalanan hidupnya masih terasa asing. Kebanyakan kaum muslimin belum mengerti. Berikut adalah sebagian sisi kehidupannya. Sehingga setiap kaum muslimin yang mengikutinya, hendaknya mengambil hikmah dari sejarah hidup beliau.
 Sebagai makluk agung ciptaan Allah swt., manusia telah dikaruniai kemampuan-kemampuan dasar yang bersifat rohaniyah dan jasmaniyah. Agar dengannya, mereka mampu mempertahankan hidup serta memajukan kesejahteraannya. Kemampuan dasar tersebut dalam sejarah pertumbuhannya merupakan modal dasar untuk mengembangkan kehidupannya di segala bidang.
Sarana utama yang dibutuhkan untuk mengembangkan kehidupan manusia tidak lain adalah pendidikan, Oleh karena antara manusia dengan tuntutan hidupnya yang saling berpacu, maka pendidikan menjadi semakin penting. Bahkan boleh dikatakan, pendidikan merupakan kunci dari segala bentuk kemajuan hidup sepanjang sejarah.
Diantara pakar yang menaruh perhatian yang besar akan penyebarluasan ilmu dan pendidikan adalah Imam al-Ghazali, beliau dikenal sebagai ahli fiqih, kalam, seorang filosof dan seorang yang membawa pembaharu terhadap tafsiran ajaran-ajaran Islam, dan yang berkenaan dengan kemasyarakatan, bahkan juga sebagai tokoh pendidik akhlak bersandar Islam, kemudian mendapat gelar “Hujjatul Islam” karena banyak melakukan pembelaan terhadap Islam.
pendidikan adalah sebagai sarana untuk menyebarluaskan keutamaan, membersihkan jiwa dan sebagai media untuk mendekatkan manusia kepada Allah swt. Dengan itulah, pendidikan menurut al-Ghazali adalah suatu ibadah dan sarana kemashlahatan untuk membina umat. Disamping meningkatkan karirnya sebagai filosof dan ahli agama, Imam al-Ghazali juga sebagai reformer masyarakat. Demikianlah, al-Ghazali berdiri dalam satu barisan bersama para filosof dan reformer mayarakat (Sosiolog) sejajarnya yang dikenal sejarah, seperti Plato, J.J Rousseau dan Pestalozzi yang juga berkeyakinan bahwa perbaikan masyarakat itu hanya dapat dijangkau melalui pendidikan.
Sisi pendidikan yang menarik perhatian dalam studi al-Ghazali adalah sikapnya yang sangat mengutamakan ilmu dan pengajaran, kekuatan pendiriannya dalam mempertahankan pengajaran yang benar sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan ini beliau telah mengangkat status guru dan menumpukkan kepercayaannya pada guru yang dinilainya sebagai pemberi petunjuk (mursyid) dan pembina rohani yang baik. Mengenai keutamaan mencari ilmu, beliau berkata dalam kitab “Fatihatul Ulum”, sebagai berikut : “………..Kesempurnaan umat manusia dalam mendekatkan diri kepada Allah swt. hanya dapat dihampiri oleh ilmu pengetahuannya. Oleh karena itu, selama ilmunya banyak lagi sempurna, maka dia dekat dengan Allah swt. dan dia lebih mirip seperti malaikat-malaikatNya”
Al-Ghazali termasuk ke dalam kelompok sufistik yang banyak menaruh perhatiannya yang besar terhadap pendidikan, karena pendidikanlah yang banyak menentukan corak kehidupan suatu bangsa dan pemikirannya. Menurut H.M. Arifin (Guru besar dalam dalam bidang pendidikan), mengatakan bila dipandang dari segi filosofis, al-Ghazali adalah penganut faham idealisme yang konsekuen terhadap agama sebagai dasar pandangannya. Dalam masalah pendidikan, al-Ghazali lebih cenderung berpaham empirisme.
Hal ini antara lain disebabkan karena ia sangat menekankan pengaruh pendidikan terhadap peserta didik. Menurutnya, seorang anak tergantung kepada orang tua dan siapa yang mendidiknya. Hati seorang anak itu bersih, murni laksana permata yang amat berharga, sederhana dan bersih dari gambaran apapun. Al-Ghazali mengatakan, jika anak menerima ajaran dan kebiasaan hidup yang baik, maka anak itu menjadi baik. Sebaliknya, jika anak itu dibiasakan kepada hal-hal yang jahat, maka anak itu akan berakhlak jelek.
Sisi teoritis dari pemikiran ini terfokus pada konsep pengetahuan, yang mana al-Ghazali menawarkan ide-ide yang cukup mendetail tentang bagaimana manusia memperoleh pengetahuan, nilai ilmu pengetahuan dan kemudian menawarkan klasifikasi ilmu pengetahuan. Dalam sisi ini, al-Ghazali melihat ilmu pengetahuan dari berbagai sudut; nilai intrinsiknya, nilai etisnya dan nilai sosialnya.
Segi praktis dari pemikiran ini terpusat pada pola hubungan guru dengan murid. Diskusinya tentang guru dan murid mencakup berbagai kewajiban bagi kedua belah pihak, yang menurut al-Ghazali akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan Islam. Bagi al-Ghazali, tujuan akhir pendidikan adalah hari akhirat, sebagaimana halnya hari akhirat juga merupakan tujuan akhir dari kehidupan umat manusia. Konsekuensinya adalah bahwa keseluruhan proses pendidikan harus menuju tercapainya tujuan akhir.    
Insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah swt., bukan untuk mencari kedudukan, kemegahan dan kegagahan atau mendapatkan kedudukan yang menghasilkan uang. Karena jika tujuan pendidikan diarahkan bukan pada mendekatkan diri kepada Allah, akan dapat menimbulkan kedengkian, kebencian dan permusuhan. Hal ini mencerminkan sikap zuhud Al-Ghazali terhadap dunia, merasa Qana`ah (merasa cukup dengan yang ada) dan banyak memikirkan kehidupan akhirat dari pada kehidupan dunia.
Sarana yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Dalam hal ini, al-Ghazali memandang bahwa dunia ini bukan merupakan hal pokok, tidak abadi dan akan rusak, sedangkan maut dapat memutuskan kenikmatan setiap saat. Tujuan pendidikan al-Ghazali tidak sama sekali menistakan dunia, melainkan dunia ini hanya sebagai alat .
Akhir kehidupan beliau dihabiskan dengan kembali mempelajari hadits dan berkumpul dengan ahlinya. Berkata Imam Adz Dzahabi, “Pada akhir kehidupannya, beliau tekun menuntut ilmu hadits dan berkumpul dengan ahlinya serta menelaah shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim). Seandainya beliau berumur panjang, niscaya dapat menguasai semuanya dalam waktu singkat. Beliau belum sempat meriwayatkan hadits dan tidak memiliki keturunan kecuali beberapa orang putri.”
Abul Faraj Ibnul Jauzi menyampaikan kisah meninggalnya beliau dalam kitab Ats Tsabat Indal Mamat, menukil cerita Ahmad (saudaranya); Pada subuh hari Senin, saudaraku Abu Hamid berwudhu dan shalat, lalu berkata, “Bawa kemari kain kafan saya.” Lalu beliau mengambil dan menciumnya serta meletakkannya di kedua matanya, dan berkata, “Saya patuh dan taat untuk menemui Malaikat Maut.” Kemudian beliau meluruskan kakinya dan menghadap kiblat. Beliau meninggal sebelum langit menguning (menjelang pagi hari). (Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 6/34). Beliau wafat di kota Thusi, pada hari Senin tanggal 14 Jumada Akhir tahun 505 H dan dikuburkan di pekuburan Ath Thabaran (Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/201).



Ibrahim AS (tiga kebohongan yang mulia)

Kebohongan' pertama

Orang-orang kafir Babilonia memiliki hari besar yang mereka rayakan tiap tahun di alun-alun kota. Ketika hari raya itu tiba, Nabi Ibrahim AS diajak oleh ayahnya untuk menyaksikannya. Namun, ia tidak mau mengikutinya dengan alasan sakit, seperti dalam firman Allah SWT pada Alquran surat Ash-Shaaffaat 88-89, “Lalu dia memandang sekilas ke bintang-bintang, kemudian dia (Ibrahim) berkata, ‘Sesungguhnya aku sakit’.” Nabi Ibrahim AS membuat alasan itu untuk melancarkan rencananya menghancurkan berhala-berhala yang akan ditinggalkan saat semua orang menghadiri perayaan besar tersebut. Nabi Ibrahim AS kemudian menghancurkan semua berhala dengan kapak, kecuali berhala yang terbesar. Dia kemudian meletakkan kapak di tangan berhala terbesar tersebut. Sebagaimana disebutkan dalam sejarah, ayah Nabi Ibrahim AS merupakan pembuat berhala.

'Kebohongan' kedua

Setelah Nabi Ibrahim AS menghancurkan semua berhala, kecuali yang terbesar, dan meletakkan kapak di tangan kanan berhala terbesar itu, masyarakat yang baru kembali dari perayaan kaget melihat sesembahan mereka hancur. “Mereka berkata, ‘Siapakah yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sungguh, dia termasuk orang yang zhalim." (QS Al-Anbiyaa:59) Kemudian di antara mereka ada yang berkata, “Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim." (QS Al-Anbiyaa:60) Menurut Ibnu Mas'ud, mereka yang menunjuk bahwa Nabi Ibrahim AS pelakunya adalah mereka yang pernah mendengar Nabi Ibrahim berkata, “Dan demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya.” (QS Al-Anbiyaa:57). Nabi Ibrahim AS kemudian dibawa dan “disidang”. Setelah berkumpul, “Mereka bertanya, ‘Apakah engkau yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai Ibrahim?’ Dia (Ibrahim) menjawab, ‘Sebenarnya patung besar itu yang melakukannya." (QS Al-Anbiyaa:62-63) Nabi Ibrahim AS berkata seperti itu agar mereka segera menjawab bahwa patung-patung itu tidak dapat berbicara, hingga akhirnya mereka mengakui bahwa patung-patung itu hanyalah benda mati yang tidak bisa berbuat apa-apa.

'Kebohongan' ketiga


Pada suatu hari Nabi Ibrahim AS bersama istrinya, Sarah, datang ke suatu tempat yang dikuasai seorang Firaun zhalim, untuk menetap sementara di sana. Firaun itu diberitahu oleh ajudannya bahwa ada seorang lelaki yang tinggal bersama wanita yang sangat cantik jelita. Firaun tersebut mengutus utusannya untuk menemui Ibrahim. Sang utusan bertanya, “Siapakah wanita yang tinggal bersamamu?”. Nabi Ibrahim AS menjawab, “Dia adalah adikku.”. Lalu Nabi Ibrahim AS mendatangi Sarah dan berkata, “Wahai Sarah, di muka Bumi ini tidak ada orang yang beriman kecuali aku dan kamu. Dan di depan sana ada seseorang yang datang dan bertanya kepadaku tentang dirimu, maka aku katakan padanya bahwa kamu adalah adikku. Oleh karena itu, janganlah kamu katakan yang lain selain yang aku katakan.”
Maksud ucapan Nabi Ibrahim ‘AS yang mengatakan bahwa Sarah adalah adiknya adalah “saudara seagama” (ukhtun fid-diin). Sedangkan maksud “di muka Bumi ini tidak ada orang yang beriman kecuali aku dan kamu” adalah tidak ada pasangan mukmin lain selain aku dan kamu. Alasannya adalah, karena Nabi Luth AS pada saat itu juga beriman, sama seperti mereka. Nabi Luth AS adalah keponakan Nabi Ibrahim AS.Menurut sejarawan, Firaun dalam
 kisah tersebut merupakan saudara dari Adh-Dhahhak, Firaun yang sangat terkenal kezhalimannya. Firaun tersebut bernama Sinan bin Ulwan bin Ubaid bin Auj bin Imlaq bin Lawaz bin Sam bin Nuh. Sedangkan riwayat Ibnu Hisyam dalam kitab “At-Tijan” menyebutkan, firaun tersebut adalah Amru bin Umrul Qais bin Mailepon bin Saba.


Sumber: buku Qashash Al-Anbiyaa’, 2002, karya Ibnu Katsir

Lafadz Takbir Idhul Fitri dan Idhul Adha


الله اكبر- الله اكبر- الله اكبر
لااله الاالله والله اكبر
الله اكبر ولله الحمد


الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا
وسبحان الله بكرة واصيلا
لااله الا الله وحده, صدق وعده, ونصر عبده,
وأعزجنده وهزم الاحزاب واحده,
لااله الاالله ولانعبد الاإياه,
مخلصين له الد ين ولو كره الكا فرون,
ولو كره المنافقون, ولوكره المشركون.
 لااله الاالله والله اكبر, الله اكبر ولله الحمد


Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar.....
Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd.


Allaahu akbaru kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wasubhaanallaahi bukrataw - wa ashillaa. Laa - ilaaha - illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, - wa - a'azza - jundah, wahazamal - ahzaaba wahdah. Laa - ilaaha illallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu mukhlishiina lahuddiina walau karihal - kaafiruun, walau karihal munafiqun, walau karihal musyrikun. Laa - ilaaha illallaahu wallaahu akbar.Allaahu akbar walillaahil - hamd


Artinya :
Allah maha besar (3X)
Tiada Tuhan selain Allah
Allah maha besar
Allah maha besar dan segala puji bagi Allah.

Artinya :
Allah maha besar dengan segala kebesaran,
Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya,
Dan maha suci Allah sepanjang pagi dan sore.
Tiada Tuhan selain Allah dengan ke Esaan-Nya. Dia menepati janji, menolong hamba dan memuliakan bala tentara-Nya serta melarikan musuh dengan ke Esaan-Nya.
Tiada Tuhan selain Allah dan kami ttidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam meskipun orang kafir, munafiq dan musyrik membencinya.
Tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar. Allah maha besar dan segala puji bagi Allah





Tuesday, 22 December 2015

Satuan Acara Perkuliahan Pembelajaran Aqidah Akhlak MI

Satuan Acara Perkuliahan/Rencana Pembelajaran Semester
Berdasarkan Permen No. 49 tahun 2014 SNPT
Pasal 12


Program Studi
:
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Revisi ke
:
.......................................................
Kode / Nama Mata Kuliah   
:
PGMI.018 / Pemblj Aqidah Akhlak MI
Tgl revisi 
:
.......................................................
Satuan Kredit Semester
:
2 SKS
Tgl mulai berlaku
:
.......................................................
Jml Jam kuliah dalam seminggu
:
100 Menit tatap muka
    0 Menit pekerjaan di luar kelas
Dosen penyusun
:
Ahmad Mukhlasin, S.Pd.I., M.Pd.I
Jml Jam kegiatan laboratorium
:
    0 Menit
Penanggungjawab Keilmuan
:
Nani Kurniasih, S.T., M.Si
Standar Kompetensi                    
:
Mahasiswa mampu  memahami Pembelajaran dan materi ajar Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah hingga pada penerapan dalam keseharian untuk dilakukan oleh peserta didik.
Proses Integrasi-interkoneksi di level filosofis:





a.    Pembelajaran Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah mendorong mahasiswa untuk selalu bertindak objektif, berpikir logis dan mampu menentukan kebijakan yang bersumber dari al-Qur’an, al-Hadits dan Norma lingkungan atau budaya masyarakat.
b.    Proses Integrasi-interkoneksi di level strategi :  kuliah Pembelajaran Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah dilakukan dengan berbagai strategi pembelajaran aktif dari analisis nilai-nilai Aqidah dan Akhlak yang mendorong terjadinya kerjasama dan proses inquiry supaya pemahaman pembelajaran dan materi ajar tidak sebatas fiktif,  sehingga dengan diintegrasikan  berdasar Al-Quran, hadits,  Norma lingkungan atau budaya masyarakat, diharapkan mahasiswa dapat menentukan sikap / kebijakan  pada kehidupan dan keilmuan sehari - hari di lingkungan sosial maupun akademik.
Matakuliah pendukung Integrasi-Interkoneksi:       





a.    Al Qur’an
b.    Al Hadits
c.    Sejarah Islam
d.    Ilmu Sosial Budaya
e.    Kewarganegaraan
f.     Tauhid


Level integrasi-interkoneks :





a.   Ajaran Islam
b.   Sejarah
c.    Filosofi
d.    Strategi
e.    Sosial dan Budaya


Deskripsi Umum Mata kuliah: 





a.    Mata kuliah ini memberikan bekal kemampuan mahasiswa dari penguasaan Pembelajaran dan Materi Ajar materi Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah yang nantinya akan diajarkan di Sekolah / Madrasah, lingkup masyarakat dan pembelajarannya sebagai bekal untuk menjadi pendidik (guru) yang profesional maupun pendamping ahli dalam bimbingan Nilai Aqidah maupun Akhlak dilingkungan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut selain melalui ekspositori dan diskusi, mahasiswa diberikan tugas individu terkait Materi pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah dan pengembangan pengetahuan seputar keteladanan yang sudah di-nash / di-tamsil- kan dalam al-Qur’an.
b.    Selain itu diberikan beberapa konsep dan persiapan untuk proses kegiatan Pembelajaran Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah.
c.    Pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif berbasis inquiry:  inquiri sosial, penemuan ide pembelajaran, simulasi, dsb.


Pert
ke :
Kompetensi Dasar
Indikator
Pokok bahasan/ Materi
Aktifitas Pembelajaran
Referensi/
Sumber Belajar
1


Kontrak Belajar, Definisi dan Nilai -Nilai Aqidah Akhlak, materi Pembahasan Aqidah Akhlak MI.
- Memahami kontrak belajar
- Memahami Definisi dan Nilai-Nilai Aqidah Akhlak
- Menguasai materi Pembahasan Aqidah Akhlak MI


1.  Pengenalan materi
2.  Pemetaan Nilai Aqidah
3.  Pemetaan Nilai Akhlak
1. Kuliah dibuka dengan Basmalah
2. Dosen menggali pengamatan mahasiswa terhadap materi Ajar Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah.
3. Diskusi tentang Definisi, Nilai dan Manfaat Aqidah Akhlak
4. Penentuan kelompok diskusi
[2], [8], [9], [10], [11]

2
Memahami ciptaan Allah S.W.T, Rukun Iman, perilaku jujur,
membiasakan perilaku bertanggung jawab,  hidup bersih, Membiasakan perilaku disiplin
Mahasiswa dapat memaparkan materi tentang :
-       Menunjukkan ciptaan Allah S.W.T,
-       Menyebutkan enam Rukun Iman,
-       Menghafal enam rukun Iman,
-       Membiasakan perilaku jujur,
-       membiasakan perilaku bertanggung jawab,
-       Membiasakan hidup bersih,
-       Membiasakan perilaku disiplin 
1.  Mengenal rukun Iman
2.  Membiasakan perilaku terpuji
1. Kuliah dibuka dengan basmalah
2. Diskusi Materi Ajar tentang :
- ciptaan Allah S.W.T,
- Rukun Iman,
- Perilaku jujur,
- Membiasakan perilaku bertanggung jawab,
- hidup bersih,
- Membiasakan perilaku disiplin
3. Penentuan Desain, metoode, strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
[6], [8], [10], [11]
[15]

3
memahami materi tentang syahadat tauhid dan syahadat rosul, Menampilkan perilaku rajin, menampilkan perilaku tolong menolong, Menampilkan perilaku hormat terhadap orang tua,  
Menanpilkan adab makan dan  minum, Menampilkan adab belajar
Mahasiswa dapat menyampaikan pembelajaran tentang :
-       Melafadzkan syahadat tauhid dan syahadat rosul,
-       Menghafalkan dua kalimat syahadat,
-       Mengartikan dua kalimat syahadat,
-       Menampilkan perilaku rajin, menampilkan perilaku tolong menolong,
-       Menampilkan perilaku hormat terhadap orang tua,  
-       Menanpilkan adab makan dan  minum, Menampilkan adab belajar
1.  Mengenal dua kalimat syahadat 
2.  Membiasakan perilaku terpuji
1. Kuliah dibuka dengan basmalah
2. Diskusi Materi Ajar tentang:
- Syahadat tauhid dan syahadat rosul,
- Perilaku rajin,
- Tolong menolong,
- Hormat terhadap orang tua, 
- Adab makan dan  minum, Menampilkan adab belajar
3. Penentuan Desain, metoode, strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
[1], [8], [10], [11], [15]
4
Memahami  dan merancang pembelajaran Asmaul Khusna dan perilaku terpuji
Mahasiswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran tentang :
-       menyebutkan lima dari asmaul husna
-       menyebutkan lima dari asmaul husna
-       menampilkan perilaku rendah hati
-       menampilkan adab buang air besar dan kecil
1.  Mengenal Asmaul khusna
2.  Mencontoh perilaku terpuji
1.    Kuliah dibuka dengan basmalah
2.    Diskusi Materi Ajar tentang:
-   Asmaul Husna
-   Perilaku rendah hati
-   Adab buang air besar dan kecil
3.    Penentuan Desain, metoode, strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
[8], [10], [11]

5
Memahami bentuk pembelajaran tentang Asmaul Khusna, Mengartikan Lima dari Asmaul Khusna, Mencontohkan perilaku hormat dan santun kepada guru, Menampilkan perilaku sopan santun kepada tetangga.
Mahasiswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran tentang :
-       Menyebutkan lima dari Asmaul Khusna
-       Mengartikan Lima dari Asmaul Khusna
-       Mencontohkan perilaku hormat dan santun kepada guru
-       Menampilkan perilaku sopan santun kepada tetangga.
1.  Mengenal Asmaul khusna
2.  Membiasakan perilaku terpuji
1.  Kuliah dibuka dengan basmalah
2.  Diskusi Materi Ajar tentang:
-   Asmaul Khusna dan ma’nanya
-   perilaku hormat dan santun kepada guru
-   perilaku sopan santun kepada tetangga.
3.  Penentuan Desain, metoode, strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
[10], [11], [15]

6
Memahami bentuk pembelajaran tentang : lima sifat wajib Allah S.W.T, Mengartikan lima sifat wajib Allah S.W.T, Menampilkan perilaku percaya diri, Menampilkan perilaku Tekun, Menampilkan perilaku Hemat 
Mahasiswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran tentang :
-       Menyebutkan lima sifat wajib Allah S.W.T
-       Mengartikan lima sifat wajib Allah S.W.T
-       Menampilkan perilaku percaya diri
-       Menampilkan perilaku Tekun
-       Menampilkan perilaku Hemat 
1.  Mengenal sifat wajib Allah S.W.T
2.  Membiasakan perilaku terpuji
1.   Kuliah dibuka dengan basmalah
2.   Diskusi Materi Ajar tentang:
-       Sifat wajib Allah S.W.T dan ma’nanya
-       Perilaku percaya diri
-       Perilaku Tekun
-       Perilaku Hemat
3.   Penentuan Desain, metoode, strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar

[8], [10], [11]

7
Memahami bentuk pembelajaran tentang : Sifat mustahil Allah S.W.T besrta Artinya, perilaku setia kawan, perilaku kerja keras, menampilkan perilaku penyayang terhadap hewan
menampilkan perilaku penyayang lingkungan
Mahasiswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran tentang :
-       Sifat mustahil Allah S.W.T besrta Artinya
-       menampilkan perilaku setia kawan
-       menampilkan perilaku kerja keras
-       menampilkan perilaku penyayang terhadap hewan
-       menampilkan perilaku penyayang lingkungan
1.  Mengenal sifat mustahil Allah S.W.T
2.  Membiasakan perilaku terpuji
1.   Kuliah dibuka dengan basmalah
2.   Diskusi Materi Ajar tentang:
-       Sifat mustahil Allah S.W.T besrta Artinya
-       Perilaku setia kawan
-       Perilaku kerja keras
-       Perilaku penyayang terhadap hewan
-       Perilaku penyayang lingkungan
3.   Penentuan Desain, metoode, strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
[8], [10], [11]

U J I A N   T E N G A H   S E M E S T E R
8
Menguasai penyampaian materi dan cara pembelajaran tentang :  sifat jaiz Allah S.W.T dan ma’nanya,
Meneladani perilaku taubatnya Nabi Adam AS, Meneladani perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad S.A.W.
-       Menyebutkan sifat jaiz Allah S.W.T
-       Mengartikan sifat jaiz Allah S.W.T
-       Meneladani perilaku taubatnya Nabi Adam AS
-       Meneladani perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad S.A.W
1.  Mengenal sifat jaiz Allah S.W.T
2.  Membiasakan perilaku terpuji
1.  Kuliah dibuka dengan basmalah
2.  Diskusi Materi Ajar tentang:
-   Menyebutkan sifat jaiz Allah S.W.T
-   Mengartikan sifat jaiz Allah S.W.T
-   Meneladani perilaku taubatnya Nabi Adam AS
-   Meneladani perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad S.A.W
3.  Penentuan Desain, metoode, strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
[7], [8], [10], [11]

9
Menguasai penyampaian materi dan cara pembelajaran tentang : Menjelaskan pengertian malaikat, Menyebutkan nama-nama malaikat, Menyebutkan tugas malaikat,
Meneladani perilaku Nabi Ibrahim AS
Meneladani Nabi Ismail AS
Mahasiswa mampu  menerangkan Materi:
-        Pengertian malaikat,
-        Nama-nama malaikat,
-        Tugas malaikat,
-        Meneladani perilaku Nabi Ibrahim AS
-        Meneladani Nabi Ismail AS
1.    Mengenal malaikat dan tugasnya dan
2.    Membiasakan sifat terpuji
1.    Kuliah dibuka dengan basmalah
2.    Diskusi Materi Ajar tentang:
-   Pengertian malaikat,
-   Nama-nama malaikat,
-   Tugas malaikat,
-   Meneladani perilaku Nabi Ibrahim AS
-   Meneladani Nabi Ismail AS
3.    Penentuan Desain, metoode, strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
[1], [3], [7], [10]

10
Menguasai penyampaian materi dan cara pembelajaran tentang : Menyebutkan nama Kitab-kitab Allah S.W.T, Nama-nama Rasul penerima Kitab Allah S.W.T, Menjelaskan Al-Quran sebagai kitab suci terakhir,
Meneladani perilaku Nabi Ayyub AS, Meneladani perilaku Nabi Musa AS, Meneladani perilaku Nabi Isa AS
Mahasiswa mampu  menerangkan Materi:
-       Kitab-kitab Allah S.W.T S.W.T,
-       Nama-nama Rasul penerima Kitab Allah S.W.T,
-       Al-Quran sebagai kitab suci terakhir,
-       Meneladani perilaku Nabi Ayyub AS,
-       Meneladani perilaku Nabi Musa AS,
-       Meneladani perilaku Nabi Isa AS
1.    Mengenal kitab-kitab Allah S.W.T S.W.T
2.    Membiasakan perilaku terpuji. 

1.    Kuliah dibuka dengan basmalah
2.    Diskusi Materi Ajar tentang:
-   Kitab-kitab Allah S.W.T,
-   Nama-nama Rasul penerima Kitab Allah S.W.T,
-   Al-Quran sebagai kitab suci terakhir,
-   Meneladani perilaku Nabi Ayyub AS,
-   Meneladani perilaku Nabi Musa AS,
-   Meneladani perilaku Nabi Isa AS
3.    Penentuan Desain, metoode, strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
[1], [7], [10]


11
Menguasai penyampaian materi dan cara pembelajaran tentang : Nama -nama Rosullulah, Menyebutkan nama Rosul Ulul Azmi, Membedakan Nabi dan Rosul, Meneladani khalifah Abu Bakar, Meneladani perilaku Umar Bin Khattab, Meneladani perilaku Utsman Bin Affan, Meneladani perilaku Utsman Bin Affan
Mahasiswa mampu  menerangkan Materi:
-       Nama -nama Rosullulah
-       Rosul Ulul Azmi
-       Membedakan Nabi dan Rosul
-       Meneladani khalifah Abu Bakar
-       Meneladani perilaku Umar Bin Khattab
-       Meneladani perilaku Utsman Bin Affan
-       Meneladani perilaku Ali Bin Abi Thalib
1.    Mengenal rasol-rosul Allah S.W.T
2.    membiasakan perilaku terpuji
1.    Kuliah dibuka dengan basmalah
2.    Diskusi Materi Ajar tentang:
-   Nama -nama Rosullulah
-   Rosul Ulul Azmi
-   Membedakan Nabi dan Rosul
-   Meneladani khalifah Abu Bakar
-   Meneladani perilaku Umar Bin Khattab
-   Meneladani perilaku Utsman Bin Affan
-   Meneladani perilaku Ali Bin Abi Thalib
3.    Penentuan Desain, metoode, strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
[7], [10], [13], [14]

12
Menguasai penyampaian materi dan cara pembelajaran tentang : Nama hari akhir,  tanda-tanda hari Akhir, Menghindari perilaku dengki dalam kisah abu lahab dan Musailamah al-Kadzab
Mahasiswa mampu  menerangkan Materi:
-        Nama hari akhir, 
-        tanda-tanda hari Akhir,
-        Menghindari perilaku dengki dalam kisah abu lahab
-        Menghindari perilaku kebohongan  Musailamah al-Kadzab
1.    Meyakini adanya hari Akhir
2.    menghindari akhlak tercela

1.   Kuliah dibuka dengan basmalah
2.   Diskusi Materi Ajar tentang:
-   Nama hari akhir, 
-   Tanda-tanda hari Akhir,
-   Perilaku dengki dalam kisah abu lahab
-   Kebohongan Musailamah al-Kadzab
3.   Penentuan Desain, metoode, strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
[10], [11], [14]

13
Menguasai penyampaian materi dan cara pembelajaran tentang : Qodha dan Qodar, Meneladani perilaku silaturrahmi Nabi Ibrahim AS, Meneladani Ketaatan Nabi Isa AS

Mahasiswa mampu  menerangkan Materi:
-        Meyakini adanya Qodha dan Qodar
-        Menunjukkan keyakinan adanya Qodha dan Qodar
-        Meneladani perilaku silaturrahmi Nabi Ibrahim AS
-        Meneladani Ketaatan Nabi Isa AS
1.    Meyakini adanya Qodha dan Qodar
2.    Membiasakan perilaku terpuji
1.    Kuliah dibuka dengan basmalah
2.    Diskusi Materi Ajar tentang:
-   Meyakini adanya Qodha dan Qodar
-   Menunjukkan keyakinan adanya Qodha dan Qodar
-   Meneladani perilaku silaturrahmi Nabi Ibrahim AS
-   Meneladani Ketaatan Nabi Isa AS
3.    Penentuan Desain, metoode, strategi dan media pembelajaran terkait materi Ajar
[1], [3], [4], [7], [10],

14
Menganalisisi tentang : Kisah anak dan orang tua dalam Al-Qur’an
Mahasiswa merevew dan menganalisis Kisah Teladan anak dan orang tua dalam Al-Qur’an meliputui :
-        Kisah Nabi Adam AS dan Anak-anaknya
-        Kisah Nabi Nuh AS dan dan Anak-anaknya
-        Kisah Nabi Ibrahim AS dan dan Anak-anaknya
-        Kisah Nabi Luth AS dan Anak Perempuannya
-        Kisah Nabi Musa AS dan Ibunya
-        Kisah Syaikh Madyan dengan Anak Putrinya
-        Kisah Nabi Daud AS dan Nabi Sulaiman AS
-        Kisah Luqman Hakim dan Anaknya
-        Kisah Nabi Zakaria AS dan Nabi Yahya AS
-        Kisah Nabi Isa AS dan Ibunya
Kisah Teladan anak dan orang tua dalam Al-Qur’an
1.   Kuliah dibuka dengan basmalah
2.   Diskusi tentang kisah anak dan orang tua dalam Al-Qur’an
3.   Pemaparan Resume dan Analisis mengenai materi Kisah Teladan anak dan orang tua dalam Al-Qur’an

[1], [10]

Daftar Referensi                            
ü  Wajib :
1.      Abdul Hayyie al-Katani dan Fithriyah (Terj), Kisah Bapak dan Anak dalam Al-Qur'an, Jakarta : Gema Insani Press, 2007
2.      Farid Ma’ruf, Etika Islam, Jakarta : PT Bulan Bintang, 1993
3.      Humaidi Syuhud (Terj), Nabi Ibrahim, Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2012
4.      Humaidi Syuhud (Terj), Nabi Ismail, Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2012
5.      Kementerian Agama,  Akidah Akhlak : Buku Guru Kelas  IV / Kementerian Agama Republik Indonesia. Jakarta : Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014
6.      Kementerian Agama,  Akidah Akhlak : Buku Guru Kelas I / Kementerian Agama Republik Indonesia. Jakarta : Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014
7.      Moh. Rifa’i, Riwayat 25 Nabi dan Rasul, Semarang : PT Karya Toha Putra, 2012
8.      Muslim Nurdin, dkk, Moral dan Kognisi Islam, Bandung : Alfabeta 1995
9.      Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor : 22, 23, 24, Tahun 2006 Tentang Standar Isi, Standar Kopetensi Lulusan, Lampiran I Tentang “Standar Kompetensi dan Kompetensi Tingkat Dasar dan SDLB”.
10.    Soenarjo, al Quran dan terjemahnya, Semarang :  CV ALWAAH, 1993
11.    Teungku Muhammad Hasbi Ash Siddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam, Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 1987
ü  Disarankan :
12.    Budiman Rosady, SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) 4, Jakarta : Intimedia Cipta Nusantara, 2007
13.    Maftuh Ahnan Asy, Kumpulan Hadits-hadits Pilihan Sohih Bukhori, Surabaya : Terbit Terang, 2003

SUMBER BELAJAR:
1.   Buku
2.   web
3.   Alat Peraga / simulasi dll
  

PERSENTASE PENILAIAN

N. hadir + N. Tugas + N. Proses + N. UTS + N.UAS
=
Nilai Akhir
5


Disusun oleh :
Diperiksa oleh :
Disahkan oleh :





Ahmad Mukhlasin, S.Pd.I., M.Pd.I
Penanggungjawab Keilmuan



   
Nani Kurniasih, S.T., M.Si
Ketua Jurusan/
Program Studi



Nani Kurniasih, S.T., M.Si
Dekan




Lumaur Ridho, S.Psi., M.Pd