BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran
dalam dunia pendidikan pada hakikatnya untuk mengantarkan keberhasilan proses
pembelajaran, di mana keberadaan peserta
didik dan pendidik merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan.
Guru / pendidik merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik
pada jalur pendidikan formal maupun informal. Dalam setiap upaya peningkatan
kualitas pendidikan di tanah air, pendidikan tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal
yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri.
Filosofis sosial
dalam budaya pendidikan di Indonesia telah menempatkan fungsi dan peranan guru
sedemikian rupa sehingga para guru di Indonesia tidak jarang telah diposisikan
mempunyai peranan ganda bahkan multi fungsi. Mereka dituntut tidak hanya
sebagai pendidik yang harus mentransformasikan nilai-nilai pengetahuan, tetapi
sekaligus sebagai penjaga moral bagi anak didik, bahkan tidak jarang para guru
dijadikan sebagai orang tua kedua setelah orang tua anak didik dalam proses
pendidikan secara global.
Dalam konteks
budaya Jawa, kata guru sering dikonotasikan sebagai kepanjangan dari kata “digugu
lan ditiru” (menjadi panutan utama).[1]
Begitu pula dalam khsanah bahasa Indonesia, kata guru dijelaskan dalam sebuah
pribahasa bahwa “guru kencing berdiri murid kencing berlari”. Oleh karena itu
guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan
serta secara aktif dan memposisikan diri secara professional sesuai tuntutan
masyarakat yang semakin berkembang.[2]
Guru memiliki
posisi yang mulia dan sekaligus beban Psikologis tersendiri. Saat ini setidaknya
ada tiga hal yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi guru di
Indonesia antara lain adalah :
1.
Masalah kualitas / mutu guru
2.
Guru yang dirasakan masih kurang
Guru menjadi sebuah panutan atau idola bagi
masyarakat, guru sebagai sosok yang digugu oleh masyarakat haruslah bisa
dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan segala ungkapannya, sedangkan
sebagai sosok yang ditiru maka haruslah bertingkah laku yang dapat sebagai
contoh baik sehingga keduanya itu dapat menjadi tauladan bagi masyarakat.
Sosok guru dihadapan murid adalah orang tua
bahkan dalam masyarakat memiliki
kewibawaan tersendiri sehingga predikat guru tidak bisa dilepaskan dari peran
sentralnya sebagai pembimbing murid ke arah pencerahan hidup.[4]
Dengan memahami dinamika perkembangan dunia
pembelajaaran di tanah air sangatlah perlu adanya penyesuaian pembelajaran
secara radikal, dimana setelah gejolak kolonialisme Belanda di Indonesia semakin banyak melahirkan tokoh pendidik
Muslim dan organisasi yang membawai misi keislaman.[5]
Perubahan kearah penegakan Islam sesuai
perintah al-Quran dan as-Sunah yang telah dipertahankan pemuka-pemuka Islam sejak
masuknya ajaran Islam ke Indonesia harus diakui tidak sebagaimana idealisai
yang diharapkan. Munculnya apresiasi gerakan pembaharuan hingga yang tetap
mencoba yang tetap mempertahankan dengan segala konsekwensi dari unsur
kepentingan yang telah banyak memberikan inspirasi tentang nilai-nilai
dalam gerakan Islam di Indonesia pada praktik-praktik pembelajaran yang
dianggap kurang tepat sasaran selaras dengan keberhasilan pembelajaran dan ada
yang dianggap menyimpang dalam pelaksanaan ajaran Islam bisa lebih diminimalisir.[6]
Untuk dapat memberikan nuansa dan identitas
keislaman dalam ranah pendidikan Islam, maka suatu keniscayaan setiap pendidik
dan peserta didik muslim harus memiliki keunggulan-keunggulan yang perlu
ditampakan khususnya dalam konsep perilaku kesopanan tindakan terpuji, menjadi
teladan yang dapat memberi manfaat pada berbagai tempat dan suasana keberagaman
serta suasana yang penuh dengan solidaritas dan sikap keyakinan bahwa ajaran
Islamlah yang paling lengkap dan perlu dibuktikan ditengah peradaban global.
Jika siswa sudah terbiasa hidup dengan
norma-norma agama yang baik di rumah, sekolah maupun di masyarakat pastinya
norma tersebut sudah bisa dijiwai oleh seorang anak. Peranan dari berbagai
pihak khususnya dalam proses pembelajaran sering tumpang tindih, namun untuk
kepentingan analisis dapat dilakukan perbedaan dan pemisahan. Salah satunya
dapat kita ketahui dalam tafsir Jalalain surat Lukman ayat 17-19 yang berbunyi:
( يا بني أقم الصلاة وأمر بالمعروف
وانه عن المنكر واصبر على ما أصابك ) بسبب الأمر والنهي ( إن ذلك ) المذكور ( من
عزم الأمور ) أي معزوماتها التي يعزم عليها لوجوبها.( ولا تصعر ) وفي قراءة تصاعر (
خدك للناس ) لا تمل وجهك عنهم تكبرا ( ولا تمش في الأرض مرحا ) أي خيلاء ( إن الله
لا يحب كل مختال ) متبختر في مشيه ( فخور ) على الناس. ( واقصد في مشيك ) توسط فيه
بين الدبيب والإسراع وعليك السكينة والوقار ( واغضض ) اخفض ( من صوتك إن أنكر
الأصوات ) أقبحها ( لصوت الحمير ) أوله زفير وآخره شهيق.
[7]
Relevansi dari ketiga ayat di atas adalah memerintahkan
bagi umat manusia untuk :
1. Amar Ma’ruf Nahi Munkar
2. Larangan untuk sombong dan
angkuh terhadap sesama
3. Bersifat sederhana dalam berbuat dan berucap.
Dalam pengembangan dan perwujudan
potensi-potensi disetiap sifat individu dalam artian humanis (insaniyah) pada
dunia pendidikan yang berasal dari norma Illahiyyah seperti yang
tersebut di atas, maka penulis mencoba mengupas untuk dijadikan sebuah karya
ilmiah berupa tesis dengan judul “Konsep Interaksi Guru dan Murid dalam tafsir
Jalalain surat Lukman ayat 17-19
B.
Definisi Oprasional
Untuk menghindari kesalah pahaman tentang judul ini, maka penulis perlu
memberikan pemaknaan yang terkandung dalam judul sebagai berikut:
1.
Konsep
Konsep adalah Rancanagan (rencana) tertulis perumusan sementara mengenai
suatu undang-undang peraturan penetapan.[8]
Sedangkan yang penulis maksud adalah segala rancangan yang tersurat dalam
sebuah pembahasan atau kesepakatan untuk dijadikan sebagai sebuah pedoman.
2.
Interaksi Guru dan Murid
Interaksi adalah hubungan yang disengaja, konsep atau ide umum, rancangan dasar yang
telah dikeluarkan oleh individu-individu yang berkompeten / hal yang saling
mempengaruhi.[9]
Guru adalah sosok yang memiliki rasa tanggung jawab sebagai seorang
pendidik dalam menjalankan tugas dan fungsi seorang guru secara profesional
yang pantas menjadi figur atau teladan bagi pesrta didiknya.[10]
Murid adalah individu atau kelompok yang mendapat bimbingan dan pasokan
pengetahuan dari seorang guru.
Jadi maksud dari interaksi guru dan murid adalah hubungan yang
disengaja oleh sosok pendidik dan yang dididik.
3.
Tafsir
Jalalain Surat Lukman Ayat 17 -19
Tafsir Jalalain
Surat Lukman Ayat 17 – 19 adalah tafsiran surat dalam al-Qur’an yang dalam
penulisan ini dijadikan sebagai kajian utama dalam membahas masalah interaksi
guru dan murid.
Jadi maksud dari judul diatas adalah segala rancangan yang tersurat dalam
sebuah pembahasan atau kesepakatan untuk dijadikan sebagai sebuah pedoman dalam
hubungan yang disengaja oleh sosok pendidik dan yang dididik dilihat dari sudut
pandang Tafsir Jalalain surat Lukman ayat 17-19.
C.
Rumusan Masalah
Sesuai definisi operasional diatas, penulis merumuskan masalah dengan
sebuah pertanyaan sebagai berikut : Bagamana konsep Interaksi antara
guru dan murid menurut tafsir Jalalain surat Lukman ayat 17-19 ?.
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui konsep interaksi antara guru dan murid atau
pendidik dalan tafsir Jalalain surat Lukman ayat 17-19.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a. Memberikan tambahan informasi pemikiran dalam pendidikan untuk pemahaman
tentang konsep pendidikan dalam Islam.
b. Sebagai langkah pengumpulan berbagai ide, pemikiran dan konsep tentang
pendidikan sesuai dengan kandungan surat Lukman ayat 17-19.
c. Menambah bahan pustaka bagi UNU Surakarta berupa hasil penelitian dibidang
pendidikan terutama dalam bidang pembelajaran agama Islam yang qur’ani.
E.
Tinjauan Pustaka
Interaksi guru dan murid merupakan suatu hal
yang tidak bisa dipisahkan, keduanya saling membutuhkan dan saling melengkapi
dalam dunia pendidikan. Jika salah satu ditiadakan maka tidak akan ada kegiatan
yang dapat menghidupkan dunia pendidikan.
Selain karya ilmiah ini ada beberapa buku yang membahas keberadaan guru dan
murid akan tetapi beda dalam penetuan konsep. Setidaknya penulis menemukan
beberapa literatur yang terkait dengan hal ini untuk dijadikan pembanding,
diantaranya adalah :
1. Guru dalam proses belajar mengajar karya Muhammad Ali.
Dalam buku ini mengindikasikan bahwa dalam proses belajar mengajar perlu
adanya optimalisasi guru selaku pendidik.
2. Filsafat Pendidikan Islam Karya Ahmad Tafsir
Dalam buku ini adanya anjuran untuk memahami secara utuh konsep pendidikan
Islam sesuai ajaran Islam.
3. Moral dan Kognisi Islam Karya Muslimin Nurdin dkk
Dalam buku ini, terdapat prinsip aktualisasi ajaran Islam yang menyangkut
masalah Insaniyah, Nubuwiyyah dan Illahiyyah sebagai pembeda
antara manusia dengan hewan, akan tetapi prinsip tersebut membutuhkan proses
yang matang unntuk mencapai perkembangan mental maupun spiritual.
4. Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar karya Sardiman A.M
Dalam buku ini dijelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar akan
senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur
manusiawi yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagi pihak yang
mengajar, dengan siswa sebagai pihak pokoknya tanpa harus meninggalkan
komponen-komponen pendukung dalam proses edukasi.
F. Sistematika Penulisan Tesis
Sistematika penulisan tesis pada tesis ini dapat disebut sebagai
permasalahan pertama yang harus dipecahkan atau dibahas dari awal hingga akhir
pembahasan.
Sistematika pembahasan sebelum masuk pada bab
pertama akan dilengkapi dengan bagian yang meliputi halaman judul, halaman
pengesahan, motto, halaman persembahan, kata pengantar, lembar abstraksi,
daftar isi.
Bab I Pendahuluan terdiri atas
: Latar belakang masalah, Definisi Oprasional, Rumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika Penulisan Tesis.
Bab II Bab ini adalah Landasan
teori yang terdiri dari : Pendidikan Islam, Pengertian, Ruang Lingkup, tujuan
serta prinsip dan sub bab ini meliputi pengertian Interaksi guru dan murid
serta pengertian interaksi dalam surat tafsir Jalalain surat Lukman ayat
17-19, azbabun nuzul dan nilai-nilai pendidikan Islam.
Bab III Membahas masalah Jenis
dan Pendekatan Penelitian, Waktu Penelitian, Sujek Penelitian, Objek
Penelitian, Tekhnik Pengumpulan Data dan Tekhnik Analisis Data.
Bab IV Mencakup tentang analisis
terhadap interaksi guru dan murid dalam pendidikan Islam, tentang etika
profesi pendidik dilihat dari prsepektif tafsir Jalalain surat Lukman ayat
17-19, kemudian dianalisis dengan pendekatan, pemaparan dan analisis.
Bab V Penutup
meliputi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
Bagian akhir berisi daftar pustaka, lampiran
dan daftar riwayat hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Alex. MA, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: ALFA,
TT), hal. 204
Bisri Afandi, Pembaharuan dan Pemurnian Islam di
Indonesia, (Jakarta : Pustaka Alkautsar, 1999)
Muhammad Zamroni, Belajar di Alam Bebas, Edukasi,
2004, Vol II, nomor 2
Moh. Roqib, Kepribadian Guru Cet II, (Yogyakarta :
STAIN Purwokerto Press, 2011)
Samsul
Ma’arif, Revitalisasi Pendidikan Islam,
(Yogyakarta : PT Graham Ilmu, 2000)
Sardiman
A. M, Interaksi
& Motifasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2001)
Samana, Profesionalisme Guru, (Yogyakarta :
PT Duta Wacana, 2000)
جلال الدين محمد بن أحمد المحلي وجلال الدين عبدالرحمن بن أبي بكر السيوطي, تفسير الجلالين, دار
الحديث - القاهرة
[2] Sardiman
A. M, Interaksi & Motifasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada, 2001), hal. 123
[5] Bisri Afandi, Pembaharuan dan Pemurnian Islam di Indonesia, (Jakarta
: Pustaka Alkautsar, 1999), hal. 2
[7] . جلال الدين محمد بن أحمد المحلي وجلال الدين عبدالرحمن بن أبي بكر السيوطي,
تفسير الجلالين, دار الحديث - القاهرة
No comments:
Post a Comment