|
HALAMAN JUDUL
..............................................................................................
HALAMAN NOTA
PEMBIMBING ..................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN
.............................................................................
KATA PENGANTAR
.............................................................................................
HALAMAN MOTTO
.............................................................................................
DAFTAR TABEL
...................................................................................................
DAFTAR ISI
...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………..
B. Rumusan Masalah
……………………………………………………
C. Definisi Oprasional
……………………………………………..........
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
……………………………………..
E. Tinjauan Pustaka
…………………………………………………….
F. Metode Penelitian
……………………………………………............
G. Sistematika Pembahasan …………………………………………….
BAB II PROBLEMATIKA BELAJAR BAHASA ARAB
A. Belajar Bahasa
Arab di Madrasah Aliyah .........................................
1. Definisi Belajar
Bahasa Arab.........................................................
2. Tujuan Belajar Bahasa Arab. ........................................................
3.
Aspek
Kemahiran Berbahasa Arab di Madrasah Aliyah. ..........
|
B. Problematika
Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah.......
1. Bentuk-bentuk
Kesulitan Belajar Bahasa Arab di Madrasah Aliyah.
..............................................................................................
2. Faktor-faktor
Kesulitan Belajar Bahasa Arab..............................
a. Faktor Internal ..........................................................................
b. Faktor
Eksternal........................................................................
3. Upaya Mengatasi
Kesulitan Belajar Bahasa Arab......................
BAB III GAMBARAN UMUM
MADRASAH ALIYAH NEGERI SUMPIUH.
A. Letak Geografis MAN Sumpiuh…………………………………...
B. Kondisi Objektif MAN Sumpiuh………………………………......
C. Keadaan Guru,
Karyawan dan Siswa MAN Sumpiuh...................
D.
Struktur Organisasi………………………………………………...
E.
Sarana dan Prasarana……………………………………………...
BAB IV GAMBARAN OBJEKTIF
PROBLEMATIKA ALUMNI SMP DALAM MEMPELAJARI BAHASA
ARAB DI KELAS X MAN SUMPIUH.
A. Kegiatan Belajar
Bahasa Arab.......................................................
1. Kegiatan belajar
Bahasa Arab siswa kelas X MAN Sumpiuh......................................................................................
2.
Kurikulum
dan Materi bahasa Arab Di Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh..........................................................................
|
3. Metode pengajaran
bahasa Arab.............................................
4. Evaluasi………………………………………………………...
B. Gambaran Objektif
Problematika Alumni SMP dalam Mempelajari Bahasa
Arab di Kelas X MAN Sumpiuh................
1. Problem Dalam
kemahiran bahasa………………………….
2. Faktor Internal...........................................................................
3. Faktor Eksternal........................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………...
B. Saran-saran………………………………………………………...
C. Penutup ………………………………………………………........
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan kualitas sumber daya
manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia dengan melalui
proses pembelajaran baik di lembaga formal maupun non formal. Dengan
bersendikan pandangan bahwa pendidikan pada dasarnya adalah pengalihan budaya (cultural
transmission) dari satu angkatan ke angkatan yang lain dan pengembangan
manusia (human development) maka selain memperhatikan manusia sebagai
objek dan subjek, pendidikan juga perlu memperhatikan masukan-masukan eksternal
(eksternal input) yang sangat luas cakupannya, antara lain yang selama
ini disebut kebudayaan.[1]
Salah satu
proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah
pembelajaran bahasa Arab. Di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama
Islam sangat lazim jika bahasa Arab lebih banyak dipelajari dan digunakan. Akan
tetapi dalam buku bahasa Arab dan metode
pengajarannya dijelaskan bahwa: Bahasa Arab
bukanlah bahasa khusus orang-orang Muslim dan agama Islam, melainkan juga
bahasa kaum non-muslim dan agama bukan Islam.[2]
Tidak perlu
penjelasan lagi bahwa Bahasa Arab mutlak diperlukan dalam mempelajari dan
mendalami ilmu pengetahuan Agama Islam. Karena sebagaimana kita maklum, bahwa
buku-buku pengetahuan agama Islam terutama yang lebih luas dan lengkap pada
umumnya masih ditulis dalam bahasa Arab, Al-Qur’anul Karim dan Hadits Nabawi
semuanya memekai bahasa Arab. Kitab-kitab para Ulama Islam mengenai berbagai cabang ilmu
pengetahuan Agama Islam masih banyak yang ditulis dalam bahasa tersebut.[3]
Umat Islam
dengan bahasa Arab seolah tidak bisa terlepas sebab Allah SWT menurunkan sumber
hukum Islam atau Al-Qur’an dengan bahasa Arab sebagai mana dijelaskan dalam QS.
Yusuf/12: 2
cqè=É)÷ès? öNä3¯=yè©9
$wÎ/ttã$ºRºuäöè% çm»oYø9tRr& $¯RÎ)
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”. (Qs 12 : 2).[4]
Hal tersebut lebih
merupakan soal teknis penyampaian pesan dari pada soal nilai itu ditunjang oleh
keterangan Al-Qur’an surat Fushshilat ayat 44 yang berbunyi :
öqs9ur
çm»oYù=yèy_
$ºR#uäöè%
$|ÏJygõr&
(#qä9$s)©9
wöqs9
ôMn=Å_Áèù
ÿ¼çmçG»t#uä
( @ÏJygõ#uä
@Î1ttãur
3 ö@è%
uqèd
úïÏ%©#Ï9
(#qãZtB#uä
Wèd
Öä!$xÿÏ©ur
( úïÏ%©!$#ur
w cqãYÏB÷sã
þÎû
öNÎgÏR#s#uä
Öø%ur
uqèdur
óOÎgøn=tæ
¸Jtã
4 Í´¯»s9'ré&
c÷ry$uZã
`ÏB
¥b%s3¨B
7Ïèt/
“Dan sekiranya Al-Qur’an Kami jadikan
sebagai bacaan dalam selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, “mengapa
tidak dijelaskan ayat-ayatnya ?” Apakah patut (Al-Qur’an) dalam bahasa selain
bahasa Arab sedang (rasul), orang Arab ? Katakanlah, “Al-Qur’an adalah petunjuk
dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman
pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Al-Qur’an) itu merupakan kegelapan bagi
mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh”. (Qs 41 : 44).[5]
Dengan demikian Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab
karena Nabi Muhammad SAW adalah seorang Arab. Bahasa Arab juga sering disebut
mempunyai kepustakaan besar dan juga bahasa Arab bersifat universal, bukan
milik individu atau golongan budaya maupun agama melainkan milik umum yang berlaku
disembarang waktu, tempat dan sah untuk sembarang kelompok manusia.
Dengan mengamati
penjelasan di atas, mempelajari bahasa Arab
tidak terikat oleh waktu,
tempat, dan sah untuk sembarang kelompok manusia. Kemudian sejak tahun 1973
bahasa Arab telah dijadikan bahasa resmi dalam lingkungan Perserikatan
Bangsa-bangsa. [6]
Di
Indonesia pengajaran bahasa Arab dilakukan di lembaga pendidikan formal seperti
MI (Madrasah Ibtidaiyah), MTs (Madrasah Tsanawiyah), MA (Madrasah Aliyah), PTAI
(Perguruan Tinggi Agama Islam) maupun lembaga pendidikan non-formal seperti
pondok pesantren dan lembaga pengajaran bahasa asing.
Begitu juga
pada Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh, pelajaran bahasa Arab diajarkan kepada
seluruh siswanya sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang dapat mentransfer ke seluruh siswa. Mengingat MAN Sumpiuh
adalah lembaga pendidikan formal setara dengan SMA maka alokasi waktu
pembelajaran tidak seluruhnya mempelajari bahasa Arab atau teks pembelajaran
yang menggunakan bahasa Arab hanya pada pelajaran bahasa Arab saja, berbeda
dengan pondok pesantren yang awal mulanya didirikan sebagai tempat pendidikan
dan pengkajian nilai-nilai Islam tidak heran jika sebagaian besar pelajaran
menggunakan buku yang bertuliskan Arab setidaknya santri sudah akrab dengan
bahasa tersebut.
Sama halnya
anak didik pada MAN juga memiliki latar belakang yang berbeda-beda terutama
pada pengenalan terhadap bahasa Arab. Hal ini sangat mempengaruhi proses
kegiatan belajar bahasa Arab terutama bagi siswa yang baru sedikit mengenal
tentang bahasa Arab berbeda dengan siswa alumni MTs (Madrasah Tsanawiyah)
karena sebelum mereka masuk pada MAN sudah mengenal pelajaran bahasa Arab walau
sedikit lebih mudah dibanding pada MAN.
Bagi siswa
alumni SMP untuk mempelajari bahasa Arab belumlah tertinggal jauh dibanding
dengan siswa lain yang alumni MTs sebab dalam buku Ilmu Nahwu dan Sharaf 2 (tata
bahasa Arab) praktis dan aplikatif, Ah. Akrom Fahmi mengatakan bahwa ada
empat aspek kemampuan menyangkut bahasa Arab, atau kemampuan berbahasa Arab,
yaitu:
a. Kemampuan membaca
dengan benar dan memahami dengan tepat
kitab-kitab, terutama Al-Qur’an dan Hadits, dan buku-buku yang berbahasa Arab.
b. Kemampuan menulis
atau mengarang dengan bahasa Arab.
c. Kemampuan berbicara
dengan bahasa Arab.
d. Kemampuan memahami
pembicaraan orang lain yang berbicara dengan bahasa Arab. Mutlak diperlukan
penguasaan ilmu Nahwu dan Sharaf. [7]
Hal itulah
yang perlu dibangun, Belajar bahasa Arab sebaiknya tidak menjadikan tata bahasa
Arab sebagai tujuan akhir pelajaran, tetapi menjadikannya suatu proses antara
yang harus dilalui secara sistematis, efektif dan efisien. Pelajaran bahasa Arab
adalah pelajaran baru bagi mereka alumni SMP yang duduk di kelas X MAN Sumpiuh
berbeda dengan siswa lain yang sudah mengenal sejak masuk MTs dan tidak perlu
adaptasi lagi dengan pelajaran tersebut.
Siswa atau alumni SMP yang duduk pada Madrasah
Aliyah tidak bisa beralasan sulit mempelajari bahasa Arab karena baru mengenal
terhadap pelajaran tersebut dibanding dengan siswa lain yang sudah mengenal
pelajaran bahasa Arab sejak MTs. Dalam buku metodologi pengajaran bahasa Arab
tertulis bahwa: Para ahli psikologi
pembelajaran sepakat bahwa dalam proses belajar mengajar terdapat unsur-unsur
(1) internal, yaitu bakat, minat, kemauan dan pengalaman terdahulu terhadap
pembelajar; (2) eksternal, yaitu lingkungan, Guru, buku teks, dsb.[8]
Dalam
kegiatan belajar, faktor lain yang dapat mempengaruhi kepahaman siswa dalam
belajar bukan sekedar asal sekolah. Guru dalam kegiatan belajar siswa dalam
kelas sangat berperan penting walaupun hanya sekedar mengenalkan isi dan
pembahasan. Namun cara seperti ini dalam kegiatan belajar bahasa akan
mengakibatkan kegagalan sebab tidak bisa teratasi secara tuntas. Dalam buku Analisis
Pengajaran Bahasa dijelaskan bahwa : pengajaran bahasa (PB) yang berfokus
pada kegiatan guru dalam mengajar telah lama dikritik banyak orang. Setiap ada
kegagalan dalam belajar anak faktor penyebabnya selalu dicari pada guru dan
pengatasannyapun selalu dilakukan dari sisi guru. Akibat cara berpikir seperti
itu, kegagalan belajar bahasa anak selalu terjadi sepanjang zaman dan tidak
pernah teratasi secara tuntas.[9]
Begitu juga
faktor pembawaan dan lingkungan, kedua Faktor ini juga berpengaruh dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada buku “Psikologi Pendidikan” dijelaskan
bahwa : Setiap individu yang lahir
kedunia dengan suatu hereditas tertentu. Ini berarti, bahwa karakteristik
individu diperoleh melalui pewarisan/pemindahan dari cairan-cairan “germinal”
dari pihak orang tuanya. Disamping
itu, individu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya, baik
lingkungan fisis, psikologis, maupun
lingkungan sosial. [10]
Dari uraian
latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik untuk menelitinya yang
berlokasi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sumpiuh dengan mengambil judul “Problematika
Alumni SMP Dalam Mempelajari Bahasa Arab di Kelas X MAN Sumpiuh”.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut di atas, untuk
membatasi pembahasan dan mempermudah penelitian, peneliti memberikan rumusan
masalah sebagai berikut: Bagaimana bentuk problem siswa alumni SMP dalam
mempelajari Bahasa Arab pada kelas X MAN Sumpiuh?.
Dari
rumusan masalah di atas, kemudian peneliti menjabarkan dalam beberapa
pertanyaan penelitian sebagaimana berikut:
1. Bagaimana bentuk
problem menyimak siswa alumni SMP dalam mempelajari bahasa arab pada kelas X
MAN Sumpiuh?.
2. Bagaimana bentuk
problem berbicara siswa alumni SMP dalam mempelajari bahasa arab pada kelas X
MAN Sumpiuh?.
3. Bagaimana bentuk
problem membaca siswa alumni SMP dalam mempelajari bahasa arab pada kelas X MAN
Sumpiuh?.
4. Bagaimana bentuk
problem menulis siswa alumni SMP dalam mempelajari bahasa arab pada kelas X MAN
Sumpiuh?.
C.
Definisi Oprasional
Untuk menghindari kesalah pahaman tentang judul ini,
maka penulis akan uraikan terlebih dahulu penegasan-penegasan istilah yang ada
dalam judul, sebagai berikut:
1.
Problematika
Problematika
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti hal yang menimbulkan masalah; hal
yang belum dapat dipecahkan. Permasalahan.[11]
Sedangkan
yang dimaksud oleh penulis adalah segala sesuatu yang masih menjadi
permasalahan.
2.
Alumni SMP.
Alumni
adalah bekas pelajar suatu sekolah atau bekas pelajar, mahasiswa; lulusan suatu
sekolah.[12]
SMP adalah
Sekolah Menengah Pertama. Sekolah ini adalah sebagai salah satu jenjang sekolah
sebelum masuk SMA atau Aliyah.
Sedangkan
yang penulis maksud dalam pembahasan ini adalah lulusan SMP yang melanjutkan
pendidikan pada MAN Sumpiuh.
3.
Mempelajari bahasa Arab.
Mempelajari bahasa Arab adalah suatu proses kegiatan
belajar seorang siswa yang terfokus pada bahasa Arab.
4.
Kelas X MAN Sumpiuh.
Kelas
X MAN Sumpiuh adalah salah satu kelas
yang berada pada lembaga pendidikan tingkat menengah atas setingkat dengan SMA
dan SMK yang bercirikan atau berlatar belakang agama Islam dan berada dibawah
naungan Departemen Agama (Depag) yang letaknya berada di Kecamatan Sumpiuh
Kabupaten Banyumas.
D.
Tujuan dan Manfaat
Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Untuk
mengetahui problematika alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di kelas X MAN
Sumpiuh.
2.
Manfaat Penelitian
a. Untuk memberikan
informasi tentang problematika alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di
kelas X MAN Sumpiuh.
b. Sebagai sumbang
pemikiran dalam memecahkan problematika alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab
di kelas X MAN Sumpiuh.
c. Menambah bahan Pustaka
bagi STAIN Purwokerto berupa hasil penelitian dibidang pendidikan terutama
dalam hal pembelajaran bahasa Arab bagi siswa.
E.
Tinjauan Pustaka
Problem alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab pada
Madrasah Aliyah sangat berat jika dibanding dengan siswa alumni Madrasah
Tsanawiyah sebab kontak terhadap bahasa Arab yang dialami siswa alumni SMP
sangat minim meskipun proses pengajaran atau belajar bahasa Arab tidak hanya
dapat ditemui dalam pendidikan formal saja.
Penelitian
yang membahas tentang problematika pembelajaran bahasa Arab tampaknya bukan
lagi penelitian baru. Sedikitnya penulis telah menemukan beberapa literatur
yang terkait dengan hal itu, yang diantaranya adalah:
1. Pengaruh Asal
Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Bahasa Arab Pada Siswa Kelas I
Catur Wulan 2 MTs Maarif Jatilawang Kabupaten Banyumas, Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Muttaqin seorang
mahasiswa STAIN Purwokerto .
Dalam Sekripsi ini disimpulkan
bahwa:
a. Ada pengaruh asal
sekolah yang signifikan terhadap prestasi,
b.
Faktor sekolah sangat berpengaruh
c. Rendahnya minat
belajar terhadap bahasa Arab.
2. Pelaksanaan metode
langsung dalam pembelajaran bahasa Arab di MI Darul Hikmah Bantarsoka
Purwokerto, Skripsi yang ditulis oleh Masngud seorang mahasiswa STAIN Purwokerto. Dalam
Skripsi tersebut disimpulkan bahwa “Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan
bahasa Arab, guru belum dapat menghindari bahasa Indonesia dan kurangnya
bimbingan guru dalam pembiasan bahasa Arab.
3. Problematika
Pembelajaran bahasa Arab kelas VIII MTs Negeri Wonosobo, skripsi yang ditulis oleh Anisatul
Khasanah Mahasiswi STAIN Purwokerto disebutkan “dalam pembelajaran guru tidak
menggunakan alat Bantu dalam proses belajar serta buku paket sekolah yang minim.
4. Bahasa Arab dan
Metode Pengajarannya,
karya Azhar Arsyad.
Dalam buku
ini disebutkan bahwa siswa-siswi SMP-SMA, Tsanawiyah-Aliyah kini gagal dalam
studi bahasa aring; bahasa Arab dan bahasa Inggris karena
a.
Mereka tidak produktif.
b.
Sikapnya terlalu defensif.
c.
Tidak integratif.
d. Tidak ada komunikasi
humanistik antara orang-orang yang ada di dalam kelas
e. Perhatian tidak
terfokus, tidak terlibat secara utuh.
f. “Menghafal” dianggap
tidak relevan lagi dengan masa kini.
F.
Metode Penelitian
Dalam
proses penelitian terdapat beberapa motode ilmiah yang digunakan oleh seorang
peneliti. Diantaranya yang
terkait dengan metode itu ialah :
1.
Jenis penelitian
Jenis
penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (penelitian
kancah), bukan penelitian literatur (literature research) dimana
penulis langsung pada lokasinya yaitu MAN Sumpiuh.
2.
Lokasi Penelitian
Penelitian
ini akan bertempat di MAN Sumpiuh, dengan pertimbangan bahwa MAN Sumpiuh
a. Sebagai sekolah atau
madrasah yang mengajarkan mata pelajaran bahasa Arab.
b. Tidak ada jam
pelajaran tambahan yang mendukung proses belajar bahasa Arab
c. Jumlah siswa Alumni SMP
lebih banyak dari pada Alumni MTs yang duduk di kelas X tahun ajaran 2009-2010
dengan jumlah 129 siswa alumni SMP dan 95 siswa Alumni MTs. [13]
3.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat
data untuk variable penelitian melekat dan yang dipermasalahkan.[14]
a.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.[15] Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1)
Kepala Madrasah Aliyah Negeri
Sumpiuh
Kepala Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh merupakan orang
yang bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan belajar mengajar pada
Madrasah tersebut. Dari subjek ini
penulis bisa mendapatkan data tentang keberadaan sekolah dengan segala
aktivitasnya termasuk dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa.
2) Guru Mata Pelajaran
Bahasa Arab.
Guru mata
pelajaran bahasa Arab merupakan orang yang mengajarkan mata pelajaran bahasa
Arab dengan berbagai metode yang diterapkannya. Guru mata pelajaran bahasa Arab
dalam hal ini adalah Bapak Ahmad Ridho, S.Sos. M.Pd.I selaku guru bahasa Arab
kelas X.
3) Siswa (Alumni SMP
yang berada di Kelas X).
Alumni SMP
yang berada di kelas X MAN Sumpiuh dalam
hal ini penulis tentukan sebagai subjek utama atau primer karena mereka akan
dimintai berbagai tanggapan mengenai proses belajar mengajar bahasa Arab yang
diterapkan di Madrasah.
Penelitian
yang penulis lakukan ini bersifat penelitian populasi karena melibatkan seluruh
objek penelitian, yaitu seorang kepala
Madrasah, seorang guru mata pelajaran bahasa Arab dan seluruh siswa kelas X MAN
Sumpiuh yang memiliki latar belakang pendidikan dari SMP.
Populasi
ini penulis ambil dari jumlah siswa alumni SMP sebanyak 129 siswa dengan
tingkat kesalahan 1%, maka jumlah sampelnya sebanyak 109 siswa . Hal ini
beracuan pada pendapat Sugiyono sebagai
berikut:
Penentuan jumlah sampel dari populasi
tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat
kesalahan, 1%, 5%, 10%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang
diketahui jumlahnya adalah
λ² dengan dk = 1, taraf
kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
P = Q = 0,5. d = 0,05. s = jumlah sampel.[16]
4.
Variabel Penelitian
Variabel
penelitian adalah suatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.[17] Pada penelitian yang berjudul “Problematika
Alumni SMP Dalam Mempelajari Bahasa Arab Di Kelas X MAN Sumpiuh Kabupaten
Banyumas” ini terdapat variabel penelitian yaitu: “Problematika Alumni SMP
Dalam Mempelajari Bahasa Arab”.
5.
Metode Pengumpulan Data.
Dalam
penelitian kuantitatif, pengumpulan data didasarkan pada instrumen yang sudah
ditetapkan sebelum penelitian, datanya berujud bilanggan, dan instrumen
diberikan kepada sejumlah besar individu. Metode pengumpulan data adalah
cara-cara yang digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian
yang bersifat objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Maksud dari proses ini
adalah untuk menegaskan keabsahan atau untuk menggeneralisasikan informasi dari
subjek yang diteliti (sampel) kepada jumlah subjek yang lebih banyak (populasi).[18]
Untuk
mendapatkan data dalam penelitian ini digunakan beberapa metode, antara lain:
a. Metode Observasi
Metode
observasi bisa diartikan cara penghimpunan data yang dilaksanakan dengan
mengamati dan mencatat gejala-gejala baik langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan alat tertentu.[19]
Metode ini
penulis gunakan untuk memperoleh data-data objektif tentang problematika alumni
SMP dalam mempelajari bahasa Arab di kelas X MAN Sumpiuh.
b. Metode Interview
(wawancara)
Wawancara
adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi
dari terwawancara.[20]
Interview
(wawancara) yaitu teknik atau cara pengumpulan data mengenai tanya jawab yang
dilakukan secara lisan dari seorang responden, dengan cara bercakap-cakap
dengan orang itu.[21]
Metode ini
digunakan untuk memperoleh data tentang problematika alumni SMP dalam
mempelajari bahasa Arab di kelas X MAN Sumpiuh. Selain itu metode ini juga digunakan untuk memperoleh data tentang
sejarah berdirinya MAN Sumpiuh, keadaan guru, karyawan dan siswa MAN Sumpiuh,
serta mencari tahu tentang strategi pembelajaran yang digunakan, faktor-faktor
pendukung dan penghambat pembelajaran.
c. Metode Dokumentasi.
Yaitu
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memeriksa dokumen-dokumen
yang ada yang mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian.[22]
Metode ini
digunakan untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan administrasi MAN
Sumpiuh seperti data tentang keadaan siswa, guru, karyawan MAN Sumpiuh, dan
mengumpulkan dokumen-dokumen yang bisa digunakan sebagai pelengkap untuk
menganalisis hasil penelitian.
d. Metode Angket
Metode
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan
maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan
permintaan pengguna.[23]
6.
Metode Analisis Data
Analisis
Data adalah suatu usaha mengumpulkan dan mencatat data yang diperoleh dari
hasil observasi deskriptif di lapangan, atau melalui wawancara dan dokumentasi.[24] Dalam hal ini ada dua
cara:
a. Analisa Kualitatif
Dalam
mengolah data yang bukan berujud angka penulis menggunakan analisis kualitatif
dengan menggunakan metode berfikir deduktif dan metode berfikir induktif.
Metode deduktif Yaitu cara berpikir untuk
mengambil kesimpulan dengan berangkat dari peristiwa umum menuju ke hal-hal
yang bersifat khusus.[25]
Sedangkan metode induktif yaitu suatu proses berfikir untuk menemukan
pengetahuan yang bersifat umum atau kesimpulan dengan berdasarkan atas
pengetahuan yang bersifat khusus.[26]
b. Analisis Kuantitatif.
Setelah data
terkumpul semua, data yang bersifat angka (kuantitatif) dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif dengan cara statistik yang bertingkat
pekerjaannya mencakup cara-cara menghimpun, menyusun, mengolah, menyajikan dan
menganalisa data angka agar mendapat gambaran yang teratur, ringkas dan jelas
mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan sehingga dapat ditarik keadaan,
sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu..[27]
Sedangkan penulis gunakan secara statistik, dalam rangka untuk menganalisa
data tentang problem alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di MAN Sumpiuh
penulis menggunakan rumus:
.
Dimana: P = Prosentase
F = Frekwensi yang dicari prosentasinya,
N = Number of cases.
G.
Sistematika Pembahasan
Sistematika
pembahasan pada skripsi ini, dapat disebut sebagai permasalahan pertama yang
harus dipecahkan dalam penelitian dari awal hingga akhir.
Sistematika
pembahasan sebelum masuk pada bab pertama akan dilengkapi dengan bagian yang
meliputi halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman
motto, halaman persembahan, kata, pengantar, daftar isi dan daftar tabel. Penulisan
dalam skripsi ini merupakan rangkaian bab per bab yang secara runtut dengan
pembahasan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan terdiri atas:
Latar belakang Masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II Pada bab ini berisi tentang
problematika siswa alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di kelas X MAN
Sumpiuh yang meliputi dua sub bab
BAB III Berisi tentang Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sumpiuh terkait
dengan letak geografis, sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan guru
dan siswa, serta sarana dan prasarana.
BAB IV Disajikan gambaran objektif
problem tentang alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di kelas X MAN Sumpiuh baik pengaruh dari faktor
internal maupun eksternal.
BAB V Penutup. Dalam penutup skripsi
ini meliputi: kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup, serta berisi tentang
bagian akhir yaitu daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup.
BAB II
PROBLEMATIKA BELAJAR BAHASA ARAB
C. Belajar Bahasa Arab
di Madrasah Aliyah
1.
Definisi Belajar Bahasa Arab.
Pada setiap
kegiatan belajar tidak akan terlepas dari adanya proses pembelajaran. Pengertian
belajar secara luas dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju
keperkembangan pribadi seutuhnya. Sedangkan dalam artian sempit, belajar
dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan
sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.[28]
Dalam
proses belajar terdapat ciri-ciri sebagai berikut:
a. Perubahan yang
terjadi secara sadar.
b. Perubahan dalam
belajar bersifat fungsional.
c. Perubahan dalam
belajar bersifat positif dan aktif.
d. Perubahan dalam
belajar bukan bersifat sementara.
e. Perubahan dalam
belajar bertujuan atau terarah.
f.
Perubahan mencakup seluruh aspek
tingkah laku.[29]
Jadi belajar Bahasa Arab adalah suatu usaha penguasaan
materi ilmu bahasa Arab yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya sesuai dengan ciri-ciri belajar.
Bila
ditelusuri secara mendalam pada proses belajar mengajar ini merupakan inti dari pendidikan formal di
sekolah di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran yang
dikelompokan kedalam tiga kategori utama:
a.
Guru,
b.
Isi atau materi pelajaran,
c.
Siswa.[30]
Dalam
proses pembelajaran ketiga komponen tersebut diatas bersifat fungsional dan
saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Jadi yang dimaksud
pembelajaran disini adalah suatu kegiatan belajar yang melibatkan berbagai ciri
dan komponen pembelajaran guna terciptanya suasana dan aktifitas belajar bahasa
Arab yang kondusif bagi para siswanya.
2.
Tujuan Belajar Bahasa Arab.
Dalam belajar disamping memiliki ciri-ciri dan
beberapa penyusunan yang terkait juga memiliki tujuan agar dapat tercapai
tujuan belajar sesuai harapan dengan melalui proses yang melibatkan berbagai
komponen-komponen dalam pembelajaran. Usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan
(kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal inilah yang nantinya sangat
berpengaruh pada hasil belajar.
Belajar
secara luas dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju keperkembangan
pribadi seutuhnya sedangkan dalam artian sempit, belajar dimaksudkan sebagai
usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan
menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.[31]
Tujuan
belajar yang utama ialah bahwa apa yang dipelajari itu berguna dikemudian hari,
yakni membantu kita untuk dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah atau
sebagai transfer belajar.[32]
Ada dua
tujuan dalam pembelajaran bahasa arab yaitu tujuan jangka panjang (tujuan umum)
dan tujuan jangka pendek (tujuan khusus). Secara umum, pembelajaran bahasa Arab
khususnya di Indonesia adalah untuk memahami Al-Quran, Al-Hadits, kitab-kitab
kuning yang ditulis oleh ulama klasik, disamping bertujuan agar para siswa
dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab.[33]
Tujuan
khusus merupakan tujuan yang ingin dicapai dari mata pelajaran saat itu. Tujuan
khusus inilah yang dicantumkan dalam buku persiapan. Mempelajari bahasa Arab di
Madrasah Aliyah kelas X memiliki tujuan yang sesuai dengan standar kopetensi
yaitu: Menyimak, Berbicara, Membaca, Menulis.[34]
Apabila
kita melihat tujuan umum dan khusus tersebut maka seorang siswa Madrasah Aliyah
Negri Sumpiuh sangat diharapkan bisa dengan mahir menyimak, berbicara, membaca,
menulis sesuatu dengan bahasa Arab guna mencapai tujuan pembelajaran bahasa
Arab yang bukan hanya sekedar angan-angan.
3. Aspek Kemahiran Berbahasa
Arab di Madrasah Aliyah.
Seperti
dalam belajar maupun pembelajaran bahasa arab pada umumnya, kegiatan belajar
bahasa Arab di Madrasah Aliyah juga mencakup aspek-aspek yang harus di kuasai.
Aspek tersebut bertujuan agar hasil belajar mencapai kemahiran dalam berbahasa.
Adapun
aspek kemahiran tersebut mencakup empat macam yaitu:
a.
Menyimak
Menyimak dalam konteks ini adalah bukan hanya
mendengarkan secara pasif, akan tetapi lebih produktif sehingga seorang yang
sedang menyimak pembicaraan lawan harus mampu mengkorelasikan simbol dan
argumentasi yang diekspresikan oleh si pembaca serta analisis kebenaran dan
kevaliditasan argument yang dikemukakan.[35]
Menyimak dalam pembelajaran bahasa Arab di Aliyah
khususnya Madrasah Aliyah Negri Sumpiuh masih terkait dalam kurikulum sebagai
standar kompetensi bertujuan agar siswa memahami informasi lisan berbentuk
paparan atau dialog tentang hobi dan pekerjaan.[36]
Pada kemahiran ini, tahap yang pertama bertujuan agar
siswa dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa Arab secara tepat. Hal ini
sangat penting sebab sistem bahasa Arab banyak berbeda dengan bahasa Indonesia
maupun bahasa daerah yang digunakan oleh siswa.[37]
Interpensi menyimak disini adalah seorang siswa
memusatkan pikirannya untuk memperhatikan lawan bicara dengan tendensi memahami
isi kandungan pembicaraannya disamping mengadakan analisis dan bahkan bila
perlu mengemukakan kritikan.
Disamping itu kemahiran menyimak dapat tercapai
melalui nuansa latihan mendengarkan perbedaan-perbedaan unsur kata (fonem)
dengan unsure kata lainnya berdasarkan makhraj huruf yang benar.
b.
Berbicara
Berbicara
merupakan ekspresi lisan yang sangat erat sekali hubungannya dengan ekspresi
menulis. Metode ini sangat menitik beratkan pada latihan-latihan lisan atau
penuturan-penuturan dengan mulut untuk bisa lancar berbicara (fluently),
keserasian dan spontanitas.
Pengajaran
bahasa mula-mula harus melalui cara memperdengarkan bunyi-bunyi bahasa dalam
bentuk kata atau kalimat kemudian mengucapkannya sebelum pelajaran membaca dan
menulis. Oleh karena itu pelajaran bahasa harus diisi dengan kegiatan berbahasa
bukan kegiatan mempelajari kaidah-kaidah bahasa.[38]
Kemahiran berbicara
ini dapat dicapai melalui nuansa latihan (praktik) dari apa yang didengar
secara pasif dalam latihan menyimak.
Tanpa latihan latihan lisan secara intensif, maka sangat sulit bagi siswa untuk
mencapai penguasaan bahasa arab secara sempurna.[39]
Jadi
berbicara yang dimaksud dalam pembahasa ini adalah kegiatan belajar bahasa Arab yang menitik beratkan pada
kegiatan lisan dengan tujuan agar siswa lancar mengucapkan kata maupun kalimat
bahasa Arab.
c.
Membaca
Metode membaca dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa
pengajaran bahasa tidak bisa bersifat multi-tujuan, dan bahwa kemampuan membaca
adalah tujuan yang paling realistis ditinjau dari kebutuhan pembelajaran bahasa
asing.
Membaca merupakan suatu proses yang dilakuakn serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis.[40]
Tujuan membaca secara umum adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencakup isi memahami makna bacaan, yang tentunya
ditinjau dari aspek tujuan membaca itu sendiri secara spesifik, lebih populer
dinamakan tujuan khusus. Sebab ada tujuan membaca untuk merangkum, mendapatkan
informasi, ujian, rileks serta membaca untuk ibadah.[41]
Aspek terpenting dalam kegiatan membaca yaitu:
1) Ketrampilan yang
bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada
urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup: pengenalan
bentuk huruf, pengenalan unsur linguistik, pengenalan hubungan/korespondensi
pola ejaan bunyi.
2) Ketrampilan yang
bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada
pada urutan yang lebih tinggi (higher order).[42]
d. Menulis
Menulis
ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat
membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan
gambaran grafik tersebut.[43]
Seperti
halnya membaca, kemahiran menulis memiliki dua aspek, tetapi dalam hubungan
yang berbeda. Pertama, kemahiran membentuk huruf dan menguasai ejaan; kedua
kemahiran melahirkan perasaan dengan tulisan.
Menulis
yang dilakukan atau diterapkan pada pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah
Negri Sumpiuh pada kelas X baru sekedar menyalin pada buku materi pelajaran dan
imla’ dari guru belum sampai pada menulis yang bersifat mencurahkan gagasan
atau pikiran untuk disampaikan kepada orang lain.[44]
Dari
keempat aspek ini saling erat hubungannya sebagai proses yang mendasari dalam
kemahiran bahasa secara umun sebagai alat komunikasi. Guru harus bisa
mengarahkan secara runtut kepada anak didik mulai dari cara menyimak,
berbicara, membaca hingga pada tingkatan menulis yang bersifat memunculkan
gagasan atau pikiran.
D. Problematika
Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah.
Dalam setiap
kegiatan belajar yang masih dianggap baru atau asing pastinya akan memunculkan
sebuah problem bagi pelakunya karena belum bisa memahami apa yang disampaikan
dari yang ia pelajari.
Demikian
juga dalam mempelajari bahasa, siapapun yang belajar bahasa asing termasuk
didalamnya bahasa Arab akan mengalami problematika yang tercermin dalam bentuk
kesalahan-kesalahan, baik dalam sistem bunyi, penggunaan kosa kata atau
setruktur kalimat.[45]
Pengajaran
bahasa Arab pada Madrasah Aliyah Negri Sumpiuh juga mengalami hal semacam itu
yang tiada lain disebabkan bahasa tersebut bukanlah bahasa ibu. Selain itu
faktor internal dan eksternal juga berpengaruh pada siswa itu sendiri.
1.
Bentuk-bentuk Kesulitan Belajar Bahasa Arab di Madrasah
Aliyah.
Sebagai
mana dijelaskan pada pembahasan diatas, bentuk kesulitan belajar bahasa Arab
pada Madrasah Aliyah secara umum sama dengan kesulitan belajar bahasa asing
yang memang bukan bahasa ibu dan pada akhirnya dijadikan sebagai problem baik
oleh guru maupun anak didik.
Problem
yang dialami oleh salah satu dari keduanya ini mengakibatkan kurang lancarnya
dalam proses pembelajaran. Guru selaku orang dewasa bagi anak didiknya, harus
bisa mengolah materi sehingga bisa terkesan mudah dan tidak menjadi
permasalahan besar bagi anak didik.
2.
Faktor-faktor Kesulitan Belajar Bahasa Arab
Faktor yang
menjadi problem dalam mempelajari bahasa terutama bahasa Arab dalam sekripsi
ini secara garis besar dapat terlihat dalam dua faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Adapun yang dimaksud adalah:
a.
Faktor Internal
Faktor
internal merupakan motivasi idealis yang membantu seseoarang dalam belajar. Seseorang
yang memiliki motif internal akan lebih kuat dalam proses belajarnya dan tidak
mudah terpengaruh oleh lingkungan di sekitarnya. Motif internal lahir dari
perenungan tentang konsep diri (filosofis) yang mempertanyakan manfaat belajar
itu sendiri.
Jadi, yang
dimaksud faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa itu sendiri. Setiap
siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian.[46]
Faktor
Internal yang terdapat pada siswa meliputi:
1)
Bakat
Setiap
Individu atau setiap anak memiliki bakat yang berbeda-beda. Bakat biasanya
diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability)
yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud. Bakat merupakan
kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan, yang relatif
bisa bersifat umum (misalnya, bakat intelektual umum) atau khusus (bakat
akademis khusus).[47]
Jika bahan
pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya
lebih baik. Untuk mendidik anak supaya
tidak membebani anak tersebut, bakat sangat penting bahkan untuk menentukan
dimana dia cocok untuk disekolahkan.
2)
Minat
Minat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang
disertai rasa senang tanpa adanya batasan waktu.[48]
Minat dan
sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil
keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu
yang telah menarik minatnya.
Dalam hal ini
siswa harus memiliki minat dalam belajar, sedangkan guru berperan untuk
mengarahkan minat anak didiknya melalui metode yang dianggap cocok untuk siswa
maupun metode yang sedang digemari siswanya sehingga tidak mudah menemui
kejenuhan dalam belajar.
Minat yang
tinggi untuk menimbulkan rasa ingin tahu terhadab bahasa Arab harus bisa
diterapkan oleh anak didik itu sendiri supaya pemahaman terhadap materi yang
akan atau sedang disampaikan mudah diterima.
Supaya
minat dapat tercapai dengan hasil yang baik, maka harus didukung dengan tiga
aspek yaitu:
a)
Aspek Kognitif
Berdasarkan
atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah
dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.
b) Aspek Afektif
Konsep yang
membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang
ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang
penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam
berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
c)
Aspek Psikomotor
Berjalan dengan
lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap
memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua
berjalan lambat.[49]
3) Kemauan
Faktor
paling dasar untuk memperoleh dan berhasil terhadap segala sesuatu yang
diinginkan oleh seseorang adalah kemauan. Keamauan ini muncul pada diri
seseorang tanpa adanya paksaan dari luar diri seseorang.
Kemauan
seorang anak didik dalam mempelajari bahasa Arab dapat merubah atau menentukan
prestasinya. Intelektualitas tinggi tanpa didukung adanya kemauan tidak bisa
mendapatkan hasil yang memuaskan, akan tetapi intelektualitas yang pas-pasan
jika memiliki rasa kemauan cukup tinggi dapat menentukan hasil yang lebih.
4) Pengalaman terdahulu
terhadap pembelajar
Mengenai
permasalahan pengalaman terdahulu seorang anak didik terhadap pembelajaran
hanya pada lembaga formal saja akan tetapi pendidikan non-formal juga
berpengaruh dalam membangun pengalaman anak didik.
Pada
sekolah atau lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab, pendidikan formal
dalam hal ini Madrasah sebelum anak didik mempelajari bahasa Arab pada sekolah
/ lembaga pendidikan yang sedang ia jalani, sudah pasti ada pengenalan terhadap
bahasa Arab.
Sama halnya
pada pendidikan non-formal seperti pesantren maupun tempat pendidikan
lingkungan masyarakat seperti dalam pengajian (ngaji) pada masjid maupun
mushola pastinya sudah dikenalkan walaupun sekedar pada tingkatan membaca, akan
tetapi pengenalan semacam ini bisa menjadikan modal bagi anak didik dalam
menempuh pendidikan yang sedang dialami.
Faktor internal
dalam diri anak didik jika cocok dengan pendidikan yang sedang ia alami pada
saat ini sangat perpengaruh positif dalam meraih prestasi belajar, sebab anak
didik bisa dengan mudah beradaptasi melalui kepribadian yang ada dalam dirinya.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah seluruh faktor
yang mendukung proses belajar di luar motif idealis. Dalam faktor ini penulis
akan membahas tiga macam yaitu:
1).
Lingkungan
Lingkungan
yang dimaksud disini adalah lingkungan pendidikan sosial anak didik yang
meliputi:
a)
Keluarga
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil
yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga biasanya terdiri dari suami, istri, dan
juga anak-anak yang selalu menjaga rasa aman dan ketentraman ketika menghadapi
segala suka duka hidup dalam eratnya arti ikatan luhur hidup bersama.[50]
Secara
umum, bagi seorang anak didik, keluarga merupakan tempat awal dan paling utama
guna mendapatkan pendidikan luar sekolah. Di dalam keluarga inilah seorang anak
didik mulai mengenal hidupnya. Hal ini harus disadari dan diinsyafi oleh
tiap-tiap keluarga, bahwa anak berada dalam keluararga dengan segala proses
hingga dapat melepaskan diri dari ikatan keluarga.
Keluarga
sebagai tempat pencetak pengalaman paling awal bagi anak maka keluarga jangan
sampai meninggalkan dasar-dasar pendidikan yang baik, sebab kemajuan
perkembangan anak didik lebih menguntungkan
bagi yang hidup dalam keluarga serta lingkungan yang baik.
Dalam pendidikan
atau belajar bahasa Arab, keluarga di Indonesia yang pada umumnya beragama
Islam tidak berkomunikasi menggunakan bahasa Arab. Dari sisi ini keluarga belum
bisa efektif dalam memahami bahasa arab akan tetapi sudah bisa sedikit
mengenalkan tentang bahasa Arab melalui bahasa ibadah yang yang diajarkan orang
tua kepada anak.
b)
Masyarakat
Manusia
merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta
alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan,
keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan
lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang
berkesinambungan dalam suatu masyarakat.[51]
Marsyarakat
merupakan sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh
pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadar akan
kesatuannya dan dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya.[52]
Dalam dunia
pendidikan, masyarakat berperan membangun karakteristik seorang siswa atau
mempengaruhi pendidikan dengan cita-citanya. Tugas masyarakat di dalam
pendidikan ialah membiayai sekolah/pendidikan. Masyarakat memiliki tujuan
tertentu: ialah agar anak didik yang muda- muda kelak dapat membantu kepada
masyarakat dan mengabdi kepada negara.
Anak didik
suatu Madrasah atau yang sedang mempelajari bahasa Arab sangat beruntung ketika
hidup dalam lingkungan masyarakat yang peradaban islamnya tinggi, sebab sudah
secara langsung ia belajar atau memiliki bekal ilmu dari lingkungan masyarakat.
Bahasa Arab memang tidak dipakai sebagai bahasa komunikasi pada lingkungan
tersebut akan tetapi ada pengenalan melalui bacaan do’a maupun pengajian yang
isi bahasannya bersumber dari bahasa Arab.
c)
Sekolah
Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk
melaksanakan pendidikan, semakin maju suatu masyarakat, semakin penting peranan
sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk kedalam proses
pembangunan masyarakat itu.
Dalam runtutan pendidikan, sekolah sebagai tempat
pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga selain itu juga anak didik perlu
menganggap sekolah sebagai keluarga kedua. Maka sebagian dari kehidupan sekolah
adalah ekstensi dari kehidupan keluarga, sehingga sekolah perlu mencerminkan
hal tersebut pada masyarakat dengan harapan kehidupan keluarga bisa sejalan
dengan masyarakat patembayan (gemeinschaft).[53]
2).
Guru
Guru sangat
menentukan karakteristik siswa atau anak didik sekaligus sebagai seorang yang
berjasa besar terhadap masyarakat dan negara. Secara garis besar, guru
merupakan orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,
mengajar dan membimbing peserta didik.
Guru adalah
orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata
dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat
mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.[54]
Dilihat
daru faktor eksternal siswa, secara langsung guru sangat menentukan
keberhasilan siswa dalam memahami suatu pembelajara. Maka dari itu guru harus
betul-betul dapat memberi solusi dalam
belajar siswa. Profesi guru sangat memerlukan suatu keahlian khusus dan tidak
bisa dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan.
Agar dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional, guru perlu mengetahui beberapa
prinsip mengajar yaitu:
-
Dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada
materi pelajaran yang disampaikan dan dapat menggunakan berbagai media dan
sumber belajar yang bervariasi.
-
Mampu membangkitkan minat peseta didik untuk aktif
dalam berfikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
-
Guru harus dapat membuat urutan (sequence)
dalam pemberian pelajaran dan memberikannya sesuai kemampuan peserta didik.
-
Guru mampu menghubungkan pelajaran yang akan
diberikan dengan pengetahuan yang telah diketahui oleh peserta didik (kegiatan
apersepsi).
-
Mampu menjelaskan unit pelajaran berulang-ulang
sehingga tanggapan peserta didik semakin jelas.
-
Guru wajib memikirkan dan memperhatikan korelasi
untuk kehidupan sehari-hari.
-
Guru harus tetap menjaga konsentrasi peserta didik
dengan cara memberi kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengtamati
atau meneliti dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatkannya.
-
Mampu mengembangkan sikap peserta didik dalam
membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun luar kelas.
-
Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan
peserta agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.[55]
Dalam
kegiatan belajar, guru diharapkan peka terhadap situasi yang sedang dihadapi,
baik dipengaruhi oleh faktor guru sendiri, siswa, kurikulum, maupun lingkungan.
Sebelum masuk pada materi pelajaran guru harus menguasai bahan ajar yang akan
disampaikan.
Bila guru
sudah betul-betul menguasai dan mentest kebenaran pelajaran, dan sudah memlih
bahan yang sesuai dengan tingkat kecerdasan murid, maka hendaklah guru menyusun
dan membaginya (mengelompokannya) dengan pembagian yang seksama sesuai dengan
tempatnya.[56]
3).
Buku teks
Buku teks
merupakan bahan/media cetak (printed materialis). Media cetak bagian
dari faktor eksternal sebagai media pengajaran bukan hanya buku teks saja, bisa
jadi terbitan berkala maupun lembaran lepas.
Buku dalam
proses kegiatan belajar memang bukan faktor utama akan tetapi buku sangat
mendukung lancarnya proses belajar baik bagi siswa maupun guru. Fungsi buku
bagi siswa dalam pembelajaran hanya sebagai media untuk mempermudah tugas guru,
bukan guru karena buku tida bisa berperan sebagai guru.
Seorang
siswa supaya lebih mengenal terhadap materi yang baru dan lisan hendaklah
datang dari guru, sedangkan buku teks untuk dijadikan pelengkap.[57]
3.
Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Bahasa Arab
Pada
beberapa pembahasan diatas, problem dalam pembelajaran bahasa Arab pastinya ada
cara menangani atau solusi agar permasalahan anak didik segera bisa dipecahkan.
Dalam pembahasan diatas faktor kesulitan belajar bahasa Arab secara garis besar
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Untuk mengatasi
kesulitan belajar bahasa arab pada faktor internal, dalam menentukan maupun
menjalani kegiatan belajar, anak didik harus menyeimbangkan dengan potensi diri
yang dimiliki dan bisa beradaptasi dengan pendidikan yang sedang dilakukan.
Sedangkan
upaya untuk mengatasi kesulitan belajar bahasa Arab dari faktor eksternal, maka
yang terlibat dalam faktor ini harus bisa menunjukan atau mendukung proses
belajar anak didik dan anak didik pun dapat menerima sehingga ada timbal balik
yang saling mengnuntungkan (mutualisme).
BAB III
GAMBARAN UMUM MADRASAH ALIYAH NEGERI
SUMPIUH
A.
Letak Geografis MAN Sumpiuh
Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh terletak di Kebokura,
Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah. Nama Kebokura adalah nama sebuah kelurahan yang
terletak di Kecamatan Sumpiuh, yang berada di wilayah Kabupaten Banyumas
Propinsi Jawa Tengah. Tepatnya
beralamat di Jalan Lapangan Kebokura, Sumpiuh, Telp. (0282) 497611, Kabupaten
Banyumas, kode pos 53195.
Secara
geografi, letak Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh berada di wilayah yang
setrategis, nyaman untuk belajar karena tidak berada pada pusat keramaian
sekaligus mudah untuk bermasyarakat dengan warga sekitar. Hal ini dapat dilihat
dari keadaan geografis Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh adalah sebagai berikut.
- Sebelah barat berbatasan dengan jalan desa
- Sebelah utara berbatasan dengan SDN 2-3
Kebokura dan tidak jauh dari tempat
tersebut adalah jalan propinsi.
- Sebelah timur berbatasan dengan pemukiman
warga
- Sebelah selatan berbatasan dengan tanah dan
rumah ibu Mughiroh (Kepala TU MAN Sumpiuh).
Dilihat
secara geografis, Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh mudah dijangkau, nyaman untuk
belajar dan ada pengawasan dari masyarakat.
B.
Kondisi Objektif MAN
Sumpiuh
1.
Sejarah Singkat.
Berdirinya Madrasah ini merupakan suatu rangkaian
peristiwa masyarakat Sumpiuh, terutama masyarakat yang berkecimpung dalam
Yayasan Pendidikan Ma’arif NU Sumpiuh pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Pada tahun 1968 Yayasan Ma’arif NU sumpiuh dengan ketua KH. Munawar
Soleh dengan anggota pengurus : KH Amanudin Aziz, KH. Ahyadi, dan lain-lain,
mendirikan Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 tahun Sumpiuh dengan kepala
madrasah Muhamad Baedah, BSc, beliau
menjabat kepala madrasah sampai tahun 1972, yang berlokasi didepan Masjid
kauman Sumpiuh.
Selanjutnya
pada tahun 1972 PGA 4 tahun berubah menjadi PGA 6 tahun, dengan kepala Sekolah
Drs Romelan. Pada tahun 1980 PGA 6 tahun Ma’arif 6 tahun Sumpiuh berubah
menjadi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Islamiyah Sumpiuh. Memasuki
tahun ajaran baru 1982/1983, lokasi Madrasah Tsanawiyah pindah ke desa Kradenan
Sumpiuh.
Pada tahun
1980 Madrasah Aliyah Islamiyah yang dipimpin Drs. Ramelan, mempunyai siswa
sebanyak kurang lebih : kelas 1 = 30 anak, kelas 2 = 27 anak dan kelas 3 = 22
anak. Kemudian pada tahun 1982 pimpinan Madrasah Aliyah Islamiyah dijabat oleh
Idrus, dengan jumlah siswa menurun, kurang lebih kelas 1 = 17 anak, kelas 2 =
19 anak, dan kelas 3 = 20 anak.
Pada awal
tahun pelajaran 1982/1983 pengurus MA Islamiyah mengadakan rapat dengan
pengurus NU dan Ma’arif NU yang
memutuskan bahwa Madrasah Aliyah Islamiyah diserahkan kepada pemerintah
untuk dijadikan MAN dengan status “MAN Purwokerto Filial di Sumpiuh” dengan
kepala R. Sugeng BA yang ditujuk oleh kepala MAN induk Drs. Maksum. Sedangkan
kelas 2 dan kelas 3 Madrasah Aliyah Islamiyah yang berstatus swasta untuk
menghabiskan kelas dengan kepala Drs. Saikun S.
Pada tahun
1985 kepala MAN induk di Purwokwerto diganti oleh Sudiman Boedi R. BA, dan pada bulan Agustus
1985 kepala MAN Filial di Sumpiuh diganti oleh Drs. Saikun , yang masih
berlokasi di kompleks Kauman Sumpiuh dengan ruang belajar tiga kelas dan siswa
enam kelas, maka proses belajar mengajar pagi dan sore hari.
Pada awal
tahun 1986 Drs. Saikun S. membeli tanah secara pribadi kemudian diserahkan
(dibeli) oleh BP.3 MAN Filial Sumpiuh dengan dibayar secara berangsur sesuai
dengan kemampuan madrasah. Tanah tersebut berlokasi di Kelurahan Kebokura
sebelah selatan lapangan (lokasi sekarang) dengan luas 2.800 meter persegi
dengan harga Rp. 8.000.000,-.
Pada awal
tahun 1987 mulai dibangun sebanyak empat lokal dengan biaya dari BP3 dan
pinjaman kepala madrasah secara pribadi dengan biaya Rp. 15.000.000,-. Maka
pada akhir tahun 1987 gedung tersebut mulai ditempati sebagai ruang belajar,
sehingga empat kelas berada di Kelurahan Kebokura dan dua kelas di lokasi
komplek Masjid Kauman milik pengurus.
Pada akhir
tahun 1987 membangun tiga lokal lagi dengan biaya dari pinjaman sebagian guru,
kepala madrasah dan BP3 dengan biaya Rp. 12.500.000,-. Pada awal tahun 1988
semua siswa MAN Purwokerto Filial di Sumpiuh sudah dapat pindah semua ke lokasi
wilayah Kelurahan Kebokura Sumpiuh sampai sekarang, dengan SK Dirjen Binbaga
Islam Nomor: Kep/E/PP.03.02/336/1984, tanggal 23 Oktober 1984.
Pada tahun
1994 MAN Purwokerto Filial di Sumpiuh dinegerikan penuh (mandiri/tidal filial
lagi). Tepatnya tanggal 3 Januari 1994, bertepatan dengan Hari Amal Bakti
Departemen Agama (Depag) dan diresmikan tanggal 19 Januari 1994 oleh Kakanwil
Depag Pripinsi Jawa Tengah Drs. Ali Muachor dan Bupati Kabupaten Banyumas Djoko
Sudantoko, dengan KMA Nomor 224 tahun 1993, tertanggal 25 Oktober 1993. Ketika
itu jumlah guru 21 orang, terdiri dari guru tetap 12 orang dan guru tidak tetap
9 orang, sedangkan karyawan 5 orang, terdiri dari karyawan tetap 3 orang dan
karyawan tidak tetap 2 orang.
Pada tahun
1996 membuat dua unit gedung, satu gedung terdiri dari tiga ruangan untuk kelas
dan satu gedung lagi terdiri dari satu ruangan kantor untuk ruang kepala dan
ruang tata usaha, dari dana proyek pemerintah. Kemudian tahun 1998 dibangun
satu ruang kelas digunakan untuk ruang guru, biaya dari anggaran pemerintah
(ASFI). Berikutnya tahun 1999 dibangun lagi satu gedung terdiri dari dua ruang
kelas dari anggaran pemerintah (ASFI tahap kedua) dan kekurangannya sumbangan
dari BP3.
Pada tahun
2001 pihak madrasah membeli tanah sebagai perluasan perkembangan seluas 390
meter persegi, yang langsung dialokasikan untuk bangunan satu unit gedung yang
terdiri dari empat ruang belajar, dengan dana dari anggaran pemerintah
(proyek). Tahun 2002 dibangun lagi satu ruang laboratorium yang digandeng
dengan ruang guru yang dibangun tahun 1998, sehingga menjadi satu unit gedung
yang biayanya berasal dari anggaran pemerintah (ASFI).
Pada tahun
2008 (ketika penelitian ini dilakukan) sedang dibangun pagar batas keliling dan
pintu gerbang yang menghadap kearah Barat dan juga sarana olah raga berupa
lapangan basket/bulu tangkis/volley ball di depan masjid Madrasah.
Ketika
Madrasah ini masih berstatus Filial dari tahun 1985 sampai mandiri (penegerian
penuh) tahun 1994, kepala madrasah dijabat Drs. Saikun S. dan pensiun tanggal
31 Oktober 2004, MAN Sumpiuh selanjutnya dipimpin oleh Pelaksana Tugas Kepala
Drs. H. Daliman, M.Pd, yang merupakan Kepala MAN Purwokerto 1 sampai tanggal 30
Juni 2005. sejak tanggal 1 Juli Sampai September 2007 Kepala MAN Sumpiuh
dijabat oleh Drs Mohamad Alwi, M.PdI, yang dilantik sebagai kepala MAN Sumpiuh
pada tanggal 27 Mei 2005 kemudian digantikan oleh Drs. H. Mahmurroji, M.Pd.
yang dilantik pada tanggal 19 September 2007 dan mulai tanggal 25 januari 2010
dijabat oleh Drs.Muslimin Winoto, M.PdI.[58]
Saat ini
MAN Sumpiuh mempunyai 15 Ruang kelas yang terdiri dari kelas X berjumlah 6
Ruang, kelas XI ada 5 ruang yaitu Program IPA berjumlah 2 kelas, Program IPS
berjumlah 3 ruang. Sedangkan untuk kelas XII ada 4 ruang kelas, yaitu kelas IPA
berjumlah 1 ruang dan Program IPS 3 ruang. Sedang kan pembangunan yang masih
dalam tahap penyelesaian yaitu 1 aula untuk keperluan pertemuan dan organisasi
dan 2 ruang kelas.[59]
Dalam
perkembangannya MAN Sumpiuh tersebut mengalami proses yang sangat panjang, yang
tidak jauh berbeda dengan madrasah-madrasah yang lain. Perkembangan MAN Sumpiuh
termasuk lancar terus mengalami kemajuan meskipun perlahan-lahan terutama dalam
bidang sarana pendidikan.[60]
2.
Profil MAN Sumpiuh
a.
Nama Lembaga
Madrasan
Aliyah Negeri (MAN) Sumpiuh adalah lembaga pendidikan milik pemerintah di bawah
naungan Kementrian Agama Republik Indonesia.
b.
Alamat
Alamat MAN
Sumpiuh adalah Jl. Lapangan Kebokura Sumpiuh, Telp. (0282) 497611, Kabupaten
Banyumas
c. Visi Madrasah Aliyah
Negeri Sumpiuh :
Terbentuknya
insan beriman dan bertakwa yang mengamalkan ilmunya untuk kesejahteraan umat.
d.
Misi Madrasah Aliyah Negeri
Sumpiuh
1. Menciptakan insan
yang berilmu dan berwawasan melalui pembelajaran yang efektif.
2.
Menciptakan lingkungan madrasah
yang relegius
3. Menciptakan
kepribadian siswa yang mandiri dan bertanggungjawab.
e.
Tujuan Madrasah Aliyah Negeri
Sumpiuh
1. Mempersiapkan siswa
yang taat dan berdisiplin dalam menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari
2. Mempersiapkan siswa
untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Mempersiapkan siswa
agar mampu melanjutkan ke perguruan tinggi
4. Mempersiapkan siswa
agar mampu memilih karir yang tepat dan mampu berkompetisi dalam era
globalisasi.
C. Keadaan Guru,
Karyawan dan Siswa MAN Sumpiuh
Keadaan guru
dan karyawan MAN Sumpiuh tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 50 orang dengan
rincian guru PNS sejumlah 32, guru tidak tetap (GTT) 6 orang. Sedangkan
karyawan sejumlah 12 orang dengan rincian karyawan berstatus sebagai PNS dan 5
pegawai tidak tetap (PTT) masing masing sebagai pegawai tata usaha,
perpustakaan dan penjaga. Dari 50 guru tersebut, ada 3 orang guru yang mengajar
Bahasa Arab.[61]
Dari keterangan
diatas, dapatlah diketahui bahwa MAN
Sumpiuh bila tinjauan dari Akademis sudah memenuhi persyaratan sebagai
institusi pendidikan, demikian juga dari segi pelayanan birokrasi karena
didukung oleh sejumlah pegawai/karyawan yang mempunyai dedikasi dan loyalitas
yang tinggi. Kualitas guru demikian juga, saat ini ada 10 guru yang sudah menyelesaikan
Program Pasca Sarjana.
Tetapi ada
juga guru yang belum berkualifikasi Sarjana, padahal di dalam Undang-undang
guru dan Dosen No 14 tahun 2005, seorang
guru minimal harus lulus sarjana. Oleh karena itu agar memenuhi standar, 2
orang guru oleh kepala madrasah diperintahkan untuk melanjutkan studinya lebih
lanjut. Saat ini guru tersebut melanjutkan di STAINU Kebumen dan UMP
Purwokerto.
Ditinjau dari jumlah siswa, MAN Sumpiuh tahun pelajaran 2009/2010 memiliki jumlah keseluruhan siswa 390 yang
terdiri dari kelas X = 197 siswa, kelas XI = 168 siswa, kelas XII = 113 siswa,
total keseluruhan siswa MAN sumpiuh 478 dengan jumlah laki = 75 dan perempuan =
403. Selanjutnya untuk lebih rinci dapat dikelompokkan berdasarkan rombongan
belajar dan jenis kelamin sebagaimana
dalam tabel berikut:
Tabel 1
Daftar
Rombongan Belajar MAN Sumpiuh Tahun Pelajaran 2009/2010
No
|
Kelas
|
L
|
P
|
Jumlah
|
1
|
X
– 1
|
10
|
22
|
32
|
2
|
X
– 2
|
0
|
32
|
32
|
3
|
X
– 3
|
0
|
34
|
34
|
4
|
X
– 4
|
0
|
32
|
32
|
5
|
X
– 5
|
9
|
24
|
33
|
6
|
X
– 6
|
0
|
34
|
34
|
Jumlah
|
19
|
178
|
197
|
|
7
|
XI
– IPA.1
|
2
|
26
|
28
|
8
|
XI
– IPA.2
|
5
|
25
|
30
|
9
|
XI
– IPS.1
|
6
|
31
|
37
|
10
|
XI
– IPS.2
|
6
|
31
|
37
|
11
|
XI
– IPS.3
|
6
|
36
|
37
|
Jumlah
|
25
|
143
|
168
|
|
12
|
XII
– IPA
|
1
|
29
|
30
|
13
|
XII
– IPS .1
|
13
|
15
|
28
|
14
|
XII
– IPS. 2
|
10
|
18
|
28
|
15
|
XII
– IPS. 3
|
7
|
20
|
27
|
Jumlah
|
31
|
82
|
113
|
|
Jumlah
Keseluruhan
|
75
|
403
|
478
|
(Sumber, data dokumentasi MAN Sumpiuh)
Akan tetapi
dalam penelitian yang kami lakukan hanya pada kelas X Madrasah Aliyah negeri
Sumpiuh Khusunya yang alumni non MTs
dengan jumlah 129 anak.
Proses
seleksi siswa baru MAN Sumpiuh selama ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan
jumlah tingkat kebutuhan atau daya tampung siswa. Artinya jika pendaftar telah
melebihi kapasitas, maka dilaksanakan seleksi kualitas, yaitu dengan menyeleksi
nilai rata-rata ujian akhir Nasional, selain itu juga memperhatikan moral atau
budi pekerti melalui tes wawancara. Informasi dari masyarakat juga menjadi
pertimbangan, bahkan terus menerus secara berkelanjutan sampai siswa tersebut
sudah duduk di bangku madrasah. Artinya apabila ada siswa yang mempunyai moral
tingkah laku yang tidak baik setelah diadakan bimbingan secara periodik oleh
guru BP, tidak dapat diperbaiki dan tetap melanggar peraturan dan tata tertib
madrasah, maka siswa tersebut dikeluarkan, baik dengan cara terhormat maupun
dengan cara tidak hormat sesuai dengan tingkat pelanggarannya.[62]
D.
Struktur Organisasi
Adapun
struktur organisasi Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh yaitu seperti tergambar pada
bagan pada halaman Lampiran tentang gambar bagan struktur organisasi MAN
Sumpiuh.
Table 2
STRUKTUR ORGANISASI MAN SUMPIUH
KAMAD :
Drs.Muslimin Winoto, M.PdI
Komite
KH. Abu Wijaya, H. Solichuddin
Z., Sumarno
Ka.
Tata Usaha
|
||||
Hj
Mughiroh, S.Pd
|
||||
Staf TU
|
||||
Taufik
S,Pd
|
Patiman
|
|||
Darum
|
Tri
Astuti, S.Pd
|
|||
Sutrisno
|
Sidik
W.
|
|||
Sarno
|
Muji
Eri S.
|
|||
Dwi
Yuliani
|
Siti
Hajar
|
|||
Agus
Uswanto
|
|
|||
Waka
|
||||
Ur. Kurikulum
|
Amin Yuhdi, S.Pd, M.PdI
|
|||
Ur. Kesiswaan
|
M. Siswanto, S.Ag, M.
Pdi
|
|||
Ur. Sar.pras
|
Sariman, S.Pd.I
|
|||
Ur. Humas
|
Sodikun, S.Ag, M.Pd.I
|
|||
|
Slamet, S.Ag
|
Ambyah, S.Pd
|
Drs. Sarijo
|
Drs. Sumarno
|
Sariman, BA
|
Slamet riyadi, S.Ag
|
Surasno, S.Ag,S.Pd
|
Lasmono P,
|
Erry Rosilowati, S.Pd
|
Dra. Anung Mumpuni
|
Siti Amaroh Jamhari, S.Pd
|
Sodikun, S.Ag, M.Pd.I
|
Asih Suyatni, S.Pd
|
Ah. Suyuti Latif, S.Pd
|
Muh. Siswanto, S.Ag, M.Pdi
|
Amin Yuhdi, S.Pd, M.Pdi
|
Ahmad Ridlo, SS
|
Sunar Purwoko, S.Pd
|
Khasan rosyidi, S.Pd
|
M. Asror Sa'bani, S.Pd
|
Sujarwo Eko Wibowo, S.Pd
|
Sulis Marsudi, S.Pd
|
Masruri Budi Subhan, S.Ag
|
Ari Widiyanto, S.Pd
|
Asmiyah, S.Pd
|
Sri Budiman, S.Pd
|
Bambang Agus Iriyanto, Sm.Kar
|
Eni Sugiyarti, S.Pd
|
Galih Ika Apriliana, S.Pd
|
Arika Noviantiwi, S.Pd
|
Dewi Wigunani S.Pd
|
Anton Sugeng Prayitno
|
|
|
|
|
(Sumber, data dokumentasi MAN Sumpiuh)
E.
Sarana dan Prasarana
Sarana dan
prasarana dimaksudkan di sini adalah semua jenis sarana prasarana pendidikan
yang dimiliki oleh MAN Sumpiuh yang digunakan untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar dalam rangka meningkatkan kualitas proses pendidikan.
Adapun sarana fisiknya yang berupa bangunan ada 9 unit gedung yang terdiri dari
12 ruang teori/kelas, serta masing-masing 1 ruang, kepala madrasah, ruang Tata Usaha, ruang waka, ruang guru, ruang laboratorium IPA,
ruang laboratorium Komputer, perpustakaan, dan masjid yang dilengkapi 7 ruang
sanitasi (kamar mandi dan WC baik untuk guru/karyawan dan siswa). Ada juga ruang musik, ruang ketrampilan,
ruang kantor OSIS, Pramuka, PMR/UKS. Luas masing–masing tanah MAN Sumpiuh
adalah ; luas tanah seluruh 7.257,8 m2,
luas tanah bangunan seluruhnya 1.997 m2, luas halaman 4.451,8 m2, kebun
madrasah 809 m2. Semuanya milik Negara dan sudah bersertifikat dari Badan
Pertanahan Nasional.
Selanjutnya
sarana fisik meubelernya terdiri dari 50 setel meja kursi guru karyawan, 12
setel meja kursi guru di kelas, 840 setel kursi siswa, dan meja 420 meja, 3
unit meja kursi tamu, 17 papan tulis ( 15 di kelas dan 2 di laboratorium
IPA/Komputer) dan 12 papan absensi siswa, papan data monografi dan grafik,
serta 25 buah almari dan 10 buah rak
buku.
Adapun
sarana fisik lainya yang menunjang pendidikan adalah 20 komputer untuk
laboratorium, 4 untuk guru/karyawan, 1 laptop dan LCD,1 proyektor film, 2 buah sepeda motor infentaris,
2 buah televisi, sound system, seperangkat alat musik qosidah, band,
dangdut dan karawitan, sarana praktek menjahit 20 buah, ada juga peralatan Olah
raga, Pramuka, PMR/UKS dan alat peraga serta pendukung praktek laboratorium
IPA/IPS.
Dilihat
dari sarana fisik yang dimiliki MAN Sumpiuh sebenarnya sudah cukup memadai.
Hanya beberapa kekurangan yang belum dimiliki adalah auditorium yang representatif,
gedung olah raga in door. Adapun lapangan basket/bulu tangkis/bola voley
sampai saat ini pembangunannya belum selesai. Sarana lain ruang audio visual,
praktek kerja automotif, pertukangan juga belum dimiliki. Semua ini diperlukan
untuk menambah ketrampilan siswa dalam rangka meningkatkan daya saing madrasah.
Ruang
perpustakaan yang memadai dengan koleksi buku yang cukup banyak sekitar 8500 buku dapat juga mendukung proses
kegiatan Pendidikan, namun koleksi buku-buku agama kurang mencukupi hanya
memiliki kurang lebih 75 judul buku,
yang berjumlah 450 eksemplar. Kitab-kitab kuning juga belum memadai padahal
sangat berguna bagi kajian ilmu agama secara mendalam sedangkan kamus bahasa
arab hanya 1 judul dengan jumlah 7 eksemplar. Rata-rata peminjam setiap harinya
50 siswa. Sistem peminjaman yang diterapkan oleh perpustakaan adalah Claus System dan Open System.[63]
BAB IV
Gambaran Objektif Problematika Alumni SMP
dalam Mempelajari Bahasa Arab di Kelas X MAN Sumpiuh.
C. Kegiatan Belajar Bahasa Arab.
1. Kegiatan belajar
Bahasa Arab siswa kelas X MAN Sumpiuh
Dalam
kegiatan belajar bahasa Arab siswa Kelas X MAN Sumpiuh semuanya menggunakan kurikulum
yang diterapkan pada MAN Sumpiuh. Bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa
berupa bahan pelajaran yang bersifat fakta, prinsip, konsep ataupun ketrampilan
sesuai tuntutan bidang setudi yang diajarkan.
Materi yang
disampaikan pada kelas X tidak dibedakan dengan kelas X yang lain baik guru
maupun kurikulumnya, akan tetapi
kelompok belajar (kelas) dibedakan antara alumni MTs dan SMP dengan
artian tidak dicampur.
2. Kurikulum dan Materi
bahasa Arab Di Madrasah Aliyah Negri Sumpiuh
a. Kurikulum Bahasa Arab
Di Madrasah Aliyah Negri Sumpiuh
Kurikulum
yang digunakan di Madrasah Aliyah Negri Sumpiuh mengacu pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan sesuai surat edaran Ditjen Pendidikan Islam No:
DJ.II/PP.00/ED/681/2006 tentang pelaksanaan Kurikulum 2006 yaitu KTSP.
Kurikulum
ini dimaksudkan agar pengembangannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi MAN
Sumpiuh serta aspirasi dari masyarakat melalui Komite Madrasah, sehingga
diharapkan dapat menjadi madrasah yang efektif dengan menghasilkan tamatan yang
dapat diandalkan yaitu pencapaian nilai yang lebih tinggi dan mantap
dibandingkan dengan Madrasah lain.[64]
b. Materi Bahasa Arab Di
Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh
Selain
kurikulum, materi juga sangat penting dalam suatu proses belajar maupun
mengajar. Dengan materi maka apa yang dipelajari maupun diajarkan mudah
dilakukan. Adapun materi pelajaran bahasa arab di MAN Sumpiuh yang diajarkan
meliputi :
1) Unsur Bahasa
- Bentuk kata
- Struktur kalimat
- Mufrodat
2) Kemahiran berbahasa
- Menyimak
- Berbicara
- Membaca
- Menulis/mengarang.[65]
- Metode Pengajaran Bahasa Arab
Untuk
memperlancar proses belajar, dalam mempelajari apapun perlu diterapkannya
metode. Begitu pula dalam kegiatan belajar bahasa Arab. Tanpa adanya metode
maka materi yang dipelajari akan sulit untuk bisa diterima.
Dalam
kegiatan belajar bahasa Arab di Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh metode yang
sering digunakan adalah demonstrasi, ceramah, tanya jawab. Akan tetapi metode
diskusi dan metode focus on the learner (metode yang memfokuskan siswa
untuk belajar sendiri guru hanya sebagai pendamping) lebih cepat ditangkap oleh
siswa.
- Evaluasi
Evaluasi
merupakan suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.[66]
Begitu pula yang diterapkan di Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh untuk
mengetahui tingkat keberhasilan belajar anak didik.
Evaluasi
pelajaran bahasa Arab yang diterapkan di Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh dengan
menggunakan Tes lisan maupun Tes tertulis sesuai dengan kebutuhan penilaian.[67]
D. Gambaran Objektif
Problematika Alumni SMP dalam Mempelajari Bahasa
Arab di Kelas X MAN Sumpiuh.
Pada penelitian
yang penulis lakukan dan berdasarkan data dari hasil angket, diperoleh
penjelasan bahwa siswa alumni SMP yang belajar bahasa Arab banyak mengalami
problem baik dari faktor internal maupun eksternal.
Problem
dalam sekripsi ini, menyangkut masalah kemahiran bahasa yang terdiri dari :
-
Kemahiran Menyimak
-
Kemahiran Berbicara
-
Kemahiran Membaca
-
Kemahiran Menulis
Dari
keempat hal tersebut penulis analisa dengan menggunakan analisa statistik,
yaitu: .
Dimana: P = Prosentase
F = Frekwensi yang dicari prosentasinya,
N = Number of cases.
Sedangkan
tekhnik analisa yang penulis pakai dengan menggunakan tabel kerja.
1.
Problem Dalam kemahiran bahasa
Untuk mengetahui problem alumni SMP yang berada di
kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh dalam kemahiran berbahasa, berikut data
yang diperoleh berdasarkan angket.
Sesuai data yang penulis dapatkan, problem siswa
Alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di kelas X Madrasah Aliyah Negeri
Sumpiuh pada kemahiran menyimak dapat dilihat dalam tabel 3.
Tabel 3
Probem siswa
tentang kemahiran menyimak
dalam belajar
bahasa Arab
Soal no
|
Alternatif Jawaban
|
F
|
P
|
1
|
a. Lafadz asing
didengar
|
9
|
8,3 %
|
b. Banyak perbedaan
unsur kata
|
17
|
15,6 %
|
|
c. Sulit memahami isi
kandungan yang disimak
|
65
|
59,6 %
|
|
d. Sulitnya
mengemukakan kritikan kepada pembaca
|
18
|
16,5 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data : Angket Siswa No. 1, Rabu 9 Juni 2010 )
Dari tabel tersebut diatas, dapat diketahui bahwa
Alumni SMP dalam mempelajari bahasa Arab di kelas X Madrasah Aliyah Negeri
Sumpiuh pada kemahiran menyimak sebanyak 65 (59,6 %) responden
menyatakan bahwa kesulitan terdapat dalam memahami isi kandungan yang
disimak, 18 (16,5 %) Sulit dalam mengemukakan kritikan kepada pembaca, 17 (15,6
%) karena banyak perbedaan unsur kata dan 9 (8,3 %) menyatakan bahwa Lafadz
asing didengar.
Dalam
kemahiran berbicara, responden menyatakan sebagai berikut:
Tabel 4
Tanggapan Siswa
Tentang Kesulitan Berbicara dalam Belajar
bahasa Arab
Soal no
|
Alternatif Jawaban
|
F
|
P
|
2
|
a. Bunyi-bunyi bahasa
asing didengar
|
14
|
12,8 %
|
b. Bahasa jarang
dipakai
|
45
|
41,3 %
|
|
c. Bahasa sulit
diucapkan
|
20
|
18,3 %
|
|
d. Penguasaan kosa
kata sedikit
|
30
|
27,6 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 2, Rabu 9 Juni 2010 )
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 45 (41,3 %)
responden menyatakan bahwa bahasa jarang dipakai, 30 (27,6 %) menyatakan bahwa
sedikitnya penguasaan kosa kata, 20 (18,3 %) menyatakan karena bahasa sulit
diucapkan dan 14 (12,8 %) menyatakan karena bunyi-bunyi bahasa masih asing
didengar.
Dalam
kemahiran membaca, problem siswa dapat diketahui pada tabel berikut :
Tabel 5
Tanggapan Siswa
Tentang Kesulitan Membaca dalam Belajar
bahasa Arab
Soal no
|
Alternatif Jawaban
|
F
|
P
|
3
|
a. Huruf masih asing
|
11
|
10,1 %
|
b. Tata bahasa sulit
dikenali
|
34
|
31,2 %
|
|
c. Pola ejaan bunyi
terkesan asing
|
45
|
41,3 %
|
|
d. Pola kalimat
(bacaan) sulit dipahami
|
19
|
17,4 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 3, Rabu 9 Juni 2010 )
Dari tabel
tersebut diatas, dapat diketahui bahwa 45 (41,3%) responden menyatakan bahwa
pola ejaan bunyi terkesan asing, 34 (31,2%) tata bahasa sulit dikenal, 19 (17,8
%) karena pola kalimat (bacaan) sulit dipahami dan 11 (10,1%) karena Huruf
masih asing.
Sedangkan
dalam kemahiran berbahasa yang keempat, dapat kita ketahui sebagai berikut:
Tabel 6
Tanggapan Siswa
Tentang Kesulitan Menulis dalam Belajar
bahasa Arab
Soal no
|
Alternatif Jawaban
|
F
|
P
|
4
|
a. Huruf sulit
dibentuk
|
4
|
3,7 %
|
b. Ejaan hijaiyah
sulit dikuasai
|
7
|
6,4 %
|
|
c. Sulit mengungkapkan
bahasa dengan tulisan
|
68
|
62,4 %
|
|
d. Pola kalimat sulit
dipahami
|
30
|
27,5 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 4, Rabu 9 Juni 2010 )
Dalam kemahiran menulis, diketahui bahwa 68 (62,4 %)
responden sulit mengungkapkan bahasa denngan tulisan, 30 (27,5 %) dalam
pemahaman pola kalimat, 7 (6,4 %) ejaan
hijaiyah sulit dikuasai dan 4 (3,7 %) huruf sulit dibentuk.
2. Penilaian siswa
tentang bahasa Arab Secara Umum.
Merujuk
pada angket no 5, tentang bahasa Arab secara umum rensponden menyatakan
sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 7
Tanggapan Siswa Tentang bahasa Arab Secara Umum
Soal no
|
Alternatif Jawaban
|
F
|
P
|
5
|
a. Sangat sulit
|
22
|
20,2 %
|
b. Sulit
|
68
|
62,4 %
|
|
c. Sangat mudah
|
9
|
8,2 %
|
|
d. Mudah
|
10
|
9,2 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 5, Rabu 9 Juni 2010 )
Dari tabel
diatas dapat diketahui bahwa 68 (62,4 %) responden menyatakan sulit, 22 (20,2
%) menyatakan sangat sulit, 10 (9,2 %) menyatakan mudah dan sangat mudah hanya
9 (8,2 %).
Jadi secara
umum Alumni SMP di kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh masih mengalami
problem dalam mempelajari bahasa Arab. Terbukti bahwa dari data diatas yang
mengaku sulit maupun sangat sulit lebih banyak dari pada yang mengaku mudah
maupun sangat mudah.
3. Faktor Internal.
Untuk
mengetahui problem yang dialami oleh siswa dari faktor internal meliputi:
Bakat, minat, kemauan dan pengalaman terdahulu terhadap pembelajaran khususnya
belajar bahasa Arab penulis peroleh hasil sebagai berikut:
Dilihat
dari segi bakat, penulis memberikan pertanyaan sebagai mana dalam angket siswa
no 6 yaitu ketika ada kesulitan dalam pelajaran bahasa Arab apakah mudah
penyelesaiannya?. Dari angket tersebut diperoleh hasil bahwa:
Tabel 8
Bakat Siswa
Tentang Pelajaran bahasa Arab.
Soal No
|
Alternatif Jawaban
|
F
|
P
|
6
|
a. Sangat mudah
|
25
|
22,9 %
|
b. Mudah
|
45
|
41,3 %
|
|
c. Sangat sulit
|
12
|
11 %
|
|
d. Sulit
|
27
|
24,8 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 6, Rabu 9 Juni 2010 )
Dari data diatas dapat diketahui bahwa
45 (41,3 %) siswa menyatakan bahwa ketika ada kesulitan dalam pelajaran bahasa
Arab mudah penyelesaiannya, 25 (22,9 %) menyatakan sangat mudah, 27 (24,8 %) menyatakan
sulit dan 12 (11 %) menyatakan sangat sulit.
Jadi mayoritas siswa sudah memiliki bakat sebah yang menyatakan mudah
atau sangat mudah 70 (64,2 %) sedangkan yang menyatakan sulit atau sangat sulit
hanya 39 (35,8%).
Sedangkan
untuk mengetahui tentang minat, penulis peroleh data dari sebuah pertanyaan Apakah anda suka belajar bahasa Arab ?.
Tabel 9
Minat Siswa
Tentang Pelajaran bahasa Arab.
Soal no
|
Alternatif Jawaban
|
F
|
P
|
7
|
a. Sangat suka
|
7
|
6,4 %
|
b. Suka
|
40
|
36,7 %
|
|
c. Tidak sama sekali
|
0
|
0 %
|
|
d. Kurang suka
|
62
|
56,9 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 7, Rabu 9
Juni 2010 )
Dari data
tersebut diatas, dapat diketahui bahwa 62 (56,9 %) siswa kurang suka terhadapap
pelajaran bahasa Arab, 40 (36,7 %) suka, 7 (6,4 %) sangat suka dan 0 (0 %)
tidak suka sama sekali terhadap pelajaran bahasa arab. Dari data tersebut
berarti minat siswa terhadap pelajaran bahasa Arab sangat sedikit sebab lebih
dari 50 % siswa menyatakan kurang suka.
Sedangkan
untuk mengtahui kemauan siswa terhadap pelajaran bahasa Arab, dapat dilihat
dalam tabel berikut yang diambil dengan menggunakan pertanyaan ”Ketika ada
tugas bahasa Arab apakah anda mengerjakannya ?”.
Tabel 10
Kemauan Siswa
Tentang Pelajaran bahasa Arab.
Soal no
|
Alternatif Jawaban
|
F
|
P
|
8
|
a. Selalu
|
7
|
6,4 %
|
b. Kadang kadang
|
19
|
17,4 %
|
|
c. Jika tugas khusus
|
66
|
60,6 %
|
|
d. Jika bersifat
kelompok / diskusi
|
17
|
15,6 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 8, Rabu 9
Juni 2010)
Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa 66 (60,6 %)
siswa mau mengerjakan tugas bahasa Arab jika tugas khusus, 19 (17,4 %)
kadang-kadang mengerjakan, 17 (15,6 %) jika bersifat kelompok dan 7 (6,4 %)
selalu mengerjakan tugas. Dari hasil
data tersebut dapat diartikan bahwa siswa mau mengerjakan tugas jika ada
tekanan.
Kemudian
dari tabel no 9 diperkuat dengan pernyataan siswa yang penulis peroleh
menggunakan pertanyaan ”Pada pilihan anda No 8, apakah bisa meningkatkan
prestasi belajar bahasa Arab ?”.
Tabel 11
Tanggapan siswa
tentang pilihan no 8,
Apakah bisa
meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab
Soal no
|
Alternatif jawaban
|
F
|
P
|
9
|
a. Sangat mendukung
|
17
|
15,6 %
|
b. Mendukung
|
69
|
63,3 %
|
|
c. Kurang Mendukung
|
12
|
11 %
|
|
d. Tidak sama sekali
|
11
|
10,1 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 9, Rabu 9 Juni 2010)
Dari tabel tersebut yang mana sebagai penegas dari
pertanyaan no 8 tentang kemauan siswa, diperoleh hasil bahwa 69 (63,3 %)
menyatakan mendukung, 17 (15,6 %) menyatakan sangat mendukung, 12 (11 %)
menyatakan kurang mendukung dan 11 (10,1 %) tidak sama sekali, ini berarti
bahwa tugas khusus menurut sebagian
besar siswa, mendukung terhadap prestasi belajar bahasa Arab.
Kemudian
faktor internal yang terahir dalam skripsi ini yaitu tentang pengalaman
terdahulu terhadap pembelajaran pada khususnya pembelajaran bahasa Arab.
Penulis memperoleh data ini dari pertanyaan “Sebelum di MAN Sumpiuh, dimana
anda mempelajari bahasa Arab ?”.
Dari hasil
pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12
Belajar
bahasa Arab sebelum di MAN Sumpiuh.
Soal no
|
Alternatif jawaban
|
F
|
P
|
10
|
a. Tidak Pernah
|
23
|
21,1 %
|
b. TPQ
|
63
|
57,8 %
|
|
c. Les Privat
|
15
|
13,8 %
|
|
d. Pesantren
|
8
|
7,3 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 10, Rabu 9
Juni 2010)
Dari tabel tersebut diatas diketahui bahwa 63 (57,8 %)
siswa pernah belajar bahasa Arab di TPQ, 23 (21,1 %) Tidak pernah belajar
bahasa Arab sebelum di MAN Sumpiuh, 15 (13,8 %) belajar melalui les privat, 8
(7,3 %) belajar bahasa Arab di pesantren.
Kemudian dari hasil pernyataan siswa tersebut,
dipertegas dengan pernyataan yang diperoleh dari soal no 11 yaitu “Pada jawaban
no. 9, apakah pembelajaran bahasa Arab
ditempat tersebut dapat membantu pembelajaran bahasa Arab pada saat sekarang !”.
Tabel 13
Pernyataan
siswa terhadap pengalaman pembelajaran bahasa Arab sebelum di MAN Sumpiuh
Soal no
|
Alternatif Jawaban
|
F
|
P
|
11
|
a. Sangat Membatu
|
36
|
33 %
|
b. Cukup Membantu
|
27
|
24,8 %
|
|
c. Kurang membantu
|
22
|
20,2 %
|
|
d. Tidak sama sekali
|
24
|
22 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 11, Rabu 9 Juni 2010)
Dari tabel diatas yang merupakan sebagai penguat dari
pernyataan siswa pada pertanyaan angket siswa no 10, diketahui bahwa 36 (33 %)
menyatakan sangat membantu, 27 (24,8 %) menyatakan cukup membantu, 24 (22 %) menyatakan
tidak sama sekali dan 22 (20,2 %) menyatakan kurang membantu dalam pembelajaran
bahasa Arab pada saat sekarang.
4. Faktor Eksternal
Pada faktor
eksternal ini, data yang diperoleh untuk mengetahui bagai mana peranan faktor
luar (eksternal) dalam mempengaruhi siswa alumni SMP yang berada di kelas X MAN
Sumpiuh saat belajar bahasa Arab di MAN Sumpiuh. Faktor eksternal ini terdiri
atas: lingkungan yang terdiri dari keluarga, masyarakat dan sekolah, kemuudian
dari faktor guru dan buku teks.
Untuk
faktor lingkungan dalam hal ini lingkungan keluarga, penulis memperoleh data
dengan pertanyaan “Di rumah anda, pada saat apa anda bisa menggunakan bahasa
arab ?”.
Dari
pertanyaan tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 14
Penggunaan bahasa Arab di Rumah
Soal no
|
Alternatif Jawaban
|
F
|
P
|
12
|
a. Tadarus Al-qur’an
|
31
|
28 %
|
b. Sholat
|
66
|
61 %
|
|
c. Komunikasi dengan
saudara
|
0
|
0 %
|
|
d. Membaca majalah
berbahasa Arab
|
12
|
11 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 12, Rabu 9
Juni 2010)
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa 66 (61 %)
siswa mengunakan bahasa arab pada saat sholat, 31 (28 %) pada saat tadarus
al-Qur’an, 12 (11 %) dalam membaca majalah berbahasa Arab dan untuk komunikasi
dengan saudara tidak ada yang menggunakan bahasa Arab. Dengan melihat data tersebut maka daspat diartikan
bahwa penggunaan bahasa Arab dalam lingkungan keluarga hanya sekedar tekstual.
Sedangkan
dalam lingkungan masyarakat, juga diperoleh data yang diambil dari pertanyaan
angket siswa no 13 yaitu “Di lingkungan masyarakat anda, apakah ada
pembelajaran yang menggunakan materi bahasa Arab ?”.
Hasil dari
pertanyaan tersebut dapat diketahui pada tabel berikut:
Tabel 15
Tentang pembelajaran yang menggunakan materi bahasa Arab di lingkungan
Masyarakat
Soal no
|
Alternatif jawaban
|
F
|
P
|
13
|
a. Ada
|
16
|
14,7 %
|
b. Pernah ada
|
7
|
6,4 %
|
|
c. Ada tapi hanya
sebagian materi
|
86
|
78,9 %
|
|
d. Tidak ada
|
0
|
0 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 13, Rabu 9 Juni 2010)
Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa 86 (78,9 %)
di lingkungan masyarakat siswa ada pembelajaran yang menggunakan bahasa Arab
tapi hanya sebagian materi, 16 (14,7 %) menyatakan ada, 7 (6,4 %) menyatakan
pernah ada dan yang menyatakan tidak ada
0 (0 %).
Dari masalah lingkungan masyarakat tersebut, kemudian
diperoleh data tenntang peran serta siswa terhadap keberadaan masyarakatnya
dengan sebuah pertanyaan “Pada No 13 jika anda memilih a, b atau c, apakah anda
pernah mengikutinya ?”. dan dari pertanyaan tersebut diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 16
Tentang siswa dengan pembelajaran
bahasa Arab dilingkungannya
Soal no
|
Alternatif jawaban
|
F
|
P
|
14
|
a. Sering
|
20
|
18,3 %
|
b. Kadang kadang
|
80
|
73,4 %
|
|
c. Tidak pernah
|
4
|
3,7 %
|
|
d. Belum pernah
|
5
|
4,6 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 14, Rabu 9
Juni 2010)
Dari tabel
ini dapat diketahui bahwa 80 (73,4 %) siswa menyatakan kadang-kadang mengikuti,
20 (18,3 %) sering mengikuti, 5 (4,6 %) menyatakan belum pernah dan 4 (3,7 %)
menyatakan tidak pernah.
Kemudian
dari yang memilih a atau b yaitu 100 siswa,
penulis memberikan pertanyaan lagi untuk mempertegas dampak atau
pengaruh dari peran serta siswa dalam kegiatan yang ada di masyarakatnya
terhadap pembelajaran bahasa Arab di MAN Sumpiuh dengan pertanyaan “Pada No. 14
jika anda memilih a atau b, apakah pembelajaran tersebut membantu dalam
pembelajaran di MAN Sumpiuh ?”.
Dari pertanyaan tersebut dapat diketahui pada
tabel berikut:
Tabel 17
Tentang Adanya Pembelajaran
bahasa Arab dilingkungannya bagi Siswa
Soal no
|
Alternatif Jawaban
|
F
|
P
|
15
|
a. Sangat membantu
|
45
|
45 %
|
b. Membantu
|
35
|
35 %
|
|
c. Kurang membantu
|
11
|
11 %
|
|
d. Tidak membantu
|
9
|
9 %
|
|
Jumlah
|
100
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 15, Rabu 9
Juni 2010)
Dari tabel tersebut, 45 (45%) siswa menyatakan bahwa
pembelajaran bahasa Arab dilingkunganya sangat membantu dalam belajar bahasa
Arab di MAN Sumpiuh, 35 (35 %) Kurang membantu, 11 (11 %) tidak membatu dan 9
(9 %) sangat tidak membantu.
Kemudian dari faktor guru, sesuai dengan pertanyaan no
16 yaitu “Dari penjelasan guru dalam pembelajaran bahasa Arab, apakah sudah
bisa dipahami ?”. siswa menyatakan sebagai mana dalam tabel berikut:
Tabel 18
Tentang penjelasan guru dalam pembelajaran bahasa Arab
Soal no
|
Alternatif
Jawaban
|
F
|
P
|
16
|
a. Dapat dipahami
|
68
|
62,4 %
|
b. Kurang dipahami
|
18
|
16,6 %
|
|
c. Sangat bisa
dipahami
|
20
|
18,3 %
|
|
d. Sulit dipahami
|
3
|
2,7 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 16, Rabu 9 Juni 2010)
Dari tabel diatas tentang penjelasan guru dalam
pembelajaran bahasa Arab, 68 (62,4 %) siswa menyatakan dapat dipahami, 20 (18,3
%) menyatakan sangat bisa dipahami, 18 (16,6 %) menyatakan kurang dipahami, 3
(2,7 %) menyatakan sulit dipahami.
Kemudian dari pernyataan siswa tersebut diatas,
penulis menanyakan kepada siswa dengan pertanyaan “Dari pilihan No 16, bagai
mana dampaknya dalam prestasi belajar Bahasa Arab?”. Dengan pertanyaan tersebut diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 19
Tentang
Penjelasan Guru dalam Pembelajaran bahasa Arab
Soal no
|
Alternatif Jawaban
|
F
|
P
|
17
|
a. Sangat mendukung
|
67
|
61,5 %
|
b. Kurang mendukung
|
21
|
19,3 %
|
|
c. Tidak mendukung
|
10
|
9,2 %
|
|
d. Biasa-biasa saja
|
11
|
10 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 17, Rabu 9 Juni 2010)
Dari tabel tersebut diatas tentang penjelasan guru
dalam pembelajaran bahasa Arab, 67 (61,5 %) siswa menyatakan bahwa Penjelasan
Guru dalam Pembelajaran bahasa Arab sangat mendukung dalam prestasi belajar
bahasa arab, 21 (19,3 %) kurang mendukung, 11 (10 %) biasa-biasa saja dan 10
(9,2 %) menyatakan tidak mendukung.
Kemudian untuk mengetahui tentang fasilitas belajar
yang dianggap dapat meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab, siswa menyatakan
sesuai dengan pertanyaan “Fasilitas belajar seperti apa yang menurut anda dapat
meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab ?”, dari hasil pertanyaan tersebut
diketahui hasilnya pada table berikut:
Tabel 20
Tanggapan Siswa
Tentang
Fasilitas
Pendukung Prestasi Belajar
Soal no
|
Alternatif Jawaban
|
F
|
P
|
18
|
a. Buku
|
75
|
68,8 %
|
b. Video
|
22
|
20,2 %
|
|
c. Tape Recorder
|
7
|
6,4 %
|
|
d. Laboratorium bahasa
|
5
|
4,6 %
|
|
Jumlah
|
109
|
100 %
|
(Sumber data: Angket Siswa No. 18, Rabu 9
Juni 2010)
Dari tabel
diatas, 75 (68,8 %) siswa menyatakan bahwa buku sebagai fasilitas pendukung
prestasi belajar bahasa Arab, 22 (20,2 %) meyatakan video, 7 (6,4 %) menyatakan
tape recorder dan 5 (4,6 %) menyakan laboratorium.
Dari sini
dapat diambil kesimpulan bahwa sebagaian besar siswa menganggap buku sebagai
fasilitas belajar yang dapat meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab.
BAB
V
PENUTUP
D. Kesimpulan
Setelah
penulis mengadakan penelitian dan menagnalisis data melalui angket, observasi,
wawancara maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Dari faktor
internal ini, sebagaian besar siswa sudah memiliki bakat dan minat yang dapat
mendukung dalam belajar bahasa Arab akan tetapi ketika ada tugas sebagaian
besar siswa mau mengerjakannya jika
bersifat tugas khusus. Padahal tidak semua tugas yang diberikan oleh
guru bersifat tugas khusus walaupun dianggap dapat meningkatkan prestasi
belajar
Mengenai
pengalaman belajar terdahulu, yang mana 86 (78,9 %) siswa pernah mengikuti akan
tetapi dari jumlah tersebut yang menyatakan sangat membantu hanya 36 (33 %) dan
yang menyatakan cukup membantu sejumlah 27 (24,8 %), ini berarti ada yang
menganggap kurang membantu dan bahkan tidak sama sekali. Dari hasil tersebut
dikemungkinkan karena sudah terlalu lama atau materi yang disampaikan tidak
sesuai kebutuhan di sekolah sekarang.
2. Faktor Eksternal.
Dari faktor
eksternal siswa dalam keluarga, penggunaan bahasa Arab hanya bersifat tekstual
dan sebagai keperluan religi saja yang pada akhirnya kurang bisa dalam
mengembangkannya. Sedangkan dilingkungan masyarakat pembelajaran yang
menggunakan materi bahasa Arab semua siswa diakuinya ada bahkan mengikutinya.
Sedangkan pengaruhnya dalam belajar bahasa Arab di MAN Sumpiuh bisa diartikan
berpengaruh positif dalam kegiatan bahasa Arab di sekolah.
Dalam
penjelasan guru di sekolah sebagaian besar siswa dapat memahami dan ini juga
dianggap ada dampaknya dalam prestasi belajar bahasa Arab. Tentang penjelasan
guru pada saat pelajaran berlangsung sudah tidak ada kendala.
Faktor
eksternal siswa dalam hal ini fasilitas belajar, yang dianggap sebagai
pendukung prestasi belajar adalah buku. Maka dari itu fasilitas berupa buku
harus diperbanyak dan fasilitas yang lainnya harus diperkenalan kepada siswa
supaya tidak menganggap asing.
E. Saran-saran
1. Kapada pihak
Madrasah
Untuk
menyiasati kelemahan dari faktor internal maupun eksternal, supaya siswa tidak
terlalu mengalami kesulitan dalam menyimak, berbicara, membaca dan menulis
berbahasa Arab. Maka pihak madrasah bisa memberikan fasilitas pendukung belajar
bukan guru sebab penjelasan guru sudah bisa diterima oleh siswa.
2. Kepada guru bahasa
Arab
Walaupun
menurut pernyataan siswa bahwa penjelasan guru bisa diterima. Akan tetapi
untuk meningkatkan semangat belajar siswa, guru diusahakan sering memberi tugas
khusus dan tugas khusus ini harus menyesuaikan kemampuan siswa supaya tidak
terlalu terbebani.
F. Penutup
Teriring
ucapan syukur alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena
atas ridlo-Nya penullis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi
ini. Dan tak lupa pula penulis ucapkan trimakasih yang sebanyak-banyaknya
kepada bapak dosen pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Namun demikian penulis tetap menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangan, kelemahan dan masih jauh dari kriteria sempurna, akan tetapi
penulis berharap skripsi ini bermanfaat. Amiin...
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab Rosyidin & Umi Machmudah, 2008, Active learning
dalam pembelajaran bahasa arab, cet 1, Malang: UIN Malang Press.
Abubakar Muhammad, 1981, Methode
Khusus Pengajaran Bahasa Arab, Surabaya: Usaha Nasional.
Ah. Akrom Fahmi,2002, Ilmu
Nahwu dan Sharaf 2 (TATA BAHASA ARAB) PRAKTIS DAN APLIKATIF, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Ahmad
Fuad Effendy, 2005, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, cet 3, Malang:
Misykat.
Ahmad Rohani HM, 2004, Pengelolaan
Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Alex Sobur, 2003, Psikologi
Umum, Bandung: Pustaka Setia.
Anas Sudijono, 2006, Pengantar Statistik
Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Anisatul Khasanah, 2007, Problematika
Pembelajaran bahasa Arab kelas VIII MTs Negeri Wonosobo, Skripsi
Mahasiswa STAIN Purwokerto.
Azhar Arsyad, 2003, Bahasa
Arab dan Metode Pengajarannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chotibul Umam, 1980, Aspek-aspek
Fundamental dalam Mempelajari bahasa Arab, Bandung: PT Alma’arif.
Departemen Agama, 1989, Al-Qur’an dan
Terjemahannya, Semarang: CV. ALWAAH.
Depdikbud,
1993, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Forum Guru Bina PAI
Madrasah Aliyah, TT, Modul Berbahasa Arab Kelas X Semester Genap,
Sragen: Akik Pustaka.
H.A. Idhom Anas, 2007,Ilmu
Shorof Lengkap, Pekalongan: Al-Asri.
Imam Barnadib, 2002, Filsafat
Pendidikan, Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa.
_____________,1988, Pendidikan
Perbandingan Cet I, Yogyakarta: Andi Offset
Juwariyah Dahlan, 2003, Paradigma
Baru Pembelajaran Bahasa Arab (kajian praktis dan teoritis), Yogyakarta:
Sumbangsih.
Koentjaraningrat, 1994, Metode-metode
Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
M. Dalyono, 2005, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Masngud, 2007, Pelaksanaan
metode langsung dalam pembelajaran bahasa Arab di MI Darul Hikmah Bantarsoka
Purwokerto, Skripsi Mahasiswa STAIN Purwokerto
Moh Saifulloh Al Aziz Senali, 2005, Motode Pembelajaran
Ilmu Nahwu Sistem 24 Jam, Surabaya: Terbit Terang.
Mukhtar, 2007, Bimbingan Skripsi,Tesis, dan Artikel Ilmiah:
Panduan Berbasis Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan, Cipayung
Ciputat: Gaung Persada Press
Muhammad Ali, 2007, Guru
dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Pranowo, 1996, Analisis Pengajaran Bahasa,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
S. Nasution, 1995, Berbagai
Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: BUMI AKSARA.
Sardiman A.M., 2001, Interaksai
dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
________________, 2005, Manajemen
Penelitian, Edisi Revisi V, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sutrisno Hadi, 2001, Metodologi
Research. Yogyakarta : Andi Offset
Slameto, 2003, Belajar
dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Cet IV, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sutari Imam Barnadib, 1989,
Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis,
cet 13, Yogyakarta: ANDI OFFSET
Syaiful Bahri Djamarah,
2002, Psikologi Belajar, cet 1, Jakarta: PT RINEKA CIPTA
W.J.S Purwadarminto, 1993, Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
Alamat: Jl. A. Yani No. 40A Telp. 0281-635624 Fax.
636553 Purwokerto 53126
Hal :
Permohonan Munaqosyah Skripsi Purwokerto,
01 Oktober 2010
Kepada Yth :
Ketua STAIN
Purwokerto
Di.
Purwokerto
Assalamu’alaikum.
Wr. Wb.
Yang bertanda
tangan dibawah ini:
Nama : Ahmad Mukhlasin
NIM : 052632002
Semester/ Prodi : XI/ PBA
Angkatan Tahun : 2005
Judul Skripsi :
PROBLEMATIKA ALUMNI SMP DALAM MEMPELAJARI BAHASA ARAB
DI KELAS X MAN SUMPIUH KABUPATEN
BANYUMAS
Dengan ini
mengajukan permohonan untuk Munaqosyah Skripsi dan bersama ini saya lampirkan
syarat-syarat munaqosyah sebagai berikut:
1.
Foto copy Kartu Tanda Mahasiswa
semester Genap/ Gasal TA. 2010/2011
2.
Foto copy kuitansi SPP semester
Genap/ Gasal TA. 2010/2011
3.
Rekomendasi Munaqosyah Skripsi
4.
Surat keterangan telah wakaf buku
untuk perpustakaan
5.
Surat keterangan telah menyerahkan
Biodata dan pas photo hitam putih ukuran 3 x 4 cm sebanyak 8 (delapan) lembar
6.
Skripsi yang akan dimunaqosyahkan
sebanyak 5 (lima) eksemplar
7.
Foto copy Sertifikat KKN
8.
Foto copy ijazah SLTA/sederajat
(yang telah dilegalisir)
9.
Surat Keterangan Lulus Seminar
10. Kartu Bimbingan Skripsi
11. Transkip Nilai (data prestasi studi terakhir)
12. Surat Keterangan Lulus Ujian Komprenshif
13. Surat Keterangan Lulus
Ujian BTA dan PPI
14. Nomor urut 1-13 dimasukkan ke dalam stopmap warna hijau.
Demikian
surat permohonan ini saya buat untuk menjadikan periksaan dan mendapatkan
penyelesaian sebagaimana mestinya. Atas perhatian dan perkenan Bapak, saya
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum.
Wr. Wb.
Mengetahui,
Ketua
Jurusan Tarbiyah
Drs. Munjin,
M.Pd.I
NIP. 19610305
199203 1 003
|
Saya
tersebut di atas,
Ahmad Mukhlasin
NIM. 052632002
|
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur sedalam-dalamnya dan ucapan
trimakakasih yang sebesar-besarnya
Tulisan ini penulis persembahkan untuk:
-
Bapak dan ibu
-
Mbah Putri yang
menyayangiku
-
Adik dan saudara-saudaraku
-
Almamater tercinta STAIN
Purwoketo
-
Abuya Muhammad Thoha Alawy
beserta keluarga
-
Ustadz Maddin Eth-Tho
-
Teman-teman PBA ‘05
[1] Imam
Barnadib, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta : Adicipta Karya Nusa, 2002),
hal. 1
[2] Azhar Arsyad, Bahasa
Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hal. xiii
[3] Chotibul Umam, Aspek-aspek
Fundamental dalam Mempelajari bahasa Arab, (Bandung: PT Alma’arif), hal. 5.
[6] Chotibul Umam, Aspek-aspek Fundamental dalam
Mempelajari bahasa Arab, (Bandung: PT Alma’arif), hal. 15.
[8] Ahmad Fuad Effendy,
Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, cet 3, (Malang, Misykat), hal. 10.
[13] Daftar Nominasi Siswa Madrasah Aliyah
Negeri Sumpiuh Tahun Pelajaran 2009/2010
[14] Suharsimi Arikunto,
Manajemen Penelitian, Edisi Revisi 7, (Jakarta: PT Rineka
Cipta), hal 88.
[15] Suharsimi Arikunto, 1993: 102
[16] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta), hal. 126.
[17] Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian,
cet ke 12 (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000), hal. 72.
[18] Asmadi Alsa, Pendekatan
Kuantitatif & Kualitatif Serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi,
(Yogyakarta, 2004), hal. 16.
[19] Sutrisno Hadi, 1991: 136)
[20] Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Teori dan Praktek.
(Jakarta: Rineka Cipta), hal. 145
[21] Koentjaraningrat, Metode-metode
Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), hal. 129.
[22] Suharsimi Arikunto, 1993 : 131)
[23] Suharsimi Arikunto, Manajemen
Penelitian, Cet 7 (Jakarta : PT Rineka Cipta), hal 102-103.
[24] Mukhtar, Bimbingan
Skripsi,Tesis, dan Artikel Ilmiah: Panduan Berbasis Penelitian Kualitatif
Lapangan dan Perpustakaan, (Cipayung Ciputat : Gaung Persada Press, 2007),
hal. 113.
[25] (Sutrisno Hadi, 2004: 41).
[26]
Imam Barnadib, Pendidikan Perbandingan Cet I, (Yogyakarta: Andi
Offset), hal.127.
[27]
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada), hal. 4-5.
[28] Sardiman A.M., Interaksai dan Motivasi
Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), hal. 20-21.
[29] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi
Belajar, cet 1, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA), hal. 15-16.
[30] Muhammad Ali, Guru dalam Proses
Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo), hal. 4.
[31] Sardiman A.M, Interaksai dan Motivasi
Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), hal. 20-21.
[32] S. Nasution, Berbagai Pendekatan
dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: : BUMI AKSARA), hal. 3.
[33] Juwariyah Dahlan, Paradigma Baru
Pembelajaran Bahasa Arab (kajian praktis dan teoritis), (Yogyakarta:
Sumbangsih), hal. 8.
[34] Forum Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, Modul
Berbahasa Arab Kelas X Semester Genap, (Sragen: Akik Pustaka), hal. 2.
[35] Juwariyah Dahlan, Paradigma Baru
Pembelajaran Bahasa Arab (kajian teoritis dan praktis), (Yogyakarta:
Sumbangsih), hal. 11.
[36] Wawancara dengan Ahmad Ridlo (guru bahasa
Arab kelas X MAN Sumpiuh) pada tanggal 10 Mei 2010.
[39] Juwariyah Dahlan, Paradigma Baru
Pembelajaran Bahasa Arab (kajian teoritis dan praktis), (Yogyakarta:
Sumbangsih), hal. 12.
[40] Heri Guntur Tarigan, Membaca
Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa,
(Bandung, Angkasa). hal. 7
[41] Juwariyah Dahlan, Paradigma Baru
Pembelajaran Bahasa Arab (kajian teoritis dan praktis), (Yogyakarta: Sumbangsih), hal.
79.
[42] Heri Guntur Tarigan, Membaca
Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa), hal. 11.
[43] Heri Guntur Tarigan, Menulis
Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa), hal. 21.
[44] Wawancara dengan Ahmad Ridlo (guru
bahasa Arab kelas X MAN Sumpiuh) pada tanggal 10 Mei 2010.
[45] Juwariyah Dahlan, Paradigma Baru
Pembelajaran Bahasa Arab (teoritis dan kajian praktis), (Yogyakarta:
Sumbangsih), hal. 115.
[46] Muhammad Ali, Guru dalam Proses
Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo), hal. 5.
[48] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Cet IV, (Jakarta: PT Rineka Cipta), hal. 57.
[52] Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu
Pendidikan Sistematis, cet 13, (Yogyakarta:
ANDI OFFSET), hal. 133
[53] Imam Barnadib, Filsafat
Pendidikan, (Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa, 2002), hal.. 60.
[54] Abdul
Wahab Rosyidin & Umi Machmudah, Active learning dalam pembelajaran
bahasa Arab, cet 1 (Malang : UIN Malang Press), hal. 9.
[55] Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia: 2003), hal. 181.
[56] Abubakar Muhammad, Methode Khusus
Pengajaran Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hal. 7-8.
[57] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal.. 70
[58] Dokumentasi MAN Sumpiuh
[59] Wawancara dengan Drs.Muslimin Winoto,
M.PdI. selaku Kepala MAN Sumpiuh pada tanggal 1 Juni 2010.
[60] Wawancara dengan
Sariman, S.Pd.I. selaku Wakamad urusan sarana dan prasarana pada tanggal 1 Juni
2010.
[62] Wawancara dengan Muhamad Siswanto, S.Ag,
M.PdI pada tanggal 5 Juni 2010 .
[63] wawancara dengan Tri Astuti, S.Pd selaku
petugas perpustakaan pada tanggal 11 Juni 2010.
[64] Wawancara dengan Amin Yuhdi, S.Pd, M.Pd.I
selaku Wakamad Urusan Kurikulum, tanggal
11 Juni 2010.
[65] Wawancara dengan Ahmad Ridlo S.Sos.
M.Pd.I selaku Guru bahasa Arab Kelas X,
tanggal 18 Mei 2010.
[66] Anas Sudijono, Pengantar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hal. 1.
[67] Wawancara dengan Ahmad Ridlo S.Sos.
M.Pd.I selaku Guru bahasa Arab Kelas X,
tanggal 22 Mei 2010.
No comments:
Post a Comment